"Serius lo?"
"Iya lomba antar SMA setelah tiga bulan akan datang."
"Masih seliweran doang sih. Tapi kayaknya gue gak salah denger."
"Ih apa mungkin juga perencanaannya pas kemaren rapat, seluruh kelas loh gak belajar."
"Nah bisa jadi."
"Katanya cuma kelas sepuluh sama sebelas yang wajib'in harus ikut, kelas dua belas engga. Ah gue males banget sebenarnya,"
"Tapi bakalan rame karena di sekolah kita, lombanya. Ah gak sabar gue, temen gue dari SMA lain ke sini.."
"Kayaknya bisa gak sih gue ngejer waktu ?" gumam Sesie bangkit dari brankas lalu melenggang keluar dari UKS. Melewati ketiga cewek itu dari brangkas di sebelahnya.
Di lorong langkahnya menuju kelas, Sesie tersenyum tipis melihat Jessi dan kedua temannya melangkah berlawanan.
"Jessi."
"Kenapa Sie ?"
"Lo mau kemana ?" tanya Sesie to the point. Menghentikan langkah cewek itu, fokus Sesie terarah pada paperbag di genggaman Jessi.
"Ruang eskul."
Pas! "Gue mau ikut cheerleaders." ucap Sesie langsung. Jessi meresapi sampai mengerjabkan matanya.
"Serius ?"
"Ayo lah ikut."
Sesie langsung di seret Jessi dengan semangat. Karena waktu itu ia pernah menawarkan Sesie untuk bergabung. Entah angin apa yang membuatnya mau.
"Btw apa yang buat lo mau ikut ?"
"Mau aja."
"Gue denger dari Jessi lo pernah ikut nari kan? Kayaknya badan lo lentur, bisa cepat menyesuaikan diri." kata salah satu cewek yang bersama Jessi.
**
"Lo pada ikut lomba ?"
"Gak sih."
"Lo Yan?"
"Engga."
"Sesie ikut, lo tahu ?"
"Ikut apa?"
"Nih lihat insta story Jessi." Gading menyodorkan handphonenya kehadapan teman-temannya. Yang langsung merapat.
Di foto pertama, mirror selfi di ruang ganti cheerleaders. Antara Jessi, Sesie juga Nasya. Tergeser laman selanjutnya dengan sendiri insta story kedua, mereka bertiga berfoto di tepian indoor basket. Terlihat pemain basket yang tengah berlangsung. Postingan itu baru saja beberapa saat di unggah terlihat dari waktu di bawah nama instagram Jessi.
"Argi ikut lomba. Secara gak langsung mereka bertiga menyemangati tim Argi." gumam Liam menangkap sosok Argi dari belakang foto ketiga cewek itu.
"Tiga bulan akan datang kita udah selesai ujian bro. Emang bisa mereka nyesuai'in pikiran? Ujian dan lomba."
"Bisa lah. Tergantung diri mereka aja lagi. Sanggup engga."
Geseran kursi terdengar, Fian bangkit melenggang pergi. Di ikuti Liam juga yang lain. Yang ingin keluar kelas.
*
"Hemm.. emang cocok. Muka-muka wajah anak cheerleaders banget btw deh." tutur salah satu cowok berwatak kemayu, itu tim cheerleaders mereka. -Arwi. "Cantik." sambung Arwi lagi.
Mampu membuat Sesie salah tingkah sendiri. Terlihat dari bibirnya membentuk senyum setipis tisu. Baju cheerleaders di badannya itu berwarna hitam dominasi golden, dan pita warna hitam yang mengikat rambutnya, serasi dengan semua tim dari -cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
living with mentalillness
Teen Fiction"Aku menyakiti perasaannya.Tapi aku juga terluka." _______ 2021-2023finish versi modif- cerita membahas ke-stress'an hidup dn percobaan bunuh diri -byk kata kasar bertebar. harap bijak memilih bacaan-