8.

2.3K 206 7
                                    

(Warning! Dalam bab ini ada kata yang tidak pantas untuk ucapkan, juga ada alur cerita yang dikhususkan untuk kalangan dewasa.)

*** 

"Apa kau sudah membawakan informasi yang aku minta itu?!"

Woobin baru saja bertanya pada Jay sambil menghisap ujung filter rokoknya.

"Sudah, tuan." Jay kemudian menyerahkan sebuah map berwarna coklat pada bossnya.

Woobin membuka map coklat itu untuk dia membaca.

"Hubungi para pemegang saham ini atas nama ayahku. Adakan pertemuan rahasia dengan mereka di hotel Royal besok pagi."

"Baik, tuan." Jay membungkuk lalu ia pergi dari sana. 

"Chris Bruschweiler, sebentar lagi kau akan hancur." Woobin kembali menghisap rokoknya.

Kepulan asap rokok tertiup itu lewat bibir milik Woobin, kemudian asap itu menghantam cover majalah bisnis edisi 2002 di tangannya, disusul kemudian dengan ujung rokoknya yang membara itu tertekan kuat pada cover majalah bisnis hingga padam tepat di wajah milik Chris Bruschweiler.

"Cih! Pria miskin! Seharusnya dari dulu aku menggunakan cara seperti itu, agar Jiah, cinta pertamaku itu, kembali ke atas pangkuanku."

***

Mobil mewah berwarna hitam baru saja terparkir di lobby terminal kedatangan internasional bandara Incheon. 

Brakkk

Jiah keluar dengan anggun dari dalam mobilnya, setelah Sehun membukakan pintu mobil untuknya.

Tepat setelah kakinya yang jenjang membawa tubuhnya keluar dari dalam mobil mewahnya, Jiah mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan suaminya yang sangat dia rindukan.

"Sayangku!"

Pandangannya langsung tertuju pada sosok yang baru saja memanggilnya.

"Hehe, sayangku!" Jiah melempar tawa rindunya pada Chris.

Yang saat itu Chris sedang melambaikan tangannya pada Jiah.

Chris membawa Jiah ke dalam pelukan rindunya, disusul kemudian sebuah kecupan dari bibirnya yang mendarat di ujung kepala milik istrinya itu.

"Bagaimana kabarmu, sayang, apa kau dirawat baik oleh Selena selama kau berada di Swiss?" Tanya Jiah.

Chris terkekeh mendengar pertanyaan sarkas dari istrinya barusan.

"Tidak ada yang lebih baik diri kau, sayang."

"Kau tahu, aku bahkan tidak bisa tidur dengan tenang selama kau berada di Swiss bersama dengan wanita itu." Jiah melepas pelukannya karena ucapannya sendiri.

Chris kembali terkekeh.

"Kalau begitu katakan padaku apa yang harus aku lakukan, agar istriku yang pencemburu ini bisa tidur kembali dengan nyenyak malam ini." Chris kemudian mengecup kening istrinya yang sedang menaruh rasa cemburu pada Selena, sekretarisnya.

"Aku ingin menjadi milikmu siang ini." Bisik Jiah dengan sensual.

"Kenapa hanya siang ini saja, hem?" Chris mengedipkan sebelah matanya.

"Putramu itu akan terus menempel padamu seolah tidak ada hari esok lagi. Jika sudah seperti itu aku bisa apa." Jiah menjadi kesal karena ucapannya sendiri.

"Kau bahkan cemburu pada putramu sendiri. Astaga, kau terlihat begitu menggoda dengan raut wajah cemburu ini. Aku sudah tidak tahan lagi." Chris berbisik di depan wajah cantik milik istrinya.

You're Still The One(JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang