Boruto mengutuk keras versi curang dari Kagebunshin di dalam hatinya. Bukan hanya jumlah klon yang dihasilkan sangat banyak, tetapi pengaktifannya bahkan tidak memakai segel tangan.
Sekalipun merasa takjub, wajah Boruto masih serius dan datar. Dia tidak ingin ayahnya bersikap sok karena melihat ekspresi terkejutnya.
Dia berpura-pura tenang dan bertanya, "Jadi, ini alasan ayah selalu menyebarkan bunshin di desa? Untuk mencapai level penguasaan seperti ini?"
Melihat anaknya yang tak terpukau, Naruto masih tersenyum. Sekalipun kemampuan Naruto adalah merasakan energi negatif dan bukan positif, tetapi instingnya sebagai seorang ayah mengetahui bahwa putranya hanya bersikap tangguh.
Naruto tak berniat mengekspos putranya dan malah menghilangkan ratusan bunshinnya sebelum menjawab, "Ya, itu salah satu alasan mengapa ayah selalu memakai Kagebunshin. Alasan lainnya adalah karena ayah ingin mengetahui desa secara menyeluruh. Bukannya ayah sombong, tapi ayah berani menjamin bahwa tidak ada orang yang lebih mengetahui seluk beluk Desa Konoha selain ayah."
Boruto mencibir tidak setuju. "Benarkah? Kalau begitu akan aku tes. Siapa nama pemilik kedai tusuk daging sapi di distrik ke 3?"
"Oh, kalau maksudmu pria botak itu, namanya adalah Ueda Masao. Dia menyewa kedai di pasar distrik ketiga. Rumahnya yang sebenarnya ada di distrik ke 8, gang ke 3, dan blok ke 18." Naruto berkata penuh percaya diri.
"Huh, dari mana aku tahu ayah tidak mengarang cerita untuk membuatku terkesan?" Boruto menatap penuh sindiran.
"Mengapa ayah harus membohongimu untuk sesuatu yang mudah diekspos? Baiklah, kalau kamu tidak percaya, silakan tanya ayah lagi!"
Boruto tersenyum penuh kemenangan. Dia mulai bertanya secara acak tentang situasi desa. Pertanyaan itu mencangkup nama orang, nama bangunan, harga barang, alamat, dan lainnya yang bisa Boruto pikirkan.
"Kemudian, menurut ayah, siapa pemilik toko bunga tercantik di desa?" Boruto bertanya penuh perhatian.
Mendengar itu, Naruto sedikit canggung dan terbatuk. "Ahem ... cantik itu relatif. Namun, jika maksudmu adalah pemilik toko bunga yang merupakan seorang gadis muda di usia 20-an yang memiliki pesona tertentu, maka ayah hanya bisa memikirkan gadis bernama Kasuga."
Sudut mulut Boruto sedikit terangkat. Sekalipun Boruto benci mengakuinya, tetapi preferensi ayahnya dan dia tentang wanita tidak berbeda jauh. Maka dari itu, ia yakin ayahnya pasti akan menyebut nama Kasuga sekalipun mungkin ada toko bunga lain yang memiliki pemilik cantik lainnya.
"Lalu, siapa saja keluarga orang itu?"
"Dia memiliki seorang kakek yang tidak sedarah. Sayangnya, kakek itu meninggal sekitar 5 tahun lalu. Sekarang, dia hidup sendirian untuk menjalankan toko bunga dari warisan harta kakeknya itu."
"Oh, lalu, bagaimana kisah hidup kakeknya itu di waktu muda?"
"Mereka berdua adalah imigran. Boruto, walau kita mengecek latar belakang imigran, tidak sopan untuk menanyakan detail hidup mereka. Jika desa melakukan prosedur seketat itu, maka sangat sedikit orang yang mau menetap di Konoha.
Kamu tahu, di era ini kita sangat membutuhkan sumber daya manusia. Jadi, kita harus berkompromi untuk tidak melakukan hal yang terlalu otoriter. Setidaknya selama para imigran itu tidak memiliki catatan kriminal, kami tidak melarang mereka menetap."Naruto menjelaskan tanpa banyak kecurigaan. Berkat banyak pertanyaan Boruto sebelumnya, pertanyaan spesifik tentang identitas seseorang ini tidak terlalu aneh.
"..."
Boruto sedikit kecewa di dalam hatinya tetapi juga memaklumi itu. Bagaimanapun, Uzumaki Tenrou adalah mantan Anbu. Dia tentu tahu cara menyamarkan identitas dirinya dengan baik. Bahkan jika Konoha tidak melonggarkan aturan, seharusnya pria tua itu masih bisa masuk tanpa terekspos.
"Yah, cukup tentang desa. Sekarang, silakan kamu berlatih. Ayah akan meninggalkan sebuah bunshin yang akan menjagamu. Silakan bertanya padanya jika kamu menemui masalah."
Boruto mengerutkan kening dan bertanya, "Ayah akan kembali ke desa?"
"Ya." Naruto tidak menjelaskan lebih jauh. Dia tahu watak putranya. Terkadang dia merajuk ingin diperhatikan, tetapi putranya ini juga cukup dewasa. Putra ini tidak akan menghambat pekerjaannya sebagai Hokage hanya karena keegoisan.
Naruto pun segera membuat sebuah bunshin. Kemudian, tubuh aslinya menghilang dengan cepat. Gerakan itu hampir tidak bisa ditangkap oleh Boruto.
Bunshin itu berkata, "Kamu berlatihlah. Ayah akan menyiapkan kebutuhanmu selama latihan. Kita akan menginap di sini sampai jadwal pemeriksaanmu selanjutnya."
Boruto mendengus dingin dan buru-buru berkonsentrasi menatap batu besar untuk memahami Aksara Atavistik. Mendengar bunshin menyatakan dirinya sebagai 'ayah' membuat Boruto agak jijik.
Beberapa jam berlalu.
Boruto sudah bisa merasakan jalur chakra yang benar dari denyutan. Ia mencoba beberapa segel tangan umum untuk membantu memandu chakra keluar.
Tidak seperti praktik Naruto sebelumnya, Boruto setidaknya membutuhkan kombinasi lima segel tangan. Jika kurang dari ini, Boruto merasa chakra akan menyimpang.
Setelah menemukan jalur chakra yang tepat, Boruto berkonsentrasi pada perubahan wujud chakra. Kebanyakan Shinobi yang kurang bakat akan gagal di tahap ini.
Contohnya, dia pernah melihat seorang anak di akademi yang diuji menggunakan teknik bunshin. Anak ini terlihat kesulitan di tahap perubahan wujud chakra. Hasilnya, bunshin anak ini tidak sempurna. Bunshin itu terlihat lembek seperti manusia yang kehilangan kerangkanya.
Setelah merasa waktunya tepat, Boruto berteriak, "Kagebunshin!"
Tiga buah klon mirip dirinya terbentuk di sekitar.
Boruto mengerutkan kening. Klon yang diciptakan Kagebunshin memang spesial. Koneksinya dengan klon lebih jelas dari teknik bunshin normal. Hanya saja, hal yang membuatnya tidak nyaman adalah pembagian chakra.
Jika itu bunshin normal, chakra hanya akan digunakan pada saat pelepasan teknik. Tidak akan ada pembagian merata dengan bunshin seperti saat ini.
Bunshin normal kira-kira hanya akan mengonsumsi 5% chakra pengguna. Sedangkan saat ini, Boruto merasa setiap klon mendapatkan 25% chakranya.
Itu artinya, klon dari Kagebunshin memang lebih kuat. Namun, itu juga berarti tubuh asli Boruto hanya memiliki 25% chakra. Hal ini akan membuat tubuh asli tidak bisa gegabah dalam mengeluarkan jutsu lainnya.
Setelah cukup merenung, Boruto mengeluarkan kunai dari sakunya dan menyerang salah satu klon. Tentu saja, klon tidak akan melawan jika tubuh asli memintanya untuk diam. Kunai pun menembus dada klon dan membuatnya menghilang.
Ada tiga hal yang Boruto terima dari uji coba tersebut. Pertama adalah ingatan klon bahwa dia telah diserang kunai. Kedua adalah rasa sakit klon yang ditransmisikan langsung ke otaknya. Ketiga adalah chakra klon yang kembali ke tubuhnya.
Untuk yang pertama, Boruto tidak terlalu terkejut karena penjelasan ayahnya sudah memberikannya gambaran.
Untuk yang kedua, Boruto sedikit salah paham sebelumnya. Dia pikir maksud rasa sakit akan seperti rasa sakit fisik. Misalkan klon terluka di tangan kanan, maka tangan kanan tubuh asli juga akan terasa sakit. Namun, ternyata tidak seperti itu. Rasa sakit ini langsung di arahkan ke otaknya sebagai kejutan impuls syaraf.
Yang paling penting, perasaan sakit ini sangat familiar bagi Boruto. Ini mirip dengan rasa sakit ketika kekuatan matanya terpicu di pasar. Hanya saja, rasa sakit dari kekuatan matanya bertahan cukup lama sehingga membuat dia tidak bisa bertindak normal.
Untuk yang ketiga, saat chakra klon yang hilang kembali ke tubuhnya, dia memiliki dua pilihan. Entah membiarkan chakra itu menetap di tubuh asli atau membagikannya lagi secara merata dengan klon.
Pilihan inilah yang tidak dimiliki teknik bunshin normal. Jika bunshin normal hilang, maka chakranya juga akan melebur ke udara alih-alih kembali ke tubuh utama.
Dengan pilihan ini, Boruto bisa bertindak sesuai keadaan di masa depan. Jika dia ingin bertahan, maka dia akan membiarkan tubuh utama menerima lebih banyak chakra. Jika dia ingin menyerang, maka chakra yang kembali padanya akan dia transmisikan lagi ke sisa bunshin di medan perang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORUTO: Jalan Baru ke Era Kultivasi
FantasyYang berbeda dari cerita aslinya: 1. Boruto terkesan lebih dewasa dan tidak menjengkelkan. 2. Karakter lawas tidak di-nerf, malah tambah kuat. 3. Alur cerita fresh, sehingga akan lebih banyak perbedaan dari alur aslinya. 4. Banyak karakter buatan sa...