(Warning! Dalam bab ini terdapat beberapa kalimat kekerasan dan seksual yang tidak diperuntukkan bagi mereka yang berusia 18 ke bawah.)
***
Mobil Lamborghini Aventador berhenti sempurna di area basement apartement milik Irene.
"Hmm, Irene, apa menurutmu tidak akan masalah jika hanya kita berdua saja yang mengerjakan tugas kuliah di dalam unit apartementmu tanpa mengajak yang lainnya?" Tanya Lim dengan nada sedikit gugup karena matanya yang besar tanpa sengaja melirik ke arah bagian belahan dada milik Irene, dan juga melirik ke arah bagian atas lututnya.
Di perjalanan tadi Irene mendapatkan ide baru lewat cara belajar berdua dengan Lim di dalam unit apartement miliknya.
"Sama sekali aku tidak masalah, tapi jika kau keberatan karena hal itu, aku juga sama sekali tidak masalah." Jawab Irene dengan nada suara sedikit sensual.
Tas yang Irene taruh di atas pahanya itu segaja ia tarik sedikit menuju ke arahnya, agar ujung dari tepi gaunnya ikut bertarik ke arahnya sehingga itu memperlihatkan pangkal paha miliknya.
Hal itu sukses membuat Lim kembali menelan ludahnya.
"Baiklah, aku tidak keberatan sama sekali. Kau tetaplah di sini aku akan membukakan pintu untukmu, hem?" Ucap Lim dengan nada suara lembut sesuai kondisi hasratnya saat ini.
"Hem." Irene tersenyum penuh arti.
***
Lim dan Irene, saat ini mereka berdua tengah mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen mereka hari ini.
Posisi duduk mereka saat ini adalah saling berhadapan di atas kapet, dan meja sofa ruang tamu sebagai pemisah di antara mereka.
Selama mereka berdua mengerjakan tugas kuliah itu, Irene tidak habis habisnya menggoda Lim lewat gestur tubuhnya sehingga memaksa Lim untuk tetap berusaha menahan hasratnya semampu yang ia bisa.
Tapi tidak lagi setelah ini.
"Arghh! Panas!" Irene dengan sengaja menumpahkan cairan teh bersuhu 50⁰ celcius dari dalam cangkirnya ke area dadanya saat ia tengah menyesapnya.
"Irene?!"
Lim dengan sigap mengambil beberapa lembar tissue yang tersedia di atas meja itu.
"Irene, apa kau baik baik saja?!" Tanya Lim dengan nada khawatir di sela sela satu tangannya sambil membersihkan noda cairan teh di bagian dada milik Irene.
Lim langsung menghentikan aktivis tangannya dari bagian dada itu, tatkala ia melihat dada itu bergerak naik turun dengan berat, seberat deru napas si pemiliknya saat ini.
Di detik itu juga Lim hendak menarik tangannya dari sana, namun langsung ditahan oleh Irene.
"Lim, teruskan." Irene sambil menekan punggung tangan milik Lim di sana.
"I,,, Irene, aku tidak bisa un,,,"
"Jika menyentuh tubuhku bisa membuat kau lupa pada Jane, aku bersedia untuk itu, Lim." Irene menatap sayu pada Lim.
"Bu,,, bukan seperti itu, aku,,, mmmm." Lim tidak lagi melanjutkan ucapannya karena bibirnya langsung dilumat oleh Irene dengan sangat rakus.
Lim yang sudah berdenyut sedari tadi itu, tanpa perlu berpikir lagi, ia langsung membalas lumatan itu tidak kalah rakus dari Irene.
"Ahhhhh."
Suara desahan sensual dan menantang yang baru saja diperdengarkan oleh Irene itu berfungsi seperti starter pada mesin mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
Romansa"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...