Boruto menginjakkan kakinya di lantai ketiga. Beberapa orang langsung tertarik dengan anak kecil kuning yang memasuki area Chunin. Bagaimana pun, kontrasnya terlalu mencolok.
Kebanyakan dari pengamat berusia di awal 20-an dengan beberapa di bawah usia tersebut. Hanya saja, lantai ketiga lebih sepi dari dua lantai sebelumnya. Di ruang terbuka, tidak ada lebih dari 12 orang dalam pandangan sekilas.
Boruto tahu sedikit informasi. Lantai ketiga dan di atasnya memiliki bilik baca pribadi sehingga kebanyakan orang akan langsung memasuki bilik tersebut setelah memilih buku, gulungan, manuskrip, atau media tulis serupa.
Boruto tidak mengenal orang-orang ini, jadi dia tidak akan berinisiatif berkenalan. Dia hanya menyusuri satu per satu rak buku dan mulai menyeleksi judul.
Tidak lama, tatapan Boruto tertarik pada suatu buku berjudul 'Darah Tidak Murni Klan Hyuga'. Ia mengerutkan kening. Dari judulnya, buku ini seperti menghina bahwa Klan Hyuga memiliki darah tidak murni. Tapi apa itu darah tidak murni?
Boruto segera membawa buku ini ke bilik baca pribadi. Dia membuka halaman demi halaman. Isinya cukup membuat dia mengerutkan kening.
Inti dari buku ini memang mengejek secara halus Klan Hyuga. Di masa sebelum perdamaian, Klan Hyuga terbagi menjadi dua kubu. Yang pertama adalah kubu Keluarga Utama. Yang kedua adalah kubu Keluarga Cabang.
Kubu Keluarga Cabang dipaksa untuk melayani kubu Keluarga Utama. Klan Hyuga mengklaim bahwa darah yang dimiliki keluarga cabang tidak murni, sehingga untuk melindungi kemurnian darah Hyuga, seluruh Keluarga Cabang harus melindungi Keluarga Utama dari bahaya apapun.
Pada dasarnya, tugas penting Keluarga Utama adalah menikah di antara mereka sendiri guna melestarikan darah murni Klan Hyuga. Sementara tugas Keluarga Cabang adalah melindungi Keluarga Utama dengan jiwa dan raga mereka. Keluarga Cabang juga harus menikah dengan sesama mereka sehingga tidak akan ada keturunan liar yang bocor keluar di masa depan.
Sebenarnya di waktu tersebut, setiap klan arus utama memiliki aturan yang mirip untuk melindungi garis darah mereka. Hanya saja tidak ada yang seekstrim Klan Hyuga dengan memperbudak sesama anggota klan.
Kemudian, penulis membawa sudut pandang masalah ini ke cakupan desa. Pada dasarnya, Keluarga Cabang lebih banyak berkontribusi bagi desa karena mereka sudah memiliki pola pikir berkorban sedari kecil. Bagi Keluarga Cabang, berkorban untuk desa sama dengan berkorban untuk Keluarga Utama, karena seluruh Klan Hyuga adalah anggota Desa Konoha.
Penulis kemudian merinci nama para martir Keluarga Cabang Hyuga yang telah mati demi desa serta kontribusi besar mereka. Kemudian dia bandingkan dengan nama-nama Keluarga Utama Hyuga dan kontribusinya.
Di akhir, penulis bertanya kepada pembaca, 'Jadi, siapa sebenarnya yang berdarah tidak murni dari Klan Hyuga?'.
Boruto merasa dilema. Di satu sisi, dia tidak setuju dengan cara perbudakan keluarga ini. Di sisi lain, dia tahu kakek kandungnya, Hiashi Hyuga, adalah Kepala Klan saat ini sekaligus anggota Keluarga Utama tersebut.
Boruto tahu, sejak buku ini disimpan utuh, itu berarti apa yang disampaikan buku bukanlah fitnah sembarangan. Bahkan, mungkin itu mendekati fakta.
Sudut pandangnya pada Klan Hyuga tiba-tiba berubah aneh. Sebelum membaca buku ini, dia hanya berpikir Klan Hyuga adalah rumah masa kecil ibu. Di sana ada kakek yang sering memberinya hadiah. Di sana juga ada Bibi yang sering bermain dengannya sewaktu kecil.
Setelah membaca buku, rasa kasih sayang ini menjadi kabur. Ini mirip seperti perasaan cinta-benci dengan ayahnya, Naruto. Di satu sisi, dia ingin kasih sayang ayahnya. Di sisi lain, ia tak ingin ayahnya terlalu mendiktenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORUTO: Jalan Baru ke Era Kultivasi
FantasyYang berbeda dari cerita aslinya: 1. Boruto terkesan lebih dewasa dan tidak menjengkelkan. 2. Karakter lawas tidak di-nerf, malah tambah kuat. 3. Alur cerita fresh, sehingga akan lebih banyak perbedaan dari alur aslinya. 4. Banyak karakter buatan sa...