Eps 24

547 53 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bagaimana aku bisa mencintai dirinya? Kalau ia saja enggan melihat ku bahagia."

-Antarez Putra Kasela-

********

Biasan sinar mentari menembus sela-sela jendela kamar, Antarez memicingkan mata saat cahaya itu mengenai wajahnya. Dengan perlahan, ia mencoba untuk duduk, Antarez baru sadar kalau semalaman dia telah tidur beralaskan puluhan serpihan kaca.

Laki-laki itu berdiri, lalu berjalan begitu saja di atas benda-benda tajam itu, tanpa merasakan sakit sama sekali.

Beberapa menit kemudian, selepas selesai membersihkan badan dan mengenakan seragam sekolah. Kini tubuh Antarez masih mematung di satu titik, sorot mata dinginnya menatap ke arah sebuah cermin yang tergantung dekat almari.

Tatapan matanya terpaku pada luka lebam kebiruan yang masih terlukis di pipi kirinya, bekas pukulan Papa kemarin. Jari-jari Antarez merabanya, lalu mencengkram nya dengan kuat. "Keluarga itu sampah, hubungan antara Ayah dan anak itu cuman lelucon murahan. Bagaimana mereka bisa menganggap kalau dia adalah pahlawan?" gumam Antarez, bertanya kepada pantulan dirinya dalam cermin tersebut.

Hari ini, anak itu memutuskan untuk mengenakan masker wajah, dengan harapan bisa menyembunyikan luka lebam tersebut.

********

Sesampainya di depan gerbang SMA Darmawangsa, Antarez segera masuk ke dalam sana sembari menaiki sepeda motor ninja hitamnya itu, dan menuju parkiran sekolah.

-Tempat parkiran sekolah.

"Ciieee tumben pake masker boss ku, lagi panuan apa gimana nih muka lo?" ujar Zavian bersama Samudra di sisinya, mereka berdua juga baru saja memarkirkan kendaraannya.

"Emang panuan ada di wajah Za? Jerawat kali," sahut Samudra bingung.

"Ada kok Cahyo, tuh buktinya si Antarez lagi ngalamin."

"Lo bisa gak sih berhenti manggil nama Bapak gua? Ngefans lo sama dia?" sebal Samudra, sebab setiap kali Zavian memanggil dirinya selalu saja menggunakan nama Bapaknya.

"Hehe, sorry Sa, udah keenakan. Awalnya coba-coba, eh malah ketagihan," balas Zavian cengengesan.

"Brengsek," umpat Samudra menatap sinis.

"Gak perlu sok tahu lo," ketus Antarez. "Udah gua mau balik ke kelas," pungkasnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Zavian dan Samudra.

"Lo sih Za, jadi marah kan dia."

"Idih, Antarez nya aja yang gak bisa diajak bercanda, serius mulu hidup dia, mirip dewan perwakilan konoha," jawab Zavian seketika membuat Samudra melongo tak percaya.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang