Eps 38

406 20 3
                                    

"Antarez kemana bre? Tiba-tiba ngilang aja itu anak," ucap Zavian bersama Garuda, yang berada di lapangan sepak bola berdua, lebih tepatnya duduk-duduk dekat gawang.

"Mana gue tahu, dari pagi aja gue belum lihat batang hidungnya," balas Garuda mengambil batu-batu kecil lalu membuangnya ke sembarang arah. Ini terlalu membosankan, guru-guru dibuat sibuk dengan acara pagelaran seni kelas sepuluh. Oleh sebab itu kelas sebelas dan dua belas jam kosong.

"Gue gabut bre, kalau begini kenapa nggak libur aja sih? Gue itu butuh healing!" kesal Zavian. Asal kalian tahu, sangking inginnya libur panjang, remaja delapan belas tahun itu pernah membayangkan bagaimana jadinya kalau sekolah mereka kebakaran, ada teroris datang dan mengebom sekolah, ataupun banjir bandang.

"Kalau gue jadi kepala sekolah, gue pastiin libur sekolah lima kali seminggu, ulangan semester nggak perlu, pr gue hapus, jam kosong terus!" sambungnya membuat Garuda menatap heran.

"Bagus-bagus, emang epic banget ide lo. Dan generasi goblok pun tercetak, karena pemimpinnya tolol macam lo," sarkas Garuda melempar batu kecil kepada Zavian. "Otak taruh dengkul. Minimal lah Zav, kalau udah dikasih kekurangan jangan makin dikurangin."

Ketika kebosanan semakin melanda kedua remaja tersebut, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan sepasang kekasih yang lalu duduk di kursi panjang samping lapangan.

"Kalau pacaran berdua ketiganya setan lho!" sindir Zavian sengaja mengeraskan suaranya. Berharap kedua anak yang tengah duduk membelakangi mereka itu mendengar.

"Kayaknya gue ada urusan bentar deh, lo tunggu sini ya!" ucap Zavian kepada Garuda.

"Jangan ganggu anak orang Zav, lo kalau sekali gabut brutal gue tahu," balas Garuda membaca pikiran temannya.

"Dih sotoy lo, kalau mau tahu tunggu di sini aja, nanti juga tahu sendiri," pandangan Garuda terus mengikuti kemana tubuh anak itu pergi, benar sesuai dugaannya. Ia menghampiri dua siswa yang sedang duduk di sana.

"Temen lo Rez, kalau nggak napas nggak bakal diem," batin Garuda hanya bisa pasrah.

"Halo Mas Mbak, gue boleh minta tolong nggak?" tanya Zavian yang sudah berdiri di hadapan mereka berdua.

"Minta tolong apa?" tanya si cowok dengan tangan kanannya menggenggam tangan kekasihnya, melihat hal itu pun membuat bibir Zavian tersenyum smirk.

"Pegangan tangan terus, mau nyebrang lo?" batin Zavian.

"Ini, kebetulan gue lagi ada tugas suruh bikin video presentasi individu. Rencananya gue mau buat intronya dulu, jadi tolong pegangin kamera handphone gue, bentar aja," ujar Zavian sembari mengeluarkan benda pipih tersebut dari dalam saku celananya.

"Mmm ya udah deh boleh, sebentar aja kan?" balasnya setuju dan mengambil handphone milik Zavian dengan kamera video yang sudah menyala. 

"Oke," Zavian memposisikan dirinya sebaik mungkin, gelagatnya terlihat begitu meyakinkan. Bahkan mereka berdua pun tidak mengetahui kalau ia memiliki maksud terselubung.

"Ehem," deham Zavian dengan tatapan lurus ke arah kamera. "BAPAK IBU! DI SINI ADA ORANG MESUM LAGI BERDUAAN!" teriak Zavian sangat keras, sontak sepasang anak remaja itu terkejut tidak karuan. Handphone Zavian terlempar sangking kagetnya.

"Bangsat! Maksud lo apa!" marah anak tersebut dan segera berlari menyusul Zavian yang sudah pergi menjauh.

"Bre lari bre! Musang birahi nya ngamuk!" seru Zavian berlari kencang melewati Garuda.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang