(Warning! Dalam bab ini terdapat beberapa kalimat seksual yang diperuntukkan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas.)
***
Punggung bidang kekar nan berotot tampak tengah bersandar gagah di bagian dinding bathub yang telah diisi oleh gumpalan dari busa yang melimpah berwarna putih beraroma terapi.
Dua lengan kekarnya tampak bersandar sexy di bagiam masing masing tepi bathub, sambil menarik panjang aroma terapi dari body care bath foam melalui lubang hidungnya yang mancung.
Dadanya yang bidang nan berotot sexy itu tampak bergerak mengikuti tarikan napasnya yang panjang dan hembusan napasnya yang perlahan keluar melalui bibirnya yang tebal.
"Haaaa."
Hembusan napas panjang dari bibirnya barusan memberikan kesan rileks bagi seisi di dalam dada dan kepalanya yang sebelumnya sempat kacau balau akibat kejadian hari ini di rumah sakit.
"Honey."
Kelopak matanya yang terpejam rileks itu perlahan membuka, manakala satu kaki jenjang putih mulus terangkat ke arah atas untuk memasuki permukaan bathub, disusul kemudian kaki jenjang miliknya yang lain.
"Haa, Jane, berhati hatilah, sayangku." Lim membantu Jennie memasuki bathub, hingga istrinya itu akan segera mengambil duduk di atas pangkuannya.
Lim kembali memejamkan matanya saat punggung polos milik Jennie bergerak turun melintas dari hadapan hidungnya yang mancung.
"Hmmm." Jennie menggeram merdu saat bokongnya mendarat sempurna di atas pangkuan mesra milik suaminya, akibat ujung kepala dari batang penis gagah di bawah sana tanpa sengaja menabrak lipatan vaginanya.
Jennie menyandarkan punggungnya di bagian dada bidang ternyamannya itu, lalu disusul dengan lengan kekar bergerak lembut dari arah belakangnya hingga melingkar mesra di bagian perutnya, diikuti oleh bibir tebal bergerak lembut di bagian batang lehernya yang jenjang.
"Sayangku." Lim berbisik lembut tepat di bagian telinga milik istrinya tanpa menghentikan gerakan bibir tebalnya di sana.
"Ya, honey." Jawab Jennie dengan mata yang terpejam dan leher yang memiring indah.
"Apa yang ini masih perih?"
"Hmmm." Jennie menggeliat kecil di sela sela kedua paha miliknya yang sedang mengangkang untuk jari jari panjang milik suaminya di bawah sana.
"Aku akan mengobatinya dengan caraku sendiri, hem?" Lim memijit permukaan vagina kesayangannya itu dengan cara kelembutan menggunakan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain bekerja tidak kalah lembut meremas payudara milik istrinya itu satu demi satu.
"Ahhhh." Jennie mengeluarkan desahan kecil lewat bibirnya yang tergigit kecil, sebagai bentuk bahwa dirinya sangat menikmati setiap sentuhan lembut dari suaminya itu di waktu yang bersamaan.
"Kau menyukainya, hem?"
"Hmmm. Ya, seperti itu, honey. Ohhhh." Jennie sambil meremas masing masing tepi bathub.
"Sesuai dari keinginanmu, sayangku."
"Honey."
"Ya, sayangku."
"Hari ini aku sedikit kesulitan berjalan, tetapi aktivitasku memaksa aku harus berjalan dengan benar, dan itu membuat milikku sempat menjadi semakin perih. Ahhhh." Jennie mengadu dengan sangat manja.
"Rasa perih yang kau dapatkan saat ini, karena hal ini baru bagimu, sayangku. Nanti kau akan aku buat terbiasa dengan hal itu."
Suara manja yang diperdengarkan oleh Jennie barusan, memaksa Lim menjilati area leher milik istrinya yang menggoda itu, juga memilin puting payudaranya, serta menggesek bagian klitorisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
Romansa"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...