21

26 20 0
                                    

|Kamu udah tahu kan adik kamu?
|Pulang sekolah bawa dia ke rumah.

Viky berdecak. Mematikan langsung ponselnya. Namun tak lama itu di antaranya banyak murid yang berhamburan pulang, kedua cewek bergandeng tangan menarik simpati Viky. Ia segera bangkit dari jok motor kedudukannya. Melenggang pergi begitu saja membuat sebagian temannya heran.

Viky yang menarik lengan seorang cewek, Gina. Si cewek dengan tongkat kruknya.

"Naksir kali."

"Naksir gimana? Kayak maksa dan kasar gitu."

"Tolongin apa biarin aja lo pada?" Gading menoleh ke kawan-kawannya. Cuma diam tak bergerak.

"Liatin aja."

"Selagi bukan di kelas. Urusan orang lain jangan di ikut campuri. Makin runyam entar." sahut Raka terlihat menjengkelkan di mata Gading.

"Lo apa-apaan sih?! Lepasin!" Bukan Gina melainkan Desi yang membentak dan mencoba menghalang-halangi Viky membawa Gina ke mobil cowok itu.

Viky tak merespon Desi. Namun ia menatap tajam Gina. "Jangan bikin heboh. Bilang sama teman lo. Kalau lo pulang sama gue."

Gina menyerngit bingung. Waktu itu cowok ini juga sempat seakan ingin melakukan ralat bicara mungkin, sesuatu padanya?

Kenapa?! Apa maksud cowok ini.

"Aw!"

"Eh kenapa lo malah kasar gini sih sama Gina." tangkas Desi meradang. Menyentak kuat tangan Viky dari Gina lalu menampar pipi si Viky.

Plak.

Lengah. Desi cepat-cepat menyuruh Gina masuk ke mobil. "Dia pulang sama gue."

"Lo-!"

"Apa?"

"Lo aneh banget jadi cowok!"

"Lo nampar gue?" tanya Viky yang sontak langsung emosi. "Gak tahu siapa gue?"

"Tau. Tapi lo benar-benar aneh. Kalau ada apa-apa tuh ngomong baik-baik jangan asal tarik-tarik aja lo." Desi menatap tajam. Lalu masuk dan menutup mobil. "Jalan pak."

"Anj*ng." Viky mengumpat. Selain di bentak semua mata jadi menatap kearahnya.

*

"Ayo."

"Siapa yang lo ajak ayo?" tanya Bani. Saat Nasya si bendahara kelas menatap berdiri di depan para cowok.

Tak ada jawaban. Mereka menatap kearah Fian yang mengulur motornya. Memasang helm.

"Uu sama Fian. Pulang bareng apa gimana tuh?" goda Raka baru menyadari maksud Nasya.

"Kepo aja deh." Nasya membalas sebelum naik ke jok belakang Fian. Motor itu melesat pergi. Bersamaan Viky juga melesatkan mobilnya beranjak pergi.

"Eh gue baru Ngeh. Bukannya Fian sama lo berangkat bareng Rak?"

"Iya. Katanya ada yang di bicarakan. Yaudah satu motor aja mereka pake motor Nasya." sahut Raka pada Andre.

**

Tiga motor, dua cowok dan dua cewek berdiri menghadapnya. Sesie terhenyak. Lagi-lagi cowok bajingan ini. Menghalangi jalannya.

"Lo gak bisa pergi."

"Ternyata lo jago juga. Gimana kalau lawan teman gue ?"

Belum pulih luka. Sesie harus menambah luka. Bahkan bajingan gila ini membawa teman yang terbilang bukan dari sekolahnya.

"Gue tahu lo tadi bertengkar di sekolah." ucap Irsa lagi yang terdengar memuakkan di telinga Sesie.

"Tapi herannya kenapa gak lawan setiap gue yang nyiksa?"

living with mentalillnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang