~Garis Semesta~
"Sa pertandingan tinggal beberapa hari lagi, siap?" tanya Azka saat mereka mengadakan rapat di ruangan olahraga. Setelah Pak Lian menyelesaikan ucapannya dan memutuskan untuk keluar dari ruangan meninggalkan anak-anak didiknya untuk berdiskusi tentang pertandingannya nanti.
Yang menjadi sorotan anak-anak basket adalah Mahesa. Seperti setelah kabar yang beredar Mahesa baru saja keluar dari rumah sakit yang menurut mereka pasti membutuhkan pemulihan untuk memperbaiki kesehatan tubuhnya.
"Kuat lah kayak gak tau gua aja," balas Mahesa dengan percaya diri tanpa sadar bahwa tubuhnya tidak bisa di ajak capek. Karena teman-temannya tidak mengetahui hal ini membuat Mahesa bersikap keras kepada dirinya sendiri.
"Masalahnya lo baru keluar dari RS, Sa."
"Kalem aja gua kagak kenapa-napa," acuh Mahesa walau sebenarnya ada kekhawatiran tersendiri yang singgah dalam hatinya. Pertandingan basket nanti adalah pertandingan terakhir mereka di SMA karena setelah itu mereka akan melepas basket demi mempersiapkan masa depan mereka.
"Yakin?" Mahesa menganggukan kepalanya.
"Gua pengen ngobrol berdua sama lo, Sa," pinta Azka yang tanpa keberatan di angguki oleh Mahesa. Azka dan Mahesa bangkit dan izin untuk keluar ruangan karena mereka akan mengobrol secara empat mata.
Azka mengajak mereka ke salah satu koridor yang sepi, wajar karena ini sudah masuk jam pelajaran terakhir. "Duduk, Sa." Mahesa duduk di samping Azka dengan perasaan heran sebenarnya.
"Apaan nih gua degdegan," kekeh Mahesa.
"Gaya lo degdegan kayak ngobrol sama DPR aja," celetuk Azka yang akhirnya mereka tertawa singkat karena celetukan Azka.
"Serius nih Sa gua pengen ngobrol sama lo."
"Iye apaan."
"Mundur kebelakang setelah lo memutuskan untuk kembali ke basket dengan ngasih satu syarat ke gua sebenarnya ada hal yang buat ganjal sampe saat ini," jelas Azka berubah menjadi Azka yang serius, mengobrol dengan Mahesa gaya kepemimpinanya di basket.
"Apa?"
"Kenapa Bang Adrian jangan tau kalau lo ikut basket?" Satu pertanyaan keluar dari mulut Azka, Mahesa terdiam.
"Rada bingung, Sa. Setau gua atau emang gua yang so tau tapi Bang Adrian kan dukung lo di basket kenapa tiba-tiba lo keluar dan ketika gua maksa lo balik ke basket lo ngajuin syarat kalau Bang Adrian jangan sampe tau lo basketan." Pernyataan panjang Azka membuat Mahesa kebingungan harus mengutarakan alasan apa kepada Azka, rupanya Azka menotice keanehan yang memang sebenarnya mustahil terjadi jika ia berada dikeadaan yang sehat.
"Bang Adrian lagi ngebatasin aja, Ka. Gua udah kelas tiga yang pasti menurut dia gua kudu fokus buat belajar apalagi Bang Adrian pengen gua masuk ke univeristas negeri," alibi Mahesa. Maafkan Mahesa sudah berani berbohong kepada Azka sahabatnya yang entah sudah kesekian kali ia berbohong.
"Lo tau gak kalau lo gak jago bohong?"
"Paan sih Ka serius banget lo," kekeh Mahesa.
"Gua emang lagi serius, Sa. Ada yang lo sembuyiin dari gua?" tanya Azka menambah keseriusannya.
"Gak ada, Ka. Apa sih yang lo curigain dari gua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Semesta | END
Novela Juvenil"Bang, Malika ngajak gua pergi sama dia. Tapi kalau gua ikut sama dia, lo gimana?" tanya Mahesa. "Jangan pergi, Sa. Disini aja, sama Abang. Start 24 November 2022