(Warning! Dalam bab ini terdapat beberapa kalimat yang tidak layak untuk ditiru.)
***
Brakkk
"Aigoo, baru berapa hari kalian berdua meninggalkan rumah ini, tetapi mommy sudah sangat merindukan kalian berdua ini. Kemarilah, sayang sayangku."
Jiah baru saja menyambut kedatangan putra dan menantunya yang baru saja keluar dari dalam mobil.
"Apa kabar, mommy?" Sapa Jennie sambil memeluk mommy mertuanya.
"Mommy baik baik saja, Jane. Mommy harap kau juga,,, Eoh! Kenapa kau terlihat semakin kurus?! Apa suamimu itu tidak baik terhadapmu?!" Jawab Jiah sambil membalas memeluk Jennie, kemudian ia memutar tubuh menantunya itu bersama pandangan penuh selidiknya.
Akibat merasa tersindir, Lim mengalihkan pandangannya ke arah lain saat itu juga.
Jennie hanya terkekeh menerima aksi dari mertuanya yang sangat perhatian itu.
"Mom, aku hanya sedikit melakukan diet, agar suamiku yang baik ini tidak sampai tergoda oleh wanita lain." Jennie melirik sekilas kepada Lim.
Yang dilirik terlihat tidak nyaman.
"Ah, begitu rupanya. Ternyata kau sangat ahli menyenangkan suamimu itu, hehe. Mommy yakin Lim tidak jauh berbeda dengan daddynya soal urusan itu. Aku mengenal baik dua pria Bruschweiler itu." Bisik Jiah pada Jennie tetapi masih bisa didengar oleh Lim.
"Kalau begitu mulai dari sekarang aku harus banyak belajar dari mommy, agar aku bisa menaklukkan salah satu hati pria Bruschweiler itu."
Jiah dan Jennie, dua wanita asli Korea Selatan itu, tertawa bersama, tetapi tidak dengan Lim.
"Ehem! Apa keberadaanku sudah tidak lagi dianggap di sini?!" Ucap Lim tiba tiba sambil melihat ke arah Jiah dan Jennie secara bergantian.
"Astaga, mommy hampir lupa kalau sedari tadi kau ada di sana rupanya. Kemarilah, sayang, peluklah mommymu ini." Jiah memeluk putranya dengan perasaan rindu.
"Kehadiran menantu kesayanganmu ini membuat kau lupa pada putramu sendiri, mom." Ucap Lim dengan nada suara memuji di tengah matanya yang besar menatap penuh arti kepada Jennie dari balik pelukan Jiah.
Akibat mendapatkan tatapan penuh arti dari suaminya itu, Jennie menjadi tersipu malu lewat senyumnya, sambil mengaitkan helaian rambutnya ke belakang telinganya.
Binar binar berkilauan perlahan muncul di bola mata besar berwarna hazel milik Lim, akibat telah terpesona melihat adegan memukau yang diperankan oleh Jennie barusan.
"Mommy, kau tidak perlu mengajari menantu kesayanganmu ini, karena ia sangat ahli menaklukkan hati siapa saja yang melihatnya." Lanjut Lim.
Jennie terkejut mendengar ucapan dari suaminya barusan, dia bahkan tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.
Apa suaminya itu baru saja memuji dirinya?
Untuk membuktikan hal itu, Jennie perlu melihatnya sendiri dari sorot mata besar milik suaminya itu.
Bertepatan setelah Jennie mendongak, tatapan mata kucingnya itu langsung bertemu dengan tatapan mata besar dari suaminya.
Deg
Jennie baru saja melihat binar binar berkilauan dari mata besar milik pria kecil Tarzan, kekasih kecilnya, di bola mata besar berwarna hazel milik Lim, suaminya.
Sorot mata besar yang mengartikan bahwa si pemilik mata besar itu telah menemukan mainan kesukaannya.
Tentu saja Jennie mengenal tatapan itu, itu adalah tatapan yang mampu mengingatkan dirinya kepada kejadian 20 tahun yang lalu di atas sofa mess.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
Romansa"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...