"Siapa bilang kau sendirian? Lihat, ada aku di sini."
-Antariksa Gifar Kasela-
********
Beberapa menit telah berlalu, nampaknya mereka semua sudah selesai mengerjakan tugas membuat puisi tersebut. Sekarang waktunya Bapak guru, memanggil satu-persatu siswa untuk maju ke depan, menunjukkan hasil pekerjaan mereka.
"Baiklah anak-anak saya rasa sudah banyak yang selesai membuat puisinya, sekarang Bapak panggil satu anak untuk maju ke depan yah," ujar Bapak guru sembari mengecek buku absensi siswa.
"Antarez Putra Kasela, silahkan maju nak!" panggil Bapak guru kepada remaja laki-laki yang duduk dekat jendela.
Reflek Garuda langsung mengangkat tangan kanannya, "saya saja Pak!" ujar Garuda mengajukan diri.
"Kenapa?" tanya Bapak guru heran.
"A-Antarez masih belum selesai Pak, jadi biar saya aja duluan," balas Garuda sesekali melirik ke arah Antarez dengan tatapan khawatir.
"Apa benar Antarez, yang dikatakan teman kamu? Kamu masih belum selesai membuat puisinya?"
"Saya sudah selesai Pak," jawab Antarez lalu berdiri dari tempat duduknya, bersiap untuk maju ke depan.
"Ta-tapi Rez," lirih Garuda cemas.
"Oke, Garuda! Lain kali jangan berbuat seperti itu lagi," tutur Bapak guru kepada Garuda.
"I-iyah Pak, saya minta maaf."
Akhirnya, Antarez berjalan menuju ke depan papan sembari membawa catatan buku tulisnya, tatapan lelaki itu hanya fokus ke depan dengan ekspresi datar. Garuda semakin dibuat cemas, apa yang harus anak itu katakan? Apa dia harus menunjukkan puisi tersebut kepada semua orang?
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh!" ucap Antarez membuka dengan salam.
"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh," balas salam murid-murid.
"Di sini gua akan membacakan hasil puisi yang sudah gua buat."
"Ayah, engkau adalah pahlawan hebat... engkau mendidik ku layaknya ksatria... engkau melindungi ku bak seorang malaikat." Garuda sangat terkejut ketika mendengarnya, semua kata-kata itu sama sekali tidak tertulis di buku catatan Antarez.
Benar, Antarez mengarang untaian kata-kata indah tersebut di dalam pikirannya, sepanjang ia berbicara selalu terekam momen-momen pahit. Bukan! Papanya bukanlah pahlawan hebat! Dia bukan seorang ksatria! Dia juga bukan seorang malaikat! Namun, kenapa anak itu berkata demikian?
"Brengsek! Lo bodoh Rez, bodoh! Lo membohongi diri lo sendiri, lo berbohong kepada semua orang," batin Antarez mengepalkan tangan kirinya, hatinya terasa sakit.
"Bunda..." tepat saat mengatakan satu kata itu, entah mengapa tubuh Antarez membeku, tiba-tiba pelupuk matanya memanas. Antarez menggigit bibir dalamnya kuat-kuat, menahan supaya tidak menumpahkan cairan bening tersebut.
"Bunda, engkau adalah cinta pertama ku di dunia... tutur kata mu bagaikan sihir, begitu menenangkan... Bunda, engkau adalah wanita hebat, sesosok perempuan yang tak akan pernah bisa ku temui di tempat manapun," setelah mengakhiri puisi itu, lagi-lagi memori tentang peristiwa kelam kembali berputar di ingatannya.
"Bunda! Jangan tinggalin Antarez Bunda!Bunda, hiks Antarez mau ikut sama Bunda! BUNDAAA!!!!" Antarez menutup matanya untuk beberapa saat, segala luapan tangis serta teriakannya waktu kecil terus-menerus berdengung di pikiran laki-laki itu.
"Semuanya sudah berakhir," batin Antarez kembali membuka mata, tatapannya menjadi dingin seperti biasa.
"Sekian puisi yang sudah gua buat, terima kasih," ujar Antarez mengakhiri presentasinya, lalu dibalas tepukan tangan oleh anak-anak.
"Puisi yang bagus Antarez. Baik, kamu boleh kembali duduk!" balas Bapak guru mempersilahkan Antarez supaya duduk kembali ke tempat duduknya.
//PYARRR//
Kaca jendela kelas pecah, ketika bola baseball menghantam dari arah luar. Seisi kelas berteriak histeris karenanya, mereka semua dibuat syok juga bertanya-tanya darimana asal benda tersebut.
"REZ!" teriak Garuda kepada Antarez, menyuruhnya agar segera melihat ada pemandangan apa di luar sana.
Motor-motor besar, dengan puluhan anggota geng BLACK PANTHER berkumpul di depan gerbang sekolah sembari merusak beberapa fasilitas milik SMA Darmawangsa.
"Bangsat!" gumam Antarez mengumpat. "Mau apa mereka ke sini?" sambungnya bertanya-tanya.
"WOY! ANTAREZ KELUAR LO! JANGAN JADI PECUNDANG!" teriak Regan ketua geng BLACK PANTHER, menggunakan toa atau pengeras suara genggam.
"GUA TANTANG GENG LEOPARD SEKARANG JUGA! KALAU KALIAN TETAP GAK MAU KELUAR, GUA BAKAL BAKAR SEKOLAH INI!" sambungnya.
"Rez, kita harus bagaimana?" tanya Garuda.
"Kita terima tantangan mereka, kumpulkan semua anak LEOPARD sekarang!" titah Antarez tegas.
"Gua minta sama kalian semua, jangan ada yang keluar kelas sampai situasi aman. Gua pastikan semuanya akan baik-baik aja," ucap Antarez yang ditujukan kepada teman-temannya.
"Ayo Da!" ajak Antarez kepada Garuda, lalu mereka berdua pun berjalan menuju pintu kelas.
"Kalau gua sama anak-anak ikutan boleh gak Rez?" tanya Sean membuat langkahnya terhenti di ambang pintu, dan berbalik badan.
"Maksud lo?"
"Kami semua anak laki-laki juga ingin bertarung di luar sana, yah walaupun gua gak tahu siapa mereka, tapi gua gak terima kalau sekolah ini dalam bahaya," balas Sean melontarkan kata-kata yang belum pernah ia dengar.
Antarez tertawa kecil, "boleh, kalau lo yakin. Tapi jangan salahkan gua, jika nanti tubuh berakhir menjadi daging cincang," ujar Antarez membuat mereka semua bergidik ngeri.
"Gua tunggu kalian di luar," pungkas Antarez dan kembali melanjutkan langkahnya, bersama dengan Garuda mengekor di belakang.
********
-Kelas sebelas MIPA 1.
"Waduh Sa, di luar lagi ada apa? Kenapa mereka semua bawa senjata?" bingung Bams mengamati dari jendela kelas mereka.
"Kayaknya mereka anak motor deh," balas Antariksa melihat segerombolan anak-anak tersebut mengenakan jaket yang sama.
"What! Jangan bilang mereka mau ngerusuh di sekolah kita?! Plis, gua belum mau mati bre, gua belum kawin, gua masih mau bahagiakan orang tua gua dulu," sahut Hans dramatis.
"Alay! Diem lo!" ledek Bams. "Ngomong terus gua lempar tubuh lo ke sana," kecamnya.
"Emang lo tega sama gua Bams? Kita kan besti," jawab Hans membuat Bams menatapnya jijik.
"Apa Kak Antarez juga mengetahui tentang hal ini?" batin Antariksa.
°•••KING•••°
KAMU SEDANG MEMBACA
KING
أدب المراهقين[Sequel dari cerita brother konflik, pastikan baca brother konflik dulu supaya lebih paham alur ceritanya] Raja tanpa mahkota, mungkin itu adalah kata yang tepat bagi seorang Antarez Putra Kasela. Dia bukan dari kalangan bangsawan, hanya seorang rem...