Bab 38 | Masalah apa lagi ini?

1.3K 164 36
                                    

***

Shabira terkejud mendengar apa yang dijelaskan Naina kepadanya, cerita yang sangat panjang memang bahkan tidak mudah untuk masuk ke dalam otak Shabira karena terlalu terkejut.

"Iya sama lo, kan?" Shabira menganggukan kepalanya.

"Waktu itu gua sama Reva emang ke kaffe yang lagi viral banget dan beneran ketemu Kak Aznel mantan Reva tapi gua gak tau kalau hubungan mereka berlanjut," tukas Shabira dengan wajah bengongnya.

Beberapa minggu lalu Shabira sempat menemani Reva ke kaffe yang kebetulan saat itu Kaffe yang sedang ramai di kalangan remaja seperti mereka. Dan ya, Naina bercerita bahwa Reihan mengetahui Reva berdekatan dengan Aznel yang di sebut-sebut sebagai mantannya Reva sejak SMP dulu sedangkan Aznel dulu baru saja SMA.

"Lo tau kan Reihan sama Reva udah mau tunangan? Dan Reihan lagi sibuk-sibuknya di kantor karena emang udah keharusan Reihan belajar buat masa depannya dia sama Reva. Tapi  ternyata Reva sendiri suka ngerasa sendirian setelah.. hm lo pasti kaget si kalau gua bilang hal ini," jelas Naina tidak lupa menyeruput minuman segar yang ia pesan di Ibu kantin.

"Apa, Nai? Pokoknya ceritain aja sama gua. Kok bisa ya gua gak tahu apa-apa soal ini," keluh Shabira.

"Wajar, Ra. Lo aja baru aja baikan sama Hesa dan gua sama Reva gak berani ngasih tau hal ini sama lo, kita takut lo kepikiran," tukas Naina.

Shabira menghela nafas pelan. "Reva selingkuh, Nai?"

"No. Reva gak selingkuh, Ra," potong Naina dengan cepat.

"Terus?" Naina menghela nafas pelan untuk mulai menceritakan hal lainnya lagi.

"Setelah mereka memutuskan untuk tunangan beberapa bulan lagi, Reihan ngambil keperawanan Reva," tukas Naina.

"What?" Shabira menutup mulutnya. Karena teriakan Shabira yang melengking membuat beberapa orang dekat mereka melirik.

"Ra.. help pelanin suara lo," pinta Naina.

Karena situasi yang tidak memungkinkan Naina bangkit dan menarik tanyan Shabira pelan untuk mencari tempat yang cocok buat mereka mengobrol dan ya Naina mengajak Shabira ke gor lapangan sekolah yang ada di samping lapangan utama dan duduk di salah satu tribun disana.

"Kok kesini, Nai?"

"Disini lebih aman, Ra. Gak banyak orang. Duduk, Ra, tukas Naina duduk, Shabira mengikuti perintah Naina.

"Nai masa, sih? Kita kan tau Reihan orangnya gimana," ucap Shabira seakan tidak percaya dengan apa yang tadi Naina bilang.

"Ya iya gua tau Reihan orangnya kayak gimana, cuma yang namanya nafsu susah di kendalikan, Ra."

"Terus gimana?" tanya Shabira lagi.

"Lo ngeh gak waktu Reva ngajak lo ke kaffe Reva lagi banyak pikiran?" Shabira menggelengkan kepalanya.

"Gua gak engeh, Nai. Kita main ya biasa aja dan gua liat raut wajah Reva asik-asik aja kok."

"Itu dia. Awal nya Reva ngajak lo ke kaffe karena dia lagi banyak pikiran yang ternyata lo gak notice soal itu," sambung Naina.

"Kenapa, Nai?" tanya Shabira seakan tidak paham apapun.

"Reva hamil, Ra." Shabira terdiam beberapa menit untuk menyaring kata yang masuk ke dalam telinganya. Naina memegangi tangan Shabira.

"Gua tau hal ini setelah kalian pulang dari kaffe, lo pulang ke rumah dan gua ke rumah Reva. Saat itu Reva senang karena Reihan pasti tanggung jawab dan Reihan juga bilang iya, tapi nyatanya tetap aja ada rasa takut yang Reva rasain dan ternyata di kafe itu kalian ketemu dengan Kak Aznel, Kak Aznel masih sayang sama Reva. Dia deketin Reva lagi di saat Reihan lengah, dan Reva sendiri welcome sama Kak Aznel," jelas Naina menceritakan hal ini.

Garis Semesta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang