Bab 4 Menghindar ✨️

1.3K 84 4
                                    


Konnichiwa ⚘️
Yesha come back hehe. Semoga suka ya dengan perubahan alurnya ya walaupun gak beda jauh. Jangan lupa bintangnya dan komen yuk
bagi keseruan kamu baca cerita ini 🤩

HAPPY READING❤️

Apa jadinya trauma yang dulu sudah terkubur kini malah terbuka kembali? Sakit bukan? Itulah yang dialami Anisha saat ini. Gadis itu masih diselimuti rasa takut dan kecewa dengan dirinya sendiri.

Hari berlalu, Anisha menjalani hidupnya dengan baik seperti biasa. Pagi hari ke kampus dan sorenya tadarus di masjid itu pun kalau tidak ada rapat kampus.

"Aku harus melupakan kejadian itu, aku ingin hidup normal lagi." Batin Anisha.

"Heh Nis, makan, yuk! Masih satu jam lagi nunggu kelas." Ajak Elisa sudah menggandeng lengan kanan Anisha.

Anisha melihat jam di ponselnya benar saja masih ada waktu sebelum kelas dimulai. "Yaudah yuk lah." Balasnya.


***

Hari itu kantin tak seperti biasanya. Semua kursi benar-benar penuh tak ada tempat lagi untuk mereka. Beruntungnya masih tersisa bangku kosong walau di ujung kantin.

Setelah mendapatkan tempat duduk mereka langsung melahap makanan lezat itu. Baginya Elisa adalah sahabat terpercaya di kampus tersebut. Memang banyak temannya tetapi hanya Elisa yang mengerti dirinya.

"Tau gak, Nis? Teman SMP ku ketauan hamil gara-gara pacarnya. Jahat banget pacarnya mana temanku mau aja lagi diajak gitu." Mendengar cerita itu Anisha teringat kejadian kelamnya.

Tetiba Anisha menjadi gelisah tak karuan. Ia membatin, "Kenapa ceritanya mirip denganku? Tapi tidak mungkin, aku tidak mungkin hamil. Tapi bagaimana kalau iya? Apa yang akan aku katakan pada Bunda dan Ayah?"

Tepukan di pundak menyadarkan lamunannya. "Hei melamun lagi. Kenapa sih sahabatku? Ada masalah cerita saja."

"Eh tidak, aku-" Anisha terdiam sejenak melihat beberapa mahasiswa lain berjalan melewati bangkunya. Cepat-cepat gadis itu menutup sebagian wajahnya dengan kerudungnya.

Elisa yang sudah terlanjur melihat tingkah sahabatnya dibuat bingung dan bertanya-tanya.

"Hahaha, parah si Theo."

Tak asing di telinganya mendengar suara itu. Ketika berbalik masih dengan kerudung yang menutupi sebagian wajahnya ia melihat orang yang duduk di belakang. Alangkah terkejutnya mendapati laki-laki jahat itu berada di sana.

"Di-dia..." Suaranya gemetar dan langsung kembali ke posisi awal.

"Kamu kenapa, Nis? Ada yang salah?" tanya Elisa khawatir melihat wajah pucat sahabatnya.

"Lis, kita pindah, yuk. A-aku ingin makan diluar kampus saja." ajaknya.

Tanpa bertanya kenapa Elisa mengiyakannya. "Oh oghey."

Ketika akan pergi ke tempat tujuan, Anisha hanyut dalam pikirannya. Ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia membatin, "Jadi ternyata laki-laki itu satu kampus denganku? Dia masih... Kenapa aku harus dipertemukan lagi dengannya? Aku sama sekali tidak ingin melihat wajahnya"

Lagi-lagi Elisa menepuk pundak sahabatnya untuk menyadarkan dari lamunannya. "Kamu sebenarnya kenapa sih? Coba cerita,"

"Lis, kamu kenal laki-laki di belakang ku tadi?" tanyanya.

Dalam Dekapan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang