Bab 6 | Rumah Sakit

2.9K 252 10
                                    

Baca lagi dari awal gais karena ada beberapa yang aku tambahin dan yang aku ilangin. Alasan kenapa aku mengobrak-abrik ceritanya karena gak mau ceritanya bertele-tele seperti kemarin. Semoga kalian mengerti ya dan mau membaca ulang.

Instagram : wpdisni.pupu


~Garis Semesta~
Lee Heseeung

Adrian terbangun mendengar ringisan yang keluar dari mulut Mahesa. Dengan gerakan cepat Adrian mendekat dan memastikan apa yang di rasa oleh adiknya. Adrian mengecek suhu tubuh Mahesa yang kembali tinggi padahal sebelum ia tidur suhu tubuh sudah turun.

"Sa.." Adrian menepuk kedua pipi Mahesa untuk memastikan kesadaran Mahesa.

"B-bang.. sa-kit.." lirih Mahesa di barengi dengan ringisan pelan.

"Apanya yang sakit?" tanya Adrian dengan suara lembut walau sebenarnya Adrian sangat lah khawatir jika Mahesa sudah jatuh sakit.

"Gak kuat, Bang."

"Demamnya tinggi lagi, Sa. Kecuali kepala lo yang pusing apa lagi yang sakit?" tanya Adrian berusaha tenang agar ia bisa memberikan apa yang benar untuk Mahesa.

"Punggung gua sakit, terus linu-linu dada berat juga. Tolong, Bang.." lirih Mahesa membuat detak jantung Adrian berdetak sangat kencang. Adrian melirik jam dinding yang ada di kamar masih menunjukan pukul setengah tiga dini hari.

"Sa kita kerumah sakit, oke."

Sudah tidak ada pilihan lain terkecuali membawa Mahesa kerumah sakit, Adrian tidak terlalu paham tindakan untuk membuat tubuh Mahesa kembali membaik jadi salah satu yang bisa Adrian lakukan adalah membawa Mahesa ke Dokter.

Adrian membantu Mahesa duduk setelah ia mengambil kaos baru dan satu jaket hitam milik Mahesa. "Ganti duli bajunya, Sa. Keatasin tangannya," tutur Adrian yang akan menggantikan baju Mahesa karena tidak mungkin Mahesa mengganti bajunya sendiri.

"B-angg mau kerumah sakit, ini gak kuat asli," lirih Mahesa dengan wajah pasranya.

"Iya kita kerumah sakit." Jika sudah menawar seperti ini maka Mahesa sudah tidak bisa menahan sakitnya.

Adrian tertenggun melihat beberapa lebam yang terdapat di beberapa titik tubuh Mahesa seperti dibagian perut, dada dan legan dan itu terbilang banyak.

"Sa ini kenapa badan lo lebam-lebam gini lo jatoh?" Mahesa menggelengkan kepalanya pelan.

"Lebamnya nambah ya, Bang? Kemarin-kemarin cuma di perut," lirih Mahesa.

"Kenapa gak bilang dari kemarin?"

"Dokter tadi lihat kok," balas Mahesa.

"Ayo kita kerumah sakit!" Adrian memasangkan jaket pada tubuh Mahesa, setelah itu Adrian mengambil jaket untuk dirinya sendiri. Tidak lupa mengambil hp, dompet dan kunci mobil ia akan menghubungi Dokter Sopyan setelah sampai dirumah sakit.

"Naik kepunggung gua." Walaupun nampak ragu tetapi Mahesa menurut.

"Makasih, Bang." Mahesa memejamkan matanya saat Adrian sudah mengendongnya, setelah sampai mobil Mahesa sudah tidak ingat apa-apa lagi.

Garis Semesta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang