Bab 12 | Sebuah tanda tanya

2K 190 19
                                    

Baca lagi dari awal gais karena ada beberapa yang aku tambahin dan yang aku ilangin. Alasan kenapa aku mengobrak-abrik ceritanya karena gak mau ceritanya bertele-tele seperti kemarin. Semoga kalian mengerti ya dan mau membaca ulang.

Instagram : wpdisni.pupu

~Garis Semesta~
Lee Heeseung

Tidak juga sehat tidak juga fit standar tubuh yang kini Mahesa rasakan, pening dan lemas masih saja Mahesa rasakan tiga minggu terakhir ini. Pertandingan persahabatan juga sudah didepan mata membuat fokusnya kini hanyalah pada basket dan tim nya.

Mahesa tidak menuruti apa yang di katakan Dokter Wiliam yang meminta Mahesa untuk kerumah sakit, mengacuhkan segala hal yang membuatnya berpikiran yang tidak-tidak. Sejauh ini Mahesa menganggap bahwa tubuhnya sehat, walau pun kenyataan itu belum dibenarkan oleh satu map yang sampai saat ini belum Mahesa buka.

"Minum dulu," tukas Shabira memberikan Mahesa sebotol air mineral dan duduk di samping Mahesa.

"Makasih cantik." Shabira mengangguk pelan dan melirik wajah penuh keringat kekasihnya.

Hubungan mereka baik-baik saja walau sempat beberapa kali menggemparkan warga sekolah karena hubungan mereka yang semula tertutup tiba-tiba saja terbuka di tempat umum tidak lelah memamerkan kemesraan bahkan sempat di tegur salah satu Guru yaitu Pak Lian dan Guru Bahasa Inggris mereka. Tentu saja karena ulah Mahesa yang sedang bucin-bucinnya.

"Ini latihan terakhir?" tanya Shabira.

"Kayaknya sih. Kenapa?"

"Soal nya aku liat-liat kalian gak berhenti latihan padahal cuma pertandingan persahabatan, kalian emang seserius itu sama basket," tukas Shabira.

Shabira dan Reva menjadi saksi tim itu bekerja keras dalam basket. Reva yang tidak absen untuk menonton dan menemani Reihan latihan dan Shabira yang selalu mendengar setiap keluh Mahesa setelah atau sebelum latihan, terkadang ikut menemani Mahesa latihan.

"Pertandingan tetap pertandingan, Bubie."

"Ya i know." Mahesa merangkul Shabira dan membawa Shabira pada pelukannya, satu kali lagi mereka tidak perduli ini di tempat umum ataupun dimanapun.

"Setelah latihan mau jalan sama aku?" Shabira menganggukan kepalanya.

"Tapi lebih baik kamu istirahat dulu sebelum main sama aku," kekeh Shabira.

"Main sama kamu tuh capek tapi menyenangkan, paham?"

"Tentu," ucap Shabira.

"Bau gak?" tanya Mahesa sadar akan tubuh nya yang sedang dibanjiri keringat setelah latihan basket hari ini.

"No."

Hari ini hari rabu tetapi hari merah membuat Pak Lian mengajak tim basketnya untuk latihan pagi dan selesai siang.

Mahesa memang mengajak Shabira untuk menemaninya latihan, tidak hanya ada Shabira melainkan ada Reva dan Naina.

"Kamu tau gak beberapa hari ini Kei kayak jauhin Azka?"

"Aku ngerasa nya gitu sih terus si Azka juga kayak orang prustasi gitu liat aja permainan basketnya berantakan dan sempat di tegur Pak Lian," tukas Mahesa.

Garis Semesta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang