"Izinkan aku menjaga mu untuk yang terakhir kalinya."
-Kana-
********
-Flash back-
Di sekolah menengah pertama, SMP Negeri 2. Setelah upacara bendera dilaksanakan, seluruh murid-murid berjalan lemas menuju kelas mereka masing-masing, akibat hari ini cuaca matahari yang cukup terik.
-Lorong sekolah.
//BRAK// tubuh seorang siswi terdorong ke belakang hingga menabrak lemari loker sangat keras. Kepala bagian belakang serta punggung anak itu terasa ngilu, sebab benturan benda keras tersebut.
"Ini semua gara-gara lo!" marahnya sambil menampar wajah gadis berambut cokelat yang sudah duduk lemas di atas lantai.
"Lo kan yang sudah laporin ke guru kalau gua yang ngerusak kaca jendela kelas! Jawab!" bentaknya tak segan-segan memberi luka berkali-kali pada tubuh temannya.
"Jangan sok cari muka baik di depan guru jelek! Gara-gara lo gua harus di hukum di depan lapangan upacara nahan malu di hadapan semua anak!" tangan kanannya kembali terangkat dengan telapak tangan membuka lebar, rasanya sudah sangat siap untuk memberikan tamparan keras.
Tapi seketika, gerakan siswi itu berhenti, saat sebuah flash kamera berkedip berasal dari handphone seseorang.
"Dapet nih," ujar Kana telah mendapatkan gambar penting, yang nantinya ingin ia jadikan barang bukti kepada kepala sekolah. "Kalian mau pergi, atau gua kirim foto ini ke kepala sekolah," ancamnya dengan nada suara mengerikan. Sorot mata Kana berubah menjadi tajam.
"Ck brengsek," kesalnya lalu segera pergi meninggalkan siswi tersebut serta Kana seorang diri di lorong sekolah.
Kana tersenyum smirk menyaksikan anak itu berlari begitu saja, ia kembali memasukkan handphone nya ke dalam saku rok. "Manusia bodoh, suka berbuat masalah tapi tidak mau bertanggung jawab," ujarnya.
"Lo gak kenapa-kenapa?" tanya Kana kepada perempuan bernama Elara itu. Elara masih tidak berani mengangkat kepalanya, anak itu terlalu takut.
"Gua gak jahat kok," sambung Kana memegang pundak Elara yang sedikit bergetar saat ia memegangnya. "Emang muka gua serem yah?" Kana mengeluarkan sebuah kaca kecil dari dalam kantong bajunya, "Enggak ih, wajah gua kayak cewek baik-baik kok."
"Ka-kamu, kamu gak akan pukul aku kan?" tanya Elara terbata-bata, kedua bola matanya nampak ketakutan.
"Yah enggaklah, haha buat apa gua mukul cewek imut lugu macam lo, gak ada faedahnya juga," balas Kana kelepasan mendorong keras bahu Elara.
"Kalau lo mau, gua bakal jadi pelindung buat lo kapan pun lo butuh. Saat lo dalam bahaya, ingat nama gua, dan dengan secepatnya gua bakal ada di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
KING
Teen Fiction[Sequel dari cerita brother konflik, pastikan baca brother konflik dulu supaya lebih paham alur ceritanya] Raja tanpa mahkota, mungkin itu adalah kata yang tepat bagi seorang Antarez Putra Kasela. Dia bukan dari kalangan bangsawan, hanya seorang rem...