Chapter 28: Duel

91 20 1
                                    

Chapter 28: Duel

Arena Akademi.

Di sebuah panggung seluas lapangan basket, Boruto, Inojin, dan Shikadai berdiri di atasnya. Sementara itu kedua gadis, Choucho dan Inori, duduk di bangku penonton sebagai pengamat. Inori merasa cemas jika keduanya melebihi batas dan saling melukai dengan parah. Dia terus mengingatkan para lelaki agar bertindak sesuai aturan duel. Sedangkan bagi Choucho, dia merasa seperti akan menonton bioskop saja. Dia bahkan membeli lebih banyak makanan untuk dinikmati sambil menunggu pertunjukkan.

Shikadai berdiri di tengah kedua petarung. Tatapannya sangat malas dan merasa dia dipaksa mengambil pekerjaan yang merepotkan. Namun, dia juga tahu aturannya. Pertandingan resmi antara Shinobi adalah sakral dan tidak akan benar-benar cuek terhadap itu.

Shikadai berkata, "Sebelum pertandingan ini dimulai, aku harap kalian mengingat aturannya. Tidak boleh ada luka fatal. Keluar dari arena dinyatakan kalah. Hilang kesadaran dinyatakan kalah. Menyerah diperbolehkan. Jika ada yang melenggar aku akan melaporkan pada Jonin yang bertugas dan tidak akan memihak siapapun."

"Satu lagi, Boruto, apa kamu yakin akan memakai penutup mata itu di pertandingan ini?"

Shikadai memang agak aneh dengan fesyen baru Boruto. Namun, ia tak begitu peduli, teman-teman yang lain pun tidak. Mereka sudah beberapa kali melihat Boruto memulai suatu tren fesyen di akademi. Ia pernah memakai kacamata. Ia juga pernah memakai headset. Bahkan Ia juga pernah memakai kaos ketiak terbuka dan mengikatkan jaketnya di pinggang seperti preman.

Satu hal yang pasti, Boruto biasanya hanya mempertahankan penampilan baru dalam hitungan hari atau paling lama minggu sebelum kembali ketampilan normalnya. Namun, Boruto adalah ikon yang dilihat banyak anak-anak seumuran. Ketika dia mengganti fesyennya, beberapa anak sadar atau tidak sadar akan mencoba-coba hal yang sama dan akhirnya menemukan gaya mereka tersendiri.

Sebenarnya, alasan Boruto berduel dengan Inojin bukan hanya karena ketidak sukaannya, tetapi juga untuk berlatih di gaya barunya ini. Menutup sebelah mata merupakan kerugian dalam pertarungan karena jarak pandang pengguna akan dibatasi setengahnya.

Walau Boruto sudah banyak bertarung dengan klonnya sendiri, tetapi melawan klon dan melawan shinobi asli adalah dua hal yang berbeda. Semua tindakan klon berasal dari dia sendiri dan akan mudah diprediksi. Berbeda dengan melawan shinobi asli yang butuh lebih banyak usaha untuk memprediksi gerakan dan tindakan balasan yang tepat.

Boruto tersenyum dan berkata, "Aku akan baik-baik saja."

Inojin berceloteh, "Kuharap kau ingat kata-katamu dan tidak membuat alasan jika kalah."

Boruto membalas, "Hal yang sama berlaku untukmu."

Shikadai menghela napas dan berbicara, "Baiklah, aku akan melempar koinnya, pertandingan dimulai!"

Tik!

Koin perak dilemparkan Shikadai ke udara. Koin itu berputar bolak-balik memperlihatkan gambar dan angka dalam pergantian yang cepat. Selagi koin belum menyentuh tanah, Shikadai mengungsi ke jarak aman.

Inori yang menonton dari jauh merasa tegang dan berdoa agar keduanya tak terluka. Sementara Choucho sudah mulai membuka camilan ketiganya dan memakan dengan lahap serta antusias.

Pada momen ini, Boruto tersenyum pada Inojin seolah mengatakan hasilnya sudah pasti.

Inojin yang melihat senyuman bocah kuning menggertakkan giginya seolah berkata 'Jangan besar kepala karena aku punya kejutan untukmu!'

Tik!

Ketika Koin menyentuh tanah, pertandingan resmi dimulai.

Boruto telah memiliki pengalaman melawan Inojin dan menggunakan itu untuk melakukan inisiatif serangan. Ia tahu jutsu Gaya Tinta milik Inojin perlu waktu sebelum diaktifkan. Maka dari itu, Boruto tak akan memberinya kesempatan untuk menggambar apapun.

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang