Bab 16 | Mencoba Saling memahami

1.8K 200 25
                                    

Instagram : wp.hopepen

~Garis Semesta~
Lee Heeseung

Bang Adrian
|Pulang sekolah langsung kerumah, jadwal kemoterafi lo udah keluar dan itu minggu depan.|

"Kamu gak papa?" tanya Shabira melihat raut tidak menggenakan dari wajah Mahesa.

Mahesa memaksakan senyumnya dan mengandeng Shabira untuk menuju parkiran. "Kamu berantem sama Azka, ya?"

"Gak berantem, Bu. Azka hanya gak terima aku out dari basket."

"Tapi kenapa kamu keluar dari bakset? Itu kan hobbi kamu," ucap Shabira bingung.

"Aku udah gak minat basket, Bu. Hemm mau coba nyari hobi lain aja."

"Kamu aneh padahal kamu semangat banget kalau tentang bakset kok sekarang tiba-tiba keluar, kamu ada masalah sama team? Salah satu dari mereka atau gimana?" cerocos Shabira menanyakan beberapa pertanyaan yang sebenarnya malas Mahesa jawab.

"Itu cuma hobi, Bu."

"Melepas hobi bukan perihal yang mudah loh. Tapi kamu gak di apa-apain sama Azka kan? Azka kalau marah kan serem, Bu.."

"Terus apa urusan nya sama kamu? Terserah aku maunya gimana, Ra. Jangan banyak nanya," tukas Mahesa.

Bibir Shabira terkatup rapat mendengar balasan Mahesa yang terdengar tidak mengenakan di dengar oleh telinganya.

"Kenapa diem?" tanya Mahesa.

"Kamu kenapa?" Mahesa berdecak kesal.

"Kamu pulang naik ojol aja, aku mau sendiri," ucap Mahesa hampir melenggang pergi namun langkahnya tertahan merasa lengannya di tahan oleh Shabira.

"Aku min awh--

Mahesa menghempaskan tangan Shabira kasar. "Aku mau sendiri, gak denger?" Nyaris menatap Shabira dengan tajam.

"Mahesa!" tegur Azka mendekat.

Azka melihat Mahesa bersikap kasar kepada Shabira. "Lo kasar anjing lo lupa di siapa?" tanya Azka dengan wajah merah padam.

"Ka udah gak papa," ucap Shabira takut-takut keduanya berantem karena ego masing-masing.

Mahesa melirik ke arah Shabira. "Bawa dia pulang," kata Mahesa kepada Azka dan meninggalkan keduanya.

"WEH ANJING HARUSNYA GUA YANG MARAH SAMA LO YA! MENTANG-MENTANG LO NGANGGAP GUA TAKUT SAMA LO JADI SEENAKNYA GUA GAK TAKUT YA ANJING!" teriak Azka tetapi tidak didengarkan oleh Mahesa.

Azka dan Shabira tidak habis pikir dengan sikap Mahesa yang semakin siang semakin sore semakin badmood.

"Ra lo gak papa? Kenapa Mahesa kasarin lo? Lo gak di apa-apain, ada luka?" Shabira menggelengkan kepalanya walau nyatanya ia sedang mengusap lengannya yang sedikit lebam terkena jam tangan yang di gunakan Mahesa.

"Serius, Sa? Mahesa pertama kali kayak gitu?" Shabira menganggukan kepalanya. Pertama kali yang membuat Shabira kaget Mahesa bisa bersikap seperti itu, yang Shabira tahu Mahesa itu tipikal laki-laki yang lemah lembut.

Garis Semesta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang