Eps 33

485 44 128
                                    

"Istirahatlah jika kamu lelah, tidak semuanya harus selesai sekarang."

-Antarez Putra Kasela-

********

Manik mata Antariksa menatap lekat ke arah sebotol minuman keras itu, harum anggur merah tersebut seakan-akan menggoda indra penciumannya untuk segera meneguk, membasahi tenggorokannya yang sudah kering.

"Untuk kali ini aja, gue mau tenang," batin Antariksa dan perlahan mencoba meminumnya, namun hanya sampai ujung tenggorokannya saja mulut Antariksa langsung memuntahkan keluar semua isi cairan tersebut.

"Hah hah, pa-panas," rintih Antariksa memegang lehernya yang terasa panas, tubuhnya seperti terbakar. "Minuman macam apa ini."

"Hahaha, bagaimana rasanya nak? Nikmat bukan?" tawa pria tersebut menyaksikan kondisi Antariksa kesakitan. "Minum berkali-kali, maka kau akan tahu dimana letak kenikmatannya, haha dasar orang kaya," sambungnya lalu berbalik badan, dan berjalan pergi sambil terus diiringi tawa.

"Gawat, kepala gue mulai pusing," sepertinya efek dari minuman keras tersebut sudah mulai bereaksi pada tubuh anak itu, Antariksa mabuk. Kelopak matanya terasa sangat berat hanya untuk berjaga sebentar saja. "Gue gak boleh pingsan di sini, gue harus pulang."

Kedua tangan Antariksa mencoba mengangkat tubuhnya tapi gagal, sekarang kondisinya sangat lemas. Pikiran Antariksa mulai melayang-layang, sampai... semuanya berubah menjadi gelap gulita.

Dari arah kejauhan, terdengar suara sepeda motor mendekat dan berhenti di dekat tubuh Antariksa berada. Sang empu turun dari atas kendaraan tersebut, bibirnya tersenyum miring memandang remaja yang sudah tidur tengkurap di atas tanah.

"Hm, anak ingusan coba mabuk," remehnya menemukan sebotol minuman keras di samping tubuh pemuda itu.

********

Dalam sebuah ruangan, dengan cahaya remang-remang yang berasal dari sinar rembulan menembus jendela kamar. Nampak, seorang anak laki-laki masih tertidur pulas di atas ranjang, dengan ditemani seseorang yang tengah berdiri di samping jendela, pandangannya terus tertuju kepada pemuda tersebut.

"Pa-panas, auch tenggorokan gue panas," rintihnya mulai membuka mata, lagi-lagi ia mengeluh soal kondisi tubuhnya yang seperti terbakar. Kepalanya pusing, padahal ia hanya meminumnya sedikit tapi kenapa efeknya bisa separah ini.

"Sadar juga lo, sudah berani mabuk lo sekarang?" ujar Antarez bersedekap dada, sekarang ia mengenakan kaos putih lengan pendek dengan bawahan celana hitam panjang.

Antariksa mengedipkan matanya beberapa kali, ia mencoba mengamati siapa sosok yang tengah berada di hadapannya saat ini. Apalagi pikirannya yang masih terkena efek minuman keras, membuat pandangannya sedikit buram.

"Kamu... kamu siapa Om?" tanya Antariksa sembari menunjuk kepada Antarez.

"Bangsat, lo berani panggil gue Om! Muka gue ganteng begini lo panggil Om!" sebal Antarez tersulut emosi, menempatkan tubuhnya berdiri di hadapan Antariksa, agar anak itu bisa mencermati baik-baik wajahnya.

"Ba-Bang Antarez?! Kok bisa ada di sini!" kaget Antariksa menyaksikan pemuda bertubuh kekar dengan wajah sama persis seperti dirinya itu, berdiri di hadapannya sekarang.

"Lah ini emang rumah gue, gue yang bawa lo ke sini. Siapa suruh malem-malem tidur di tengah jalan pake gaya-gayaan minum minuman keras, kalau seandainya bukan gue yang nemuin lo tadi bisa-bisa lo dibawa sama orang jahat," ceramah Antarez panjang kali lebar, menceritakan semua kejadian sedetail mungkin kepada Antariksa.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang