Rumah Sakit
Brakkk!!!
Choi Ji Wo refleks bergeser dari tepat duduknya, akibat terperanjat kaget mendengar suara pintu yang tertutup secara kasar barusan.
Yang mana pintu tertutup itu disertai dengan suara tangis seorang wanita paruh baya yang diyakini oleh Jiwo adalah ibu kandung dari Joy.
"Omo omo! Putriku yang malaaang."
Wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam ruang instalasi rawat inap kelas VIP itu diikuti oleh seorang pria paruh baya dari arah belakangnya, yang diyakini oleh Jiwo adalah ayah kandung dari Joy.
Suara tangis wanita paruh baya itu langsung pecah manakala ia telah temukan putrinya yang tersayang tengah berbaring lemah di atas brankar dalam kondisi mengenaskan.
"Eo,,, eomma?"
Yang mana saat ini di beberapa bagian tubuh milik Joy telah dilengkapi dengan peralatan medis berupa selang infus yang menancap di pergelangan tangannya, perban membalut di bagian kening dan hidungnya, serta gips yang menempel di bagian kaki kanannya yang telah menggantung pada tempatnya.
"Putriku, dosa apa yang telah aku lakukan hingga kau bernasib malang seperti ini."
Wanita paruh baya itu menangis terisak isak sambil memukul dadanya berulang kali akibat merasakan sesak di dalamnya karena melihat kondisi putri kesayangannya yang begitu memprihatinkan.
Pria paruh baya yang saat ini sedang berusaha menenangkan wanita paruh baya itu, meringis menahan tangisnya.
"Eom...ma, ap...pa." Ucap Joy dengan lemah.
Joy membuka matanya akibat tidurnya yang panjang terusik oleh suara tangis dari ibunya.
"Putriku yang malang, eomma dan appa datang karena sangat mengkhawatirkan kau, Joy." Wanita paruh baya itu sambil memeluk putrinya.
Sementara pria paruh baya itu hanya menggenggam dan mengelus punggung tangan milik Joy.
***
Jiwo beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri pasangan suami istri paruh baya yang merupakan kedua orangtua dari Joy Itu.
"Anyong haseyo, tuan dan nyonya Park." Jiwo menyapa pasangan paruh baya itu dengan ramah dan sopan selayaknya orang Korea pada umumnya.
Mendengar sapaan barusan, tuan Park berbalik badan menghadap ke arah Jiwo, kemudian ia membalasnya dengan cara yang sama.
Sedangkan nyonya Park sama sekali tidak menghiraukan sapaan itu, dia lebih memilih untuk menangisi kondisi putrinya yang malang.
"Tuan Park, perkenalkan, aku Choi Ji Wo, kepala pelayan keluarga Bruschweiler." Jiwo memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya pada tuan Park.
Tuan Park mengangguk sambil menyambut uluran tangan dari Jiwo.
"Park Bo Gum, appanya Joy. Dia istriku, Park Shin He, eommanya Joy." Bogum sambil menunjuk pada istrinya menggunakan gestur matanya.
Park Shin He menyempatkan diri untuk sedikit membungkuk kepada Jiwo, kemudian dibalas oleh Jiwo dengan cara yang sama.
"Bagaimana dengan kondisi putri kami, nyonya Choi?" Tanya Bogum langsung pada intinya.
"Sebelumnya, atas nama keluarga Bruschweiler, aku meminta maaf atas kejadian yang menimpa Joy, tuan Park."
Tuan Park mengangguki perminta maafan dari Jiwo barusan.
"Dokter telah memberikan pengobatan yang terbaik untuk Joy. Dan menurut laporan dari pihak dokter yang bersangkutan, tidak ada luka dalam yang serius ditemukan pada Joy." Jiwo menjelaskan sesuai apa yang dia terima dari pihak dokter yang bersangkutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
Romantizm"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...