Eps 13

679 53 3
                                    

"Disaat kalbu telah menjadi batu, anggara buas mengutuk atma. Bunda, Papa, inilah aku, mesin penjahat yang telah kalian ciptakan dengan bumbu keegoisan."

-Antarez Putra Kasela-

********

Arken tetap memantau geng OWL GIRLS tersebut dari arah kejauhan, ia ingin masuk ke dalam sana setelah seluruh anggota gengnya berkumpul. Namun, rasa tidak sabar semakin berkecamuk, hingga anak itu memutuskan untuk mendatangi markas tersebut sendirian.

Manik matanya menyelidik dari arah luar markas dekat pintu, Arken belum berani masuk. Ia perlu mengintip terlebih dahulu untuk melihat, berapa banyak orang yang berada di dalam sana. "What?" batin Arken terkejut. "Gua gak salah lihat? Semua anggota geng mereka cewek."

Setahu Arken, kebanyakan geng motor hanya beranggotakan anak laki-laki saja, baru kali ini remaja itu melihat dengan kedua bola matanya sendiri, ada sebuah geng motor cewek yang cukup besar di hadapannya. Apa dia tidak salah melihat? Lagipula, untuk apa seorang wanita mendirikan sebuah geng motor?

"Lihat apa Bang?" ada seseorang yang menepuk beberapa kali pundak Arken dari arah belakang. Baru saja dia berbalik badan, langsung disambut oleh tongkat baseball besi yang dihantamkan pada punggungnya cukup keras. //Bugh//

"Hah, dasar cowok," batin Kana, perempuan berambut pirang tersebut menghela napas kasar.

°•••[KING]•••°

"Girls gua bawa penguntit nih!" ujar Kana kepada seluruh anak yang berada di dalam markas, semua atensi mereka langsung beralih kepada gadis itu serta anak laki-laki yang berada di sampingnya dengan kondisi pingsan.

Akhirnya, mereka semua segera membantu Kana untuk menaruh Arken di atas kursi, lalu mengikatkan tali pada area tubuh laki-laki itu.

"Siapa dia?" tanya Elara.

Kana mengangkat kedua bahunya tidak tahu, "entah, gua gak kenal, gua kebetulan temui dia dekat pintu markas. Takut orang jahat, jadi gua bawa ke sini," balas Kana.

"Hm," deham Elara, "apa dia anak geng motor?"

"Gua pikir enggak deh, dia juga gak pakai jaket geng. Mungkin cuman warga biasa, yang kebetulan penasaran lihat markas kita," jawab Kana.

"Ganteng banget sih, Lava suka cowok tampan, Queen kalau dia sadar nanti buat Lava aja yah!" sahut Lava, satu-satunya cewek dalam geng OWL GIRLS yang memiliki wajah baby face, dan suara imut.

"Bangke! Semua cowok lo embat, orang pingsan juga demen lo, parah emang," sebal Kana.

"Ih nggak apa-apa, yang penting cogan Lava suka," balas Lava sudah tak sabar menunggu pangerannya itu segera membuka mata.

"Abang Garuda juga ganteng loh, kamu mau enggak?" tiba-tiba saja mereka semua dikejutkan oleh kedatangan banyak orang, yang mengenakan jaket hitam berlogokan macan, Antarez terlihat memimpin seluruh pasukannya di barisan depan seraya tersenyum menyeringai.

"Lo semua siapa hah!" bentak Kana kepada geng LEOPARD.

"A-Antarez," batin Elara, yang sama sekali tidak bisa berhenti menatap laki-laki bertubuh tinggi itu. "Apa ini?"

"Aaaa isinya para cogan semua, mata gue langsung bening, gak boleh kedip gak boleh kedip," batin Lava yang malah berteriak kegirangan.

"Jadi ini, geng norak yang lo maksud," ujar Antarez sembari menoleh kepada Elara.

"Cih, geng norak maksud lo apa hah! Tarik kata-kata lo lagi," kesal Kana maju beberapa langkah hendak memukul Antarez. Namun, seketika langkah gadis itu berhenti, saat Antarez menembakkan satu buah peluru ke lantai di hadapannya.

//Dor//

"Gua gak ada urusan sama lo," ucap Antarez dengan penekanan, sorot matanya nampak tajam, membuat Kana serta seluruh geng OWL GIRLS bergidik ketakutan.

"Lepasin temen gua!" titah Antarez sambil melihat kepada Arken yang mulai sadarkan diri.

Elara berjalan beberapa langkah, menyisakan beberapa jarak dari Antarez. "Lo mau dia? Lawan gua dulu, kalau lo menang, dia bebas," ujar Elara menantang.

"Queen, jangan main nantangin orang. Lo gak lihat badannya segede apa, dipukul dikit jadi ayam geprek lo Queen," khawatir Lava. "Udah yah, lepasin aja." Lava terus berbisik kepada Elara supaya dia mengalah saja, anak itu lebih kasihan kepada Elara daripada laki-laki tampan yang tengah menjadi sandera itu. Walaupun harus dengan berat hati merelakannya.

"Gak! Gua gak mau ngalah," tegas Elara. "Buat apa gua harus takut sama cowok macam dia?"

"Lo sudah lupa apa motto geng kita? Jadi cewek gak boleh lemah Va! Gua mau buktikan kalau derajat wanita itu lebih dari laki-laki, mereka keras gua juga bisa keras! Gua gak mau dicap sebagai cewek pengecut," pungkas Elara, seperti ada aura kemarahan serta semangat yang berkobar dalam dirinya.

Iris mata Elara menjadi tajam, menghunus bak pisau ketika saling bertatapan dengan manik mata milik Antarez. Laki-laki itu tersenyum smirk, ia merasa tertantang dengan ucapan gadis tersebut. Sangat menarik.

Akhirnya, duel pun dimulai, Antarez dan Elara saling beradu kekuatan satu sama lain. Perempuan itu begitu gesit, menangkis dan melawan segala serangan dari Antarez. "Lumayan," batin Antarez dibuat sedikit kagum, baru pertama kali ini ia menemukan seorang wanita yang kuat dan jago bela diri seperti Elara.

//Bugh//

Elara jatuh tersungkur, dengan luka lecet di bawah dagunya yang terbentur tanah. Elara merasakan lelah dan nyeri di sekujur tubuhnya. Yah, Antarez menang, bagaimanapun juga kekuatan serta pengalaman laki-laki itu jauh lebih unggul daripada Elara.

"Gua menang, sekarang lepaskan temen gua!" ujar Antarez melirik kepada Elara yang dibantu berdiri oleh Kana.

"Dan juga, kedatangan gua ke sini bukan untuk bikin rusuh, karena ada urusan lain yang perlu gua kasih tahu ke kalian. Lo semua, sudah bangun markas di wilayah geng LEOPARD, kalian bahkan belum minta izin sama kita. Jadi, geng lo harus diberi hukuman."

"Bangsat," umpat Kana berusaha untuk menahan emosinya.

"Hukumannya adalah, yang pertama geng kalian harus bayar sewa ke kita kalau mau markas ini tetap berdiri, kedua kalian juga harus bantu cari anak baru untuk masuk ke geng gua. Dan yang terakhir, kalau seumpama geng LEOPARD ada tawuran, geng lo juga harus ikut andil di dalamnya."

"Gimana? Gampang kan?" sambung Antarez diakhiri dengan senyuman remeh, lalu meminta agar seluruh anggotanya untuk kembali, keluar dari dalam markas OWL GIRLS.

"Queen, lo baik-baik aja?" tanya Kana khawatir.

"Gua gak kenapa-kenapa, gua minta maaf Kan, ternyata sebagai ketua gua masih lemah. Gua kalah, harusnya gua bisa menang lawan cowok brengsek itu tadi," balas Elara menangis, bulir-bulir air mata berjatuhan membasahi pipinya. "Seharusnya gua bisa menang."

"Menang atau kalah itu gak penting Queen, dimata kita semua lo tetap leader terbaik geng OWL GIRLS," balas Kana mencoba membangkitkan kembali semangat Elara. "Jangan nangis lagi yah!"

°•••[KING]•••°













KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang