23.

1.9K 156 4
                                    

(Warning! Dalam bab ini terdapat beberapa kalimat  kekerasan yang tidak layak untuk ditiru.)

*** 

Airmata yang telah menggenang di pelupuk mata kucing itu, berjatuhan seperti rintik hujan tanpa perintah dari si pemiliknya.

Butiran air bening itu terjatuh tepat di atas wajah milik pria kecil yang tertera di sisi cover pada majalah bisnis.

"Kenapa begitu sakit, Prince."

Kalimat itu terucap bersama suara isak tangis yang terdengar memilukan lewat bibir gemetar milik seorang istri yang baru dua hari resmi menyandang gelar nyonya muda dari keluarga Bruschweiler yang terpandang.

Siapa lagi kalau bukan Jennie Kim Bruschweiler.

"Kembalikan Princeku yang dulu."

Seolah majalah bisnis tahun 2002 itu bisa diajak berbicara, nyonya muda Bruschweiler itu menceritakan kerinduannya terhadap sosok Prince yang sudah berhasil mengambil hatinya selama 20 tahun terakhir ini.

"Kembalilah seperti yang dulu, yeobo. Aku sangat merindukanmu yang dulu."

Isak tangis itu kembali pecah ketika Jennie memeluk majalah bisnis itu seolah ia sedang memeluk Prince miliknya.

Tit tiit

Suara bunyi dari kunci pintu digital yang barusan terdengar itu, terdengar juga sampai ke telinga tajam milik Jennie.

Yang menandakan seseorang telah berhasil membuka pintu Penthouse miliknya bersama suaminya.

Cekrekkk

Lim baru saja pulang dari lemburnya seperti biasanya.

Suara langkah kaki panjang milik Lim semakin lama semakin mendekat dan semakin jelas di telinga tajam milik Jennie.

Suara langkah kaki itu berhenti setelah si pemiliknya masuk ke dalam kamarnya sendiri yang berada tepat di depan kamar milik Jennie.

Lim yang telah berhasil masuk ke dalam kamarnya itu, segera menghubungkan potongan potongan dari puzzle yang berserakan di kepalanya.

Potongan puzzle yang berhasil membuatnya menikah dengan wanita yang tidak dia cintai sama sekali.

Cekrekkk

"Kau sudah pulang?"

Tanpa mengetok pintu, Jennie baru saja masuk ke dalam kamar tidur milik Lim dengan secangkir air rebusan ginseng yang masih panas di tangannya.

Setelah Lim masuk ke dalam kamarnya tadi, Jennie bergerak cepat turun ke bawah untuk menghangatkan kembali kaldu rebusan ginseng yang sengaja dia rebus untuk suaminya yang tercinta itu.

"Jane?"

"Minumlah, kau pasti sangat kelelahan setelah meeting bersama tuan Song benar?" Jennie menyerahkan cangkir berisi kaldu ginseng itu kepada Lim.

"Terimakasih, Jane." Lim menyeruput kaldu ginseng itu setelah tangannya berhasil mengambil alih cangkir itu.

Lim sempat melihat mata Jennie yang sembab, tetapi ia tidak tertarik untuk menanyakan hal itu.

Jennie menyapu Lim dari atas kepala sampai ke bawah kaki menggunakan tatapan sendunya, bersama hatinya yang kembali teriris sakit karena mengingat kejadian siang tadi di area basement mall.

"Biarkan aku membantumu." Jennie membuka kancing jas milik suaminya satu persatu.

Dan Lim hanya menurut patuh seperti biasanya.

You're Still The One(JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang