"Kang Seulgi, ada apa denganmu?!"
Kang Seulgi hanya terdiam tidak berniat sama sekali untuk menjawab pertanyaan dari Irene, kekasihnya yang sedari tadi hanya mengomelinya itu.
"Kesabaranku ini akan segera habis, jadi cepat katakan sebelum aku benar benar yakin untuk merobek mulutmu yang tidak berfungsi itu, Kang Seulgi!" Irene menatap tajam kepada kekasihnya itu, yang sedari tadi hanya terdiam membisu dan mengabaikan dirinya begitu saja.
Akibat dari ucapan kesal dan tatapan tajam itu, Kang Seulgi segera memfungsikan mulutnya.
"Sebenarnya kau serius tidak denganku, Bae?" Tanya Kang Seulgi dari tempat duduknya.
Irene mengerutkan keningnya.
"Apa maksudmu itu, Kang Seulgi?! Menurutmu apa yang telah kita lakukan semalam itu tidak cukup membuktikan bahwa aku serius?! Apa kau ingin aku membuktikannya kembali malam ini?!"
"Seandainya Lim mengajakmu bersama kembali, apa kau akan tetap bersama denganku?" Tanya Kang Seulgi sambil menatap fokus pada mata dewi milik kekasihnya itu.
Irene berubah menjadi gugup dalam sekejap mata.
"A,,, apa yang kau katakan itu, Kang Seulgi?" Irene tidak tahu harus menjawab apa, sebab, tidak bisa dipungkiri jauh dari dalam lubuk hatinya, Irene masih mengharapkan Limario Manoban.
Kang Seulgi terkekeh getir.
"Apa itu alasanmu menghubungi aku tadi itu? Tapi sebenarnya kau ingin mengetahui lebih banyak tentang Limario Manoban, dan kau masih mengkhawatirkannya bukan?"
"Kang Seulgi, bu,,, bukan seperti itu, kau salah paham." Irene mencoba berusaha meraih tangan milik kekasihnya itu, tapi langsung ditepis oleh Kang Seulgi itu sendiri.
"Jika ternyata kau belum siap memulai hubungan yang baru denganku kenapa kau memaksakan dirimu untuk itu, Bae? Hari ini aku sangat bahagia karena kau yang pada akhirnya bersedia menerima cintaku. Namun ternyata apa ini, kau hanya menjadikan aku sebagai pelampiasan naf,,,"
"Kang Seulgi!!!" Bentak Irene dengan sorot mata yang tajam, memerah, dan berkaca kaca.
"Aku tidak pernah memaksamu untuk menerimaku, Bae Irene!!!" Kang Seulgi tidak kalah tajam dari Bae Irene saat ini, karena dirinya benar benar telah sangat begitu kecewa terhadap wanita yang mengaku sebagai kekasihnya itu.
"Jangan kau memaksakan dirimu hanya karena kau merasa kasihan terhadapku, sehingga kau berhasil membuat aku terlihat begitu bodoh, Bae!" Lanjut Kang Seulgi dengan mata yang berkaca kaca.
Kemudian Kang Seulgi beranjak dari tempat duduknya.
Irene meneteskan airmatanya, sebagai bentuk bahwa dirinya merasa bersalah kepada Kang Seulgi, kekasihnya, akibat cintanya yang begitu besar terhadap Limario Manoban, mantan calon suaminya.
Kang Seulgi tidak lagi perduli dengan Irene saat ini, ia langsung memakai jaket kulit miliknya.
"Akan kemana kau, Kang Seulgi." Tanya Irene sambil menggenggam tangan kekar milik kekasihnya itu.
"Kau tidak perlu tahu itu." Jawab Kang Seulgi.
"Jangan pergi." Irene berusaha menarik tangan kekasihnya itu.
"Aku membutuhkan udara segar setelah aku melihat airmata itu." Kang Seulgi menepis tangan lentik itu dengan cara menggesernya hingga terlepas.
Kemudian ia melengos pergi begitu saja dari hadapan Irene.
Meninggalkan Irene yang saat itu juga langsung luruh dan menangis pilu.
"Kenapa sulit sekali, Lim."

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
Romance"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...