39.

1.8K 147 0
                                    

(Warning! Dalam bab ini terdapat beberapa kalimat kekerasan yang tidak layak untuk ditiru.) 

*** 

"Appa, maafkan aku, seharusnya aku tidak mengatakan semua itu kepadamu."

Saat ini Jongin tengah menunduk lesuh di hadapan Kim Soo Hyun yang tengah berbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

Kim Soo Hyun tersentuh mendengar ucapan sendu dari pria tampan di depannya itu.

"Jongin, kau tidak perlu hawatir seperti ini, kebenaran itu memang harus segera terungkap darimu ataupun dari orang lain." Kim Soo Hyun menepuk pundak Jongin untuk menenangkan hati pria itu yang menurutnya merasa bersalah itu.

"Yeobo, sudah waktunya kau makan lalu meminum obatmu."

"Eomma, biarkan aku yang melakukan itu kepada appa, sebaiknya eomma beristirahatlah."

Jung Nara dengan ragu memberikan mangkuk berisi bubur yang berada di tangannya itu kepada Jongin.

"Hmmm, baiklah, Jongin... Yeobo, kau habiskan buburmu, arraso? Aku akan keluar sebentar untuk menelpon Wendy dan menanyakan keadaan restaurant kita saat ini." Jung Nara menyerahkan mangkuk berisi bubur itu kepada Jongin kemudian ia berucap kepada Kim Soo Hyun.

Wendy adalah orang kepercayaan dari Kim Soo Hyun dan Jung Nara dalam hal mengurus restaurant milik mereka saat mereka sedang tidak berada di tempat seperti saat ini.

"Hmmm, pergilah, yeobo." Jawab Kim Soo Hyun.

Sebelum Jung Nara pergi dari ruangan instalasi rawat inap kelas VIP itu, ia menyempatkan diri melirik sekilas ke arah Jongin.

Entah kenapa ada sedikit perasaan tidak tenang bagi Jung Nara atas keberadaan pria itu kali ini.

Namun Jung Nara langsung menepisnya dengan cara menggeleng, kemudian ia pergi dari sana.

Brakkk

Dengan telaten penuh perasaan, Jongin menyuapi Kim Soo Hyun, sehingga Kim Soo Hyun berhasil memakan umpannya dengan baik.

"Jongin, terimakasih atas sikap baikmu selama ini kepada keluargaku." Ucap Kim Soo Hyun yang hatinya telah dicuri oleh Jongin itu.

"Aku melakukan semua kebaikan yang appa maksudkan itu atas dorongan dari dalam hatiku, appa."

"Jongin, tolong kau jujurlah kepadaku, sebenarnya apa yang membuat kau begitu baik terhadap keluargaku, hem?" Tanya Kim Soo Hyun. 

Sudah saatnya Jongin mengeluarkan opsi kedua dari rencana yang telah disusun rapi oleh appa Lee. 

Oleh sebab itu, Jongin memasang raut wajah sendu dan berkata. 

"Appa, jika bukan karena pemerkosaan malam itu, mungkin saat ini aku sudah menjadi menantu dari keluarga Kim. Itu sebabnya mengapa aku begitu sakit saat menyaksikan bagaimana tekanan batin yang dialami oleh Jennie dari Lim selama ini, sehingga Jennie tidak pernah hidup bahagia dengan pernikahannya yang dipaksakan itu."

"Hmmm." Kim Soo Hyun cukup paham bagaimana perasaan Jongin saat ini. 

"Jauh sebelum pria itu datang, aku dan Jennie sudah saling mencintai dan sama sama saling memberikan kebahagiaan satu sama lain. Sampai dimana kejadian itu memaksa aku harus melepaskan Jennie, yang kupikir Jennie akan lebih bahagia bersama pria itu. Tapi apa yang dia dapatkan saat ini semakin membuat aku terluka, appa." Jongin meneteskan airmatanya.

Kim Soo Hyun ikut serta merasakan kesedihan saat melihat ketulusan cinta yang dimiliki oleh Jongin untuk putrinya lewat airmata itu.

"Aku tahu sebelumnya kau sangatlah begitu tulus terhadap Jennie, tapi aku tidak tahu bahwa ketulusan darimu itu masih berlanjut hingga saat ini setelah kau mengetahui bahwa saat ini Jennie tengah mengandung, apa kau masih tetap mencintainya, Jongin?"

You're Still The One(JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang