"Tipu daya mu sangat hebat ya Tuan, perlakuan mu yang menunjukkan seolah-olah kau menginginkan ku. Dan bodohnya lagi, aku percaya dengan hal itu."
-Elara Queen Maharani-
********
Lima belas menit sebelumnya....
Di depan gerbang sekolah SMA Rajawali, baru saja Elara turun dari atas motor Antarez dan memberikan helmnya kepada anak laki-laki itu.
"Lain kali jangan coba-coba kabur lagi, Mama lo sendiri yang minta gue jemput lo sekolah," ucap Antarez yang tadi sempat memergoki Elara di rumahnya, sudah mengeluarkan sepeda motor ninja dari dalam garasi.
"Cih biar, emang lo mau jadi tukang ojek gue terus?" balas Elara memasang muka kesal, niat kaburnya hari ini gagal sudah. Padahal dia ingin untuk sekali saja, berangkat ke sekolah dengan menaiki sepeda motor kesayangannya. Menikmati semilir angin pagi ditemani suasana teduh, itu jauh lebih menyenangkan daripada dibonceng Antarez.
Jujur, setiap ia duduk di dekat laki-laki itu jantungnya berdetak kencang, rasanya seperti mau copot saja. Tidak, ini perasaan normal kan? Jangan bilang kalau dia sudah mulai menaruh rasa padanya.
"Cuaca hari ini dingin, kayaknya sudah masuk musim hujan," kepala Antarez menengadah ke atas, menatap hamparan langit mendung tertutup awan abu-abu.
Lalu kembali turun, bola matanya kini terfokus kepada penampilan Elara yang berseragam putih abu-abu berlengan pendek itu. Sepasang alis Elara tertekuk, ketika Antarez mulai turun dari atas joke motornya seraya melepaskan jaket yang ia kenakan.
Jarak di antara mereka mulai terkikis sedikit demi sedikit, lagi-lagi jantung Elara menggila. Ia berusaha menahan gejolak yang semakin menggebu-gebu dalam dirinya, ia tidak pernah segugup ini saat berada di dekat lelaki sebelumnya. Kenapa dengan dia harus berbeda?
"Gue tahu lo cewek motor, tapi lo nggak perlu sok kuat di depan gue. Gue tahu lo kedinginan, Queen?" ujar Antarez lalu memakaikan jaket tersebut pada Elara.
Sontak pupil mata gadis itu membesar, ketika mendengar Antarez memanggilnya dengan panggilan tersebut. Queen adalah nama panggilan spesial, hanya orang-orang terdekatnya saja yang memanggil Elara dengan nama itu. Dan sekarang Antarez melakukannya.
"Lo.... Lo panggil gue apa barusan?" tanya Elara yang masih terkejut, ingin ia mendengar suara itu lagi.
"Elara," balas Antarez langsung membuat senyuman kecil Elara sirna, ekspresinya seketika berubah menjadi bad mood. Selain pandai memberi kebahagiaan sesaat, laki-laki itu juga jago menghancurkan mood orang dalam sekejap.
"Ini cowok terbuat dari apa sih ya Allah, kesel banget gue," batin Elara mengepalkan tangannya kesal.
"Emang lo berharap gue ngomong apa?" dingin Antarez menyadari ekspresi kesal dari wajah Elara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING
Teen Fiction[Sequel dari cerita brother konflik, pastikan baca brother konflik dulu supaya lebih paham alur ceritanya] Raja tanpa mahkota, mungkin itu adalah kata yang tepat bagi seorang Antarez Putra Kasela. Dia bukan dari kalangan bangsawan, hanya seorang rem...