Dari kejauhan Anisha melihat sosok kakaknya berdiri di depan pintu kosan dengan tatapan dinginnya. Anisha begitu syok melihat kedatangan kakaknya secara tiba-tiba. Terlebih lagi langsung mengetahui tempat tinggalnya saat ini.
“Kak Farel...? Bagaimana bisa–”
“Jadi di sini kamu tinggal?” ucapnya masih dengan tatapan yang sama. “Masuk!” perintahnya menarik tangan Anisha.
Di dalam kamarnya ia benar-benar takut bila kakaknya sudah mengetahui yang sebenarnya.
Kenapa Kak Farel bisa tau tempat tinggal ku? Apakah Fathan yang memberitahunya? Yah... Benar juga, Fathan kan tidak bisa terus melindungiku. Mungkin saat itu dia sudah tidak bisa berbohong pada Kak Farel
Masih diselimuti ketakutan, Anisha mendekat pada kakaknya lalu menyapa dengan ramah seolah tidak ada masalah.
“Kenapa kakak tidak mengabariku dulu kalau mau datang?” tanyanya tersenyum.
“Bila kakak mengabarimu, lantas kamu langsung pergi ke pesantren dan berpura-pura masih tinggal di sana?” jawabnya.
“Maaf, kak. Aku memang salah sudah berbohong pada kakak. Aku hanya ingin mandiri, itu saja, kok.” balasnya kembali tersenyum lebar.
“Nisha. Ceritakan semuanya, siapa yang melakukannya?” tanya Farel serius.
“Ma-maksud kakak apa? Cerita apa kak?” Anisha pura-pura tak paham.
“Kenapa kamu berbohong pada Bunda, Ayah dan kakak kamu tidak tinggal lagi di pesantren? Kenapa kamu selalu mencegah kakak pulang dan menyembunyikan semua keluh kesahmu?” Farel memperjelas maksudnya.
Gadis itu hanya terdiam takut untuk membuka suaranya. Ia sangat bingung ingin menjawab apa atas pertanyaan kakaknya. Tetiba gelombang tak mengenakan terasa di perutnya. Anisha langsung menutup mulutnya lalu berlari ke kamar mandi.
Gadis itu melontarkan isi perutnya yang membuatnya merasa mual. Farel yang mendengar semua itu dibuat khawatir dan terus menggedor-gedor pintu kamar mandi.
Tak lama, Anisha keluar dari kamar mandi dengan wajah lesunya. Farel memerhatikan adiknya dari atas sampai bawah dan menyadari sesuatu.
“Berat badanmu naik, ya? Kamu terlihat lebih berisi.” Ucapan itu jelas membuat Anisha gemetar. Takut bila kakaknya tau yg sebenernya.
“Katakan Anisha, jelaskan semuanya. Jangan kamu suruh aku untuk mengulangi pertanyaan tadi.” Kata Farel menahan emosinya.
“Maksudnya apa kak? Apa yang harus dijelaskan? Ta-tadi aku hanya mual karena masuk angin dan... dan akhir-akhir ini aku sering makan banyak jadi gemuk.” ungkap Anisha tertawa kecil.
“Bohong!”
Gadis itu melangkah mundur ketika kakanya semakin mendekat.
Kakaknya menghantam tembok yang ada di belakang Anisha membuat gadis itu tersentak kaget. “Jelaskan semuanya sebelum kakakmu ini marah. Anisha....”
“Oke, Oke baiklah! A-aku akan menjelaskannya, tapi aku mohon kakak jangan memarahiku...” ucap Anisha meneteskan air mata.
“Ceritakan, Anisha....” kata Farel bernada lembut.
Gadis itu yakin sebenarnya kakaknya sudah tau semuanya dari Fathan, tapi sepertinya kakaknya ingin mendengarnya langsung dari mulutnya sendiri.
“Se-sebenarnya...”
Anisha mulai menceritakan semuanya dari awal kejadian sampai akhir dan itu semua benar-benar membuat Farel geram mendengarnya.
Kini tangannya mengepal, sorot matanya berubah lebih tajam. Emosinya tak bisa ditahan lagi, Farel benar-benar marah mengetahui adiknya diperlakukan buruk oleh orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Dekapan Luka
RomansaKesalahan yang terjadi di malam itu meninggalkan trauma mendalam dihati Anisha. Perasaan malu dan takut terus menghantui jiwanya. Ke mana pun ia berlari pasti selalu jatuh ke pelukan laki-laki yang merampas mahkotanya. Perasaannya semakin berkecamuk...