Perlahan Anisha melangkahkan kakinya menuju jalan raya untuk menemukan angkutan umum. Di perjalanannya itu samar-samar langkah kaki seseorang terdengar dari belakang. Hal yang membuatnya heran adalah langkah kaki itu akan berhenti ketika Anisha berhenti berjalan.
Anisha memutar tubuhnya mendapati tak ada seorang pun di belakangnya. "Mungkin cuma perasaanku aja apa, ya?" Gadis itu pun kembali melanjutkan perjalanan.
Tak lama langkah itu kembali terdengar membuat Anisha terdiam lagi.
"Kenapa aku takut, ya? Di belakang seperti ada yang mengikutiku. Jangan-jangan laki-laki itu? Tidak mungkin, jelas-jelas dia tadi sudah pulang." ucapnya pelan.
Ia mencoba membuktikannya dengan berjalan ke gang dan berputar-putar di daerah itu. Benar saja orang di belakangnya tetap mengikutinya. Berpakaian serba hitam lengkap dengan topi dan kacamata yang senada warnanya. Itulah sosok yang dilihat Anisha.
"Gak beres ini. Aku harus minta bantuan."
Ia mengangkat ponselnya hendak menelepon seseorang.
"Assalamu'alaikum, Ayah. Ayah di mana?"
"Waalaikumsalam. Ayah di kantor sayang. Ada apa, Nak?" balasnya lembut.
"Ayah bisa jemput Nisha? Anisha rasa sedari tadi ada yang membuntuti Nisha. Nisha takut, Yah...."
"Ayah segera ke sana sayang. Tunggu, ya. Jangan takut." Ucapnya.
Setelah mendengar kalimat itu hatinya sedikit tenang mengetahui ayahnya akan menjemputnya sebentar lagi.
Tak lama kemudian, sebuah mobil putih berhenti di tepi jalan tepat di depan Anisha. Ya itu ayahnya datang menghampirinya. Dengan rasa lega ia memeluknya dengan erat.
"Ayah ... Nisha takut."
"Tenang sayang... Ada Ayah di sini. Semuanya baik-baik saja." ucapnya membelai kepala putrinya.
"Ayah, bila hal buruk terjadi padaku, apa Ayah akan tetap menyayangiku?"
"Iya! Sampai kapan pun selamanya Ayah akan tetap menyayangimu. Nisha kan putri kecil Ayah,"
"Tapi aku sudah dewasa Ayah,"
"Di mata Ayah kamu tetap putri kecil tercinta Ayah." jawabnya tersenyum lebar.
Ketika mobil sudah dijalankan, Anisha melirik ke belakan melihat orang yang mengikutinya hanya diam mematung menatap kepergiannya.
Siapa ya dia? Apa ada hubungannya dengan laki-laki itu?
Di tengah perjalanan Anisha terus termenung dengan pandangan mata kosong ke kaca mobil sebelahnya. Ayahnya yang melihat dibuat heran kemudian bertanya, "Kenapa, nak? Ada masalah?"
"Ayah, Nisha mau pulang ke rumah boleh, kan?" tanya Anisha menatap ayahnya.
"Loh kenapa toh ada masalah di pesantren?" Ayahnya balik bertanya.
Anisha menggeleng mengartikan tidak terjadi apa-apa di pesantren. Kemudian ia menjelaskan alasan kepulangannya itu karena ada orang asing yang munguntitnya. Anisha tak mau masalah dirinya merembet ke santri-santri di pesantren.
Mendengar penjelasan putrinya, lelaki tua itu mengiyakannya dan setelah mendapatkan izin dari pengurus pondok mereka pun segera pulang ke rumah.
***
"Nisha minta izin untuk tinggal di rumah?" tanya Fathan mendengar kabar itu.
"Iya. Kata ayahnya ada orang yang mengikutinya," jawab Umi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Dekapan Luka
RomanceKesalahan yang terjadi di malam itu meninggalkan trauma mendalam dihati Anisha. Perasaan malu dan takut terus menghantui jiwanya. Ke mana pun ia berlari pasti selalu jatuh ke pelukan laki-laki yang merampas mahkotanya. Perasaannya semakin berkecamuk...