(Warning! Dalam bab ini terdapat beberapa kalimat yang tidak layak untuk ditiru.)
***
"Sebenarnya apa yang sedang terjadi denganmu, Bae?"
Kang Seulgi baru saja berucap sambil membersihkan luka goresan yang diterima oleh Irene di bagian lengannya menggunakan kapas yang sudah diberi alkohol.
Kang Seulgi tidak mengetahui apa yang telah terjadi di dalam Penthouse mewah tadi karena ia langsung membawa Irene pergi dari sana langsung ke apartement miliknya.
"Ini hanya luka kecil, dan aku tidak akan apa apa karenanya. Ach! Pelan pelan, Kang Seulgi."
"Ini yang kau bilang tidak apa apa itu?! Lihatlah dirimu sekarang, kau benar benar sangat kacau! Entah apa yang kau pikirkan saat itu sehingga kau menjadi seperti ini." Kang Seulgi dengan telaten mengobati luka di bagian punggung tangan milik Irene, dan sesekali ia meniupnya dengan penuh perasaan.
Irene menyadari perlakuan manis dari Kang Seulgi saat ini.
"Terimakasih, Kang Seulgi."
"Tidak perlu kau berterimakasih karena hal ini, Bae. Cukup kau jaga dirimu sendiri, itu sudah lebih dari cukup, arraso?!" Kang Seulgi lalu menempelkan plester di bagian luka goresan yang Irene dapatkan.
Irene tersentuh mendengar perhatian dari manis dari Kang Seulgi barusan lewat matanya yang tengah berkaca kaca.
Seharusnya Lim yang saat ini berada di sisinya, begitu pikirnya.
"Bae, aku rasa berita hari ini sudah cukup membuktikan semuanya terhadap kau."
"Aku tidak percaya sebelum Lim sendiri yang mengatakannya padaku. Dia sudah berjanji akan menceraikan wanita itu secepatnya dan kembali padaku, Kang Seulgi!" Irene meneteskan air matanya.
Kang Seulgi menarik napasnya lalu ia membuangnya dengan kasar.
"Baiklah jika itu yang kau inginkan. Terimalah." Kang Seulgi memberikan tissue untuk Irene.
"Aku akan ke dapur menyiapkan makan siang untukmu, karena sedari tadi kau terus menolaknya. Tetapi kali ini kau tidak boleh menolaknya, hem?" Lanjut Kang Seulgi.
Kemudian ia hendak mengangkat bokongnya dari tempat duduknya, namun langsung ditahan oleh Irene dengan cara menekan pundaknya.
"Sebelum Lim datang menemuiku, aku tidak akan memakan apapun."
"Bae? Kau akan sakit jika kau tidak mengisi perutmu sama sekali."
"Aku sudah sakit, Kang Seulgi. Sangat sakit. Makanan yang kau maksudkan itu tidak akan sanggup menyembuhkan rasa sakitku ini. Aku hanya menginginkan Lim sekarang juga. Hanya itu saja yang aku inginkan, Kang Seulgi." Irene sambil menangis.
Luka yang Irene rasakan saat ini bukan hanya tentang berita hari ini, tetapi juga bagaimana takdir dengan begitu kejam mempermainkan kisah cintanya bersama Lim, sehingga Irene tidak begitu sanggup menerima kenyataan itu.
"Kemarilah, Bae." Kang Seulgi membawa Irene ke dalam pelukannya.
Irene tidak berniat untuk membalas pelukan itu, tetapi ia juga tidak berniat untuk menolaknya.
"Sshhhtt. Tenangkan dirimu, Bae. Aku sudah menghubungi Lim setelah kau perintahkan tadi. Tenangkan dirimu, arraso?" Lanjut Kang Seulgi.
"Kang Seulgi, dimana dia, aku bisa mati jika dia tidak menemui aku sekarang. Aku sungguh menginginkan kehadirannya saat ini karena aku sudah sangat merindukan dirinya, Kang Seulgi."
Hati yang paling milik Kang Seulgi teriris mendengar ucapan dari Irene barusan, karena ada perasaan tidak suka terselip di sana.
"Hei, kau tidak boleh mengatakan hal semacam itu, Bae. Perjalanan hidupmu masih sangat panjang, dan kau berhak bahagia dengan siapapun setelah ini, oke?" Kang Seulgi semakin mempererat pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
रोमांस"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...