14.

3.5K 216 9
                                    

(Warning! Dalam bab ini terdapat beberapa kalimat atau adegan yang tidak layak untuk ditiru.)

***

"Kim Min Joo, putriku."

Merasa namanya dipanggil, Kim Min Joo langsung menoleh ke arah asal suara barusan. 

"Appa!"  Kim Min Joo menangis sambil berlari ke dalam pelukan Kim Woo Bin. 

"Astaga, putriku yang malang." Ucap Bae Suzy tersayat melihat wajah putrinya yang ditempeli dengan perban.

"Eomma!" Kim Min Joo kemudian beralih ke pelukan Bae Suzy.

"Selamat siang, tuan dan nyonya Kim." Sapa miss Jennie dengan ramah sambil membungkukkan badannya untuk Kim Woo Bin dan Bae Suzy.

"Siapa kau!" Tanya Kim Woo Bin dengan raut wajah marah.

"Perkenalan, aku Jennie Kim, dosen yang mengajar di kelas Kim Min Joo, tuan." Jawab Jennie dengan ramah.

"Kau! Apa yang kau lakukan sampai putriku menerima luka di wajahnya!" Kim Woo Bin sambil menunjuk wajah milik dosen itu  menggunakan jari telunjuknya.

Yang menurut Kim Woo Bin, Jennie telah lalai dalam mendidik mahasiswanya.

"Tuan Kim, nona Jennie masih baru di kampus kami. Silahkan duduklah dengan tenang sambil menunggu orangtua dari Rose yang akan segera tiba, dan kita bisa membicarakan masalah ini dengan baik." Kali ini rektor Song Hye Kyo yang bersuara.

Setelah memberikan pengobatan pada Kim Min Joo dari ruangan kesehatan tadi, Jennie membawa Kim Min Joo dan Rose ke dalam ruangan rektor bersama Yeri, Jimin, Nancy dan Haruto.

"Apa kau tidak melihat yang disana itu?!" Kim Woo Bin dengan sangat angkuh menunjuk ke arah karikatur Kim Myung Min dengan jari telunjuknya, yang berada di sudut ruangan rektor itu pada Jennie.

"Itu adalah pahatan dari wujud asli ayahku! Seharusnya kau mengetahui hal itu bila kau seorang dosen pengajar di kampus ini, karena itu adalah syarat mutlak!" Lanjut Kim Woo Bin dengan sangat sombong.

Saat itu juga Jennie mengutuk mahasiswa yang melaporkan tentang perkelahian Rose dan Kim Min Joo padanya. 

Karena laporan itu, Jennie ikut terkena imbas dari kemarahan Kim Woo Bin, yang bisa dibilang Jennie tidak terlibat dalam tindak kekerasan yang terjadi di antara dua gadis remaja itu.

"Aku mengetahui hal itu, tuan Kim." Jennie mengangguk kecil karena ia sudah pasti tahu siapa sosok yang diabadikan dalam bentuk patung yang ditunjuk oleh Kim Woo Bin barusan.

Kim Min Joo, Nancy dan Haruto, merasa puas karena Kim Woo Bin menunjukkan kekuasaan keluarganya pada musuh mereka.

Rose, dan kedua sahabatnya ikut melihat ke arah telunjuk Kim Woo Bin.

Kim Woo Bin kemudian mengalihkan perhatiannya pada Rose, Yeri, dan Jimin.

"Apa kau gadis arogan yang bernama Rose itu?!" Kim Woo Bin menebak Rose karena melihat luka lecet di pipinya.

Saat itu juga, Kim Min Joo, Nancy dan Haruto, menyeringai jahat pada ketiga musuh mereka itu.

"Habislah kau!" Begitu batin mereka.

"Appa, dialah gadis miskin yang arogan itu." Adu Kim Min Joo.

"Agar kau tahu, gadis arogan. Aku tidak bisa melihat putriku mengeluarkan airmatanya apalagi sampai melihatnya terluka. Tangan kau ini harus dihukum karena sudah melukai wajah putriku!" Kim Woo Bin meremas pergelangan tangan milik Rose dengan sangat kuat.

"Argghh! Paman, kau melukai tanganku. Tolong le,,, lepaskan." Rose meringis kesakitan.

Yeri dan Jimin menjadi takut melihat aksi kasar dari Kim Woo Bin itu.

You're Still The One(JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang