~Garis Semesta~
Mahesa merubah sedikit posisinya tepat lebih menyerong agar lebih mudah melihat Shabira yang belum juga menatapnya dengan baik. Lagi dan lagi Mahesa hanya bisa tersenyum tipis, Shabira masih saja diam tanpa membalas perkataannya tadi.
"Hei.. sini noleh dong," pinta Mahesa.
"Bubie aku minta maaf," sambung Mahesa karena tidak juga mendapat balasan dari Shabira.
"Gimana keadaan kamu?" tanya Shabira menoleh dan tersenyum tipis kepada Mahesa. Dalam hati Mahesa mengucap syukur karena Shabira mau menoleh lagi ke arah nya setelah beberapa hari ini menghindari tatapannya.
"Aku baik-baik aja," balas Mahesa.
"Jangan buat aku khawatir di situasi kayak gini, aku ngerasa bersalah aku ngerasa buruk banget buat kamu," tukas Shabira setelah berdamai dengan dirinya sendiri, menurutnya diam terlalu lama juga tidak baik melainkan hanya memperburuk keadaan bahkan hubungannya.
"No, kamu gak buruk, Bubie. Kamu indah," balas Mahesa dengan cepat.
Mahesa mengenggam jari jemari tangan Shabira yang terasa dingin di genggamannya. Lagi Mahesa tersenyum melihat karya Tuhan yang menurutnya sangatlah sempurna di matanya, nikmat mana lagi yang Mahesa sia-siakan?
"Jangan terus nunduk, kalau mahkotanya jatuh aku susah ngambilnya," kekeh Mahesa.
"Aku gak punya mahkota," balas Shabira asal.
Mendengar celetukan Shabira, Mahesa terkekeh singkat. "Maaf ya," ucap Mahesa kini menatap Shabira lebih tulus dari sebelumnya, Shabira bisa melihat ketulusan yang terpancar dari kedua mata Mahesa.
Shabira menggelengkan kepalanya. Semua masalah berawal dari dirinya, kenapa harus Mahesa yang meminta maaf? "Aku yang salah, kamu gak salah."
"Kalau pun kamu salah tetap aku yang meminta maaf duluan, karena aku laki-laki. So, mau maafin aku? Dari segala rasa salah atau rasa tidak salah aku sama kamu.." jelas Mahesa.
"Tapi aku yang salah aku aja yang minta maaf sama kam-
"Pantang buat aku perempuan minta maaf duluan," sambar Mahesa.
"Tapi aku yang salah."
"Kita sama-sama salah, oke?" Shabira terdiam.
"Oke gak?" Shabira mencibirkan mulutnya, tetap pada pengakuannya bahwa dia yang salah bahkan setelah saling-saling diam beberapa hari lalu shabira tidak berharap Mahesa meminta maaf duluan.
"Aku ya--
"Bu udah ah kita sama-sama salah. Udah jangan terus bilang kamu yang salah karena sebenarnya aku juga salah kan?" tanya Mahesa.
"Tapi kan---
"Kita mau berantem lagi gara-gara ini?" Shabira menggelengkan kepalanya.
"Jadi udah ya." Shabira menganggukan kepalanya pelan, rasa canggung yang sedari tadi dirasakan kini mulai hilang.
"Gimana harinya tanpa aku?" tanya Mahesa merengkuh Shabira.
Mahesa memang meminta Shabira untuk duduk disampingnya, celengan rindunya sudah penuh karena tidak saling dipecahkan yang untungnya Shabira menurut, wajar karena mereka sama-sama saling merindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Semesta | END
Fiksi Remaja"Bang, Malika ngajak gua pergi sama dia. Tapi kalau gua ikut sama dia, lo gimana?" tanya Mahesa. "Jangan pergi, Sa. Disini aja, sama Abang. Start 24 November 2022