Sudah seharian ini Jennie diam membisu hingga mengabaikan suaminya begitu saja, sebab tangan yang saling menempel itu menjadi alasan yang kuat bagi Jennie untuk mempertahankan kebisuannya.
"Apa aku terlalu berlebihan?" Tanya Jennie pada dirinya sendiri, di tengah mata kucingnya memandang lirih kepada Lim yang tengah tertidur lelap di atas ranjang milik mereka.
Sepulang dari acara resepsi pernikahan Kang Seulgi dan Bae Irene siang tadi, Lim menyempatkan dirinya pergi ke kantor tanpa mendapatkan perlakuan manis dari Jennie seperti biasanya.
Hingga Lim pulang dari perusahaan, Jennie tetap diam dan mengabaikan Lim begitu saja, meski Lim sudah berusaha mengembalikan moodnya, Jennie tetap pada pendiriannya itu.
Dan untuk menghilangkan rasa frustasi yang Lim dapatkan dari istrinya itu, Lim memilih untuk bercengkrama riang dengan bayi Ken di dalam kamar milik mereka, hingga dua pria Bruschweiler beda usia itu terlelap dengan damai seperti saat ini.
Senyum bahagia terlihat terukir di bibir milik Jennie, tatkala ia melihat pemandangan yang begitu manis, yaitu, suami dan bayinya tertidur dengan pose yang sama, yakni sama sama menaruh tangan di atas kepala milik masing masing.
"Hehe, mereka berdua terlihat begitu mirip."
Bedanya, mulut milik Lim terlihat sedikit terbuka dan mengeluarkan dengkuran kecil dari sana, sedangkan mulut mungil milik baby Ken terlihat bergerak aktif akibat mengisap Pacifier di mulutnya yang mungil, sampai benda itu bergerak mengikuti pergerakan kerja bibirnya yang mungil itu.
"Hehe." Jennie terkekeh bahagia melihat pose tidur dari dua pria Bruschweiler yang telah membuat hidupnya bahagia itu.
"Baby sayang, mommy antar kau ke tempat tidurmu, arraso?" Jennie mengecup pipi gembul milik bayi Ken.
Dengan penuh perasaan, Jennie mengangkat bayi mungilnya itu untuk ia letakkan di dalam box baby yang berada di samping ranjang mereka.
Jennie mendaratkan bokongnya di tepi ranjang setelah memastikan bayinya itu tertidur dengan nyaman.
"Haa, honey." Jennie sambil menyapu tubuh milik suaminya itu menggunakan sorot mata kucingnya yang mengandung arti sesal karena telah mengabaikan suaminya yang tercinta itu di sepanjang hari ini.
Oleh karena itu, Jennie berbaring tepat di sebelah suaminya itu, kemudian jari jarinya yang lentik bergerak lambat mengikuti lekukan wajah tampan milik suaminya yang tercinta itu.
"Enghh." Lim mengeluarkan suara lenguhan akibat merasakan sentuhan dari tangan lentik yang mengelus bibirnya saat ini.
"Hubby."
Lim membuka kelopak matanya setelah mendengar suara merdu dari Jennie barusan.
"Hei, wifey. Apa kau sudah tidak marah lagi kepadaku, hem?"
Jennie memberikan senyumnya yang manis untuk Lim.
"Bagaimana aku bisa marah saat kau sudah memberikan banyak kebahagiaan untukku, hubby." Jawab Jennie dengan sendu.
"Haa, kemarilah, sayangku. Peluklah aku yang hampir gila ini karena kau yang telah mengabaikan aku seharian ini akibat kesalahan besarku." Lim menarik Jennie, agar mereka mendapatkan posisi yang saling menempel mesra.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
Romance"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...