"Manusia berjiwa iblis, darah mereka gua sebut sebagai seni."
-Antarez Putra Kasela-
********
Di markas geng BLACK DRAGON, mereka semua sedang merayakan kemenangannya, tak lupa dengan botol Vodka sebagai tempat pelampiasan terbaik berceceran dimana-mana, terutama di atas meja bundar tengah-tengah markas. Seluruh anggota tampak mabuk, sambil tertawa ria.
"Akhirnya kita berhasil boy," ucap Zico si ketua geng BLACK DRAGON duduk manis di sofa besar bersama semua teman-temannya.
"Bener bos, akhirnya masalah terbesar kita sudah terselesaikan. Seluruh anggota geng LEOPARD pasti sudah ditangkap polisi sekarang," balas Arga sambil meneguk sebotol minuman keras yang ia pegang.
"Haahh gua sudah gak sabar buat besok," tambah anggota yang lain semakin merasa kantuk karena mabuk berat.
"Ck, motor siapa sih!" decak Zico merasakan silau, berasal dari sepeda motor yang memasuki markas mereka dengan kecepatan penuh. Lalu menabrak kan kendaraan tersebut, tepat dimana anggota BLACK DRAGON berkumpul.
BRAKKK
"Woy bangsat!" bentak Arga sangat marah, seketika semuanya hancur berantakan, akibat sebuah sepeda motor entah darimana yang sengaja ditabrakkan ke arah mereka.
"Sorry, gua ganggu pesta kalian yah?" laki-laki si pemilik motor ninja berwarna hitam itu pun membuka sebuah helm full face yang menutupi wajahnya, manik mata seperti Elang terlihat begitu mengerikan, aura ganas menjalar keluar dari dalam tubuhnya.
"A-Antarez? Bu-bukannya, lo ada di penjara sekarang?" kejut Zico ketakutan, kedua matanya membelalak sempurna.
"Seharusnya itu lo brengsek!" tekan Antarez langsung mengambil sebuah botol Vodka kosong dan memukulkannya pada kepala Zico.
Pyaaarrr
Botol itu pecah, terbelah menjadi dua bagian. Tanpa pikir panjang, separuh botol kaca tersebut langsung Antarez tusukkan pada perut Zico. Darah merembes kemana-mana, kain yang semula putih kini ternodai merahnya darah.
"how does it feel? delicious right?" Antarez semakin menekan tikaman nya, Zico mengerang kesakitan, rasanya seperti meremukkan tulang rusuknya.
"Lepasin Zico!" teriak Arga sembari memukul sekuat tenaga belakang leher Antarez, namun kenyataannya laki-laki itu tidak merasakan apapun. Perlahan, Antarez memutar kepalanya menatap wajah Arga, anak itu bergidik ketakutan ketika mata mereka berdua saling bertemu.
Akhirnya, pertempuran pun dimulai, Antarez melawan seluruh anggota BLACK DRAGON sendirian. Antarez begitu menggila seperti halnya binatang buas, semua pukulannya sukses mengenai sasaran.
"Gua bakal antar lo semua ke neraka!"
"Ini akibatnya, jika geng sampah macam kalian berani nantangin geng gua!"
Beberapa menit kemudian, setelah banyak sekali tumpahan keringat, tenaga, serta darah. Anggota geng BLACK DRAGON berceceran terkapar di dalam markas dengan luka-luka memenuhi tubuh mereka. Napas Antarez terengah, hanya tersisa dia sendiri saja yang masih berdiri tegap.
Iris mata Antarez tertuju pada Zico yang kini hanya bisa terkapar lemas di atas lantai, bibirnya tersenyum miring, Antarez menyukai pemandangan ini. Dengan pandangan setengah sadar, Zico melihat Antarez berjalan mendekatinya, lalu mengeluarkan sebuah pisau belati dari dalam saku celananya.
"Lo otak dari semua ini kan?" ujar Antarez dengan raut wajah datar. "Tadi lo telpon polisi pakai tangan apa? Kiri apa kanan?" sambung Antarez jongkok di samping tubuh Zico.
"Oh kanan."
"Aaarrghhhh," teriak Zico kesakitan saat Antarez menancapkan pisau belati tersebut pada telapak tangan kanannya, tulang-tulang terasa remuk, sangat sakit.
"Ini hadiah gue buat lo," Antarez kembali berdiri, dan menghampiri sepeda motornya yang tergeletak di sana. Mesin kendaraan itu menyala, Antarez pergi meninggalkan markas geng BLACK DRAGON begitu saja, setelah kekacauan besar yang telah ia perbuat.
********
-Kediaman Kasela.
Antarez memarkirkan sepeda motornya ke dalam garasi rumah. Sebelum masuk ke dalam, ia memilih untuk membersihkan terlebih dahulu wajah, serta jari-jemarinya atau bagian-bagian tubuh lain yang sekiranya ada sisa noda darah, di kran air samping garasi.
Setelah dikiranya cukup, Antarez pun segera masuk. Sepertinya hari ini keberuntungan sedang berpihak kepada anak itu, Tuan Agral belum juga pulang, Bi Rina mengatakan kalau Papanya masih berkerja lembur di kantor.
-Di dalam kamar Antarez.
Muncul notifikasi pesan masuk ke dalam handphone Antarez, ia pun mengeceknya ternyata itu berasal dari Garuda. Antarez juga baru menyadari kalau sekarang handphone nya sedang dipenuhi, banyak sekali notifikasi panggilan tak terjawab, serta chat beruntun, dari para anggota LEOPARD. Ternyata mereka semua sedang mengkhawatirkan kondisi ketuanya.
-Garuda-
Garuda:
"Rez, lo lagi ada dimana? Lo aman kan?"Antarez:
"Gua baik-baik aja, santai. Bilangin ke anak-anak, sekarang gua sudah ada di rumah."Antarez menaruh benda pipih tersebut di atas nakas samping tempat tidur setelah selesai membalas chat dari Garuda, sekarang dia sudah siap untuk segera merebahkan tubuhnya di atas kasur. Antarez mengambil posisi tidur kesukaannya, membentangkan kaki serta tangannya selebar mungkin, rasanya bebas dan nyaman sekali.
"Haaahh, udah lama gua gak ngerasain hal ini," ucap Antarez sembari menatap langit-langit kamar, ia membuang napas lega. Hari ini terasa sedikit berbeda, pikiran Antarez bisa sedikit tenang walau tidak sepenuhnya.
"Gua berharap malam ini bisa sedikit lebih panjang, cukup beberapa jam aja gua sudah bersyukur," sambungnya masih menatap langit-langit kamar, memang tidak ada pemandangan yang menarik di atas sana. Hanya lampu, dan kipas angin gantung yang berputar.
Pernah enggak sih kalian? Tiba-tiba waktu malam, disaat semua orang sudah tertidur lelap, tapi hanya kamu saja yang masih terjaga. Suasana yang sunyi, tanpa ada kebisingan apapun, dan hati kamu merasa benar-benar tenang, seperti tidak ada beban. Berharap akan tetap tinggal di waktu tersebut.
Hal yang sama juga terjadi kepada Antarez sekarang, dirinya ingin merasa tenang sebentar saja. Sebelum mentari menyambut bersama segala masalah yang membosankan.
°•••[KING]•••°
KAMU SEDANG MEMBACA
KING
Teen Fiction[Sequel dari cerita brother konflik, pastikan baca brother konflik dulu supaya lebih paham alur ceritanya] Raja tanpa mahkota, mungkin itu adalah kata yang tepat bagi seorang Antarez Putra Kasela. Dia bukan dari kalangan bangsawan, hanya seorang rem...