Eps 31

403 34 20
                                    

"Bercanda lah sewajarnya, karena bisa jadi lelucon konyol mu itu menyakiti hati orang lain. Terkadang, mulut manusia lebih berfungsi daripada otak mereka."

-Antarez Putra Kasela-

********

Antarez berjalan pergi meninggalkan lapangan sepak bola, peluh keringat membasahi pelipisnya. Dasar, padahal hari ini dia sudah berusaha menahan diri agar tidak bermain sepak bola. Sekarang, bagaimana caranya dia bisa pulang sedangkan baju seragamnya basah karena keringat.

"Aahh," kesal Antarez mengacak-acak rambutnya frustasi, jika Tuan Agral sampai tahu, dia harus siap-siap mendapat hukuman lagi dari pria itu.

Setibanya di koridor sekolah, manik mata Antarez menangkap sesuatu yang tak asing dari dalam tong sampah. Di tumpukan paling atas, ia menemukan selembar kertas piagam penghargaan yang dibuang begitu saja.

"Ini punya Antariksa, kenapa bisa ada di tong sampah?" pikirnya bingung seraya mengambil piagam penghargaan tersebut. Ini adalah barang yang berharga, tidak mungkin kan kalau Antariksa sengaja menaruhnya di sana?

"Abang Antarez masih ada di sini," ucap seseorang sontak membuat kepala Antarez menoleh ke belakang, memandang rupa laki-laki yang begitu mirip dengan dirinya. Dengan perlahan, bola mata Antariksa melihat ke bawah, ke arah selembar piagam yang dibawa oleh Kakaknya.

"Hm, ini punya lo kan?" balas Antarez dingin, sambil berniat mengembalikan piagam tersebut kepada sang Adik.

Antariksa tersenyum smirk, "buat apa Bang? Buang aja di tempat sampah," jawabnya santai, namun seperti ada rasa sedih ketika mengatakannya.

"Buang di tempat sampah, maksud lo?" heran Antarez mengerutkan kening, apa yang sudah terjadi kepada anak itu?

"Bang Antarez gak bakalan paham, udah ya Antariksa mau pulang," jawab Antariksa sekali lagi tidak mau memberikan penjelasan apapun kepada Antarez, dia berbalik badan lalu berjalan pergi begitu saja, meninggalkan Antarez yang masih dipenuhi rasa penasaran.

Di depan pintu gerbang sekolah, sudah ada mobil putih yang terparkir di sana, bersama Pak sopir menunggu kedatangan Tuannya.

"Selamat siang Tuan Antariksa, mari saya antar anda pulang!" ucap Pak sopir segera membukakan pintu mobil untuk Antariksa.

"Hm, iya Pak," jawabnya dan segera masuk ke dalam.

********

Beberapa menit kemudian, tak terasa sampailah Antariksa di rumahnya. Perlahan laju mobil itu mulai melambat, sampai pada akhirnya berhenti di pelataran rumah. Dengan segera Pak sopir turun, untuk membukakan pintu mobil Tuannya.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang