27

25 14 0
                                    

Argi sudah siap dengan t-shirt belang hitam putih yang di balut kemeja levis blackwash celana hitamnya. Namun langkahnya ingin keluar dari pintu utama tertahan oleh suara ibunya.

"Mau kemana ?"

Argi menoleh. Begitu ingin menjawab ibunya melontarkan kata lagi sebelum menelepon seseorang.

"Mau jalan sama Keysha ?"

"Ini Keysha-nya mau siap-siap. Jangan malem-malem."

Argi berdecak kecil yang lirih hanya menghela nafas berat. Lalu melenggang pergi. Selain tak bisa membantah ia juga tak punya pilihan.

|Sie sorry ya gue gak bisa datang.
|Tiba-tiba ga enak badan.

Ketikan Argi sebelum melesatkan motornya. Sesie yang membaca menatap lama layar ponselnya, ia berbalik masuk ke rumah namun telepon seseorang tanpa nama membuatnya mengangkat saja.

"Sie, lo tunggu di depan gang lo ya. Nanti di jemput sama Jelie."

Tut.tut..

Sesie menatap lagi layar ponsel yang sebelumnya ia tempelkan ke telinga.

"Apaan dia!?" gerutunya dengan jemari berselancar di layar ponsel mengetuk ikon profil tanpa foto dan terlihat nama di sana. 'Liam-

Sudah Sesie duga pasti cowok itu. Tapi apa maksudnya dan bagaimana pula Jelie tahu rumahnya. Juga seakan Liam tahu kalau Argi membatalkan rencana mereka. Di bawa bingung Sesie kembali menghubungi Liam.

Beberapa saat tak ada respon. Sesie terus menghubungi yang sembari di tatapnya layar ponsel di sela itu pesan seseorang yang Liam bicarakan membuat Sesie menutup pagar rumahnya lalu melenggang pergi.

Tut.klick.

Bunyi dari teleponnya yang baru tersambung. Sesie langsung berucap mengomel. "Lo kalau ngebuat rencana yang bener dong."

"Kalo gini gue malas jadinya buat setujuin ajakan Argi."

"Mana dia batalin gitu aj—"

"Sorry gue gak tahu akan jadi miring gini."

"Gue hubungin ibu dia dan mereka ke restoran xxx. Jelie sama supirnya ke tempat lo. Jangan sampai gak jadi."

Tut.tut..

"Eh tunggu.."

Sesie mengerutkan keningnya mendesis cowok itu seperti tak suka berbicara padanya kalau bukan penting dan eksploitasi dirinya sendiri. Menatap layar ponsel sesekali pada langkahnya keluar gang rumahnya Sesie bergumam pendek. "Restoran?"

Sampai hampir di ujung gang ke depan jalan besar iris matanya menangkap mobil hitam di samping depan gang. Tak memperdulikan Sesie sedikit mempercepat langkah, menghampiri mobil itu yang benar milik Jelie.

**

"Bibi bikin banyak jadi sekalian buat Aksa." kata Vinka setelah di buka pintu rumah. Menyodorkan rantang persegi bulat 2 tingkat itu. Wanita paruh baya yang terlihat awet muda, tersenyum mempersilakan Vinka masuk.

Di sisi mengikuti ibu dari Aksa ke dapur. Tatapan Vinka terfokus pada seorang cewek yang duduk di ruang tamu tengah, dia membelakangi arah jalannya tadi Vinka dan ibu Aksa.

"Kasan pulang kuliah, Bun ?" tanya Vinka penasaran.

"Engga. Masih di kosnya dia."

"Loh tadi cewek yang Vinka lihat siapa ?"

"Oh teman kerja kelompoknya. Kamu sendiri gak kerja kelompok?"

Vinka mengerngit seperti bertanya balik. "Masa iya bun?"

living with mentalillnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang