"Berharap itu... sakit ya."
-Elara Queen Maharani-********
Mereka berdua berjalan bersama menikmati suasana festival, Antarez menatap gatal ke arah tangan Aqila. Ingin sekali anak itu menggenggam tangannya, namun Antarez terlalu malu untuk melakukannya. "Argh, gue nggak bisa!" batin Antarez meronta-ronta, ke-lima jari kirinya buka tutup, membayangkan bagaimana senangnya dia ketika memegang tangan Aqila.
Sampai, pupil mata Aqila membesar, bersamaan dengan berhentinya langkah dia ketika tiba-tiba Antarez menggandeng dirinya. Ekspresi wajah nya menatap lekat kepada laki-laki tersebut, seperti menagih sebuah jawaban.
"Gue.... gue cuman takut lo ilang, tubuh lo kan pendek mirip anak ayam," ucap Antarez tak berani menatap wajah Aqila.
Apa? Anak ayam? Emang dia sekecil itu? Aqila dibuat kesal dengan ucapan Antarez barusan, lalu menginjak kaki Antarez sekuat tenaga untuk meluapkan amarahnya. "Aqila bukan anak ayam!" tulis Aqila di catatan kecilnya.
Antarez tertawa kecil pada saat membaca sebaris kalimat menggemaskan itu, ditambah lagi ekspresi kesal dari Aqila. Semakin membuat Antarez ingin menggoda dia lebih lama lagi. "Lo emang anak ayam, kecil," balas Antarez menepuk-nepuk kepala Aqila, seperti menunjukkan seberapa kecilnya dia.
"Aku bisa tinggi kok, tapi nggak sekarang!" tulis Aqila sekali lagi, guratan senyum semakin nampak di bibir Antarez. Baru kali ini dirinya dibuat senang oleh seseorang dalam satu momen, dan yang paling mengejutkannya lagi dia perempuan. Tidak pernah ada satupun wanita yang berhasil mencuri perhatiannya selama ini, dan Aqila adalah seribu satu dari sekian banyaknya perempuan yang Antarez terima dalam hatinya.
"Kalau nggak sekarang, terus kapan?" goda Antarez.
"Ya nanti." Antarez menganggukkan kepalanya beberapa kali, jangan sampai gadis itu minta pulang gara-gara kesal kepada dirinya. Antarez masih mau menghabiskan waktu bersama lebih lama lagi dengan Aqila.
"Iya deh, gue minta maaf. Sekarang kita beli makan aja yuk! Lo pasti laper kan?" tanya Antarez menyudahi perdebatan kecil mereka, dan dibalas anggukan oleh Aqila sebagai jawaban.
"Tapi.... gue masih boleh gandeng tangan lo, kan? Gue janji nggak bakal ngatain lo anak ayam lagi," pinta Antarez diiringi detakan jantung yang berpacu cepat, jiwanya menjerit malu. Namun, Antarez tetap pandai menyembunyikan perasaan tersebut dari balik ekspresi dinginnya.
"Oke, tapi janji ya!" balas Aqila menggunakan bahasa isyarat, lalu mereka berdua pun kembali melanjutkan langkah dengan tangan yang saling menggenggam satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING
Teen Fiction[Sequel dari cerita brother konflik, pastikan baca brother konflik dulu supaya lebih paham alur ceritanya] Raja tanpa mahkota, mungkin itu adalah kata yang tepat bagi seorang Antarez Putra Kasela. Dia bukan dari kalangan bangsawan, hanya seorang rem...