Chapter 37 : Langkah Gelincir Salju

64 14 0
                                    

Chapter 37 : Langkah Gelincir Salju

Sesampainya Boruto pada tempat yang dirasa tepat, dia menghembuskan napas lega. Dirinya ingin menghilangkan pikiran-pikiran yang mengganggu dan hanya akan fokus pada latihan.

Boruto merogoh jaketnya. Di sana ada botol porselen yang berisi Pil Anti-dingin. Boruto dalam dilema. Haruskah ia mengonsumsi pil ini sekarang?

Beberapa pil biasanya membutuhkan waktu untuk menimbulkan efek. Namun, Boruto khawatir efek pil akan membuat penginderaan atas tubuhnya terasa berbeda.

Menurut Choucho, efek pil ini akan membuat pengguna mampu menahan hawa dingin. Boruto tidak tahu bagaimana tubuhnya akan berubah karena itu. Jika ternyata perubahannya mempengaruhi indra perasanya, Boruto takut dirinya harus memulai semacam pembiasaan diri lagi atas seluruh tubuhnya.

Hal tersebut tidak secara langsung berarti buruk, hanya saja Boruto akan berlatih sekarang. Dia butuh keadaan fisik yang familiar, sehingga setiap inci tubuhnya akan bergerak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Jika ada variabel yang membuat tubuhnya bertindak berbeda, itu akan mempengaruhi kemajuan latihannya nanti.

Maka dari itu, Boruto memutuskan untuk menyimpan pil setidaknya sampai hiruk pikuk tahun baru selesai. Ia pun memasukkan kembali pil ke tempat aman.

Boruto bergumam, "Pil hanyalah bantuan eksternal. Untuk menjadi kuat, mengandalkan diri sendiri lebih penting."

Setelah mengucapkan motivasi pada dirinya sendiri, Boruto memejamkan mata. Mirip seperti Sarada, Boruto membuat simulasi gerakan dirinya dalam pikiran.

Jika dipikir-pikir, gerakan misterius Boruto terjadi akibat dia telah berlatih di alam bawah sadar bersama kepribadian malasnya. Di sana, dia meniru cara kepribadian itu bernapas, bergerak, dan bereaksi.

Napas kepribadian malasnya sangat tenang dan stabil. Gerakannya tidak pernah sia-sia. Responnya juga selalu tepat tanpa celah. Bahkan, Boruto yang sekarang merasa belum mampu meniru seratus persen apa yang bisa dilakukan kepribadian malasnya.

Namun, dia mengerti satu hal. Boruto nyata memiliki banyak sifat yang dinamis. Sekalipun malas dan angkuh adalah yang dominan, tapi Boruto juga cerdik, berani, disiplin, dan terkadang nekat.

Dengan menggabungkan keunggulannya yang lain pada teknik baru yang akan dibuat, Boruto merasa bisa membuat kepribadian malasnya kalah di masa depan.

Apa kelemahan kepribadian malas? Dia terlalu pasif dan tidak berinisiatif. Boruto merasa harus melakukan sebaliknya.

Kemudian, Boruto memikirkan teknik gerakan berbasis chakra yang dia miliki. Pertama adalah kontrol chakra yang tepat pada momen seperti berjalan di atas air atau memanjat tembok. Kedua, dia terbiasa melakukan teknik Pergerakan Cepat yang memberinya kecepatan eksplosif sesaat.

Teknik Pergerakan Cepat sebenarnya adalah cara bergerak dan bermanuver paling umum bagi seorang shinobi. Hanya saja, teknik ini terlalu monoton dan berfokus pada garis yang mudah ditentukan.

Tentu saja, semakin kuat seorang Shinobi, kecepatannya dalam teknik ini akan semakin menggila. Contohnya ketika orang sekelas Naruto melakukannya, bayangannya mungkin bahkan sulit dilihat oleh lawan. Seakan-akan mirip seperti dia berteleportasi instan, padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Ada satu kelemahan lagi dalam teknik Pergerakan Cepat, yakni konsumsi chakra. Semakin sering gerakan eksplosif dilakukan, semakin terkuras pula chakra pengguna.

Setelah melihat ke dalam dirinya sendiri, Boruto memutuskan. Teknik yang hendak dibuatnya tidak akan secepat Pergerakan Cepat, tetapi akan membuatnya lebih mudah dalam merubah posisi dan bermanuver. Maka dari itu, kontrol chakra pada kaki harus sangat tepat.

Kemudian, konsumsi chakranya juga harus stagnan, tidak boleh ada pengurasan chakra setiap kali keadaan berubah. Ini mirip seperti konsumsi chakra ketika shinobi berjalan di atas air atau memanjat dinding.

Boruto melihat hamparan salju yang luas. Karena tidak ada air, maka Boruto akan menggunakan salju sebagai media latihan. Dia berdiri di atas salju dengan chakra di kakinya. Sebisa mungkin, ia pastikan berat tubuhnya tak akan membuat kakinya tenggelam ke dalam gundukan salju.

Boruto mulai berlari seperti biasa. Ia berputar dan melompat dari satu sisi ke sisi lain. Awalnya, kontrol chakranya masih agak buruk. Jejak kakinya masih terukir jelas di atas salju.

Lima belas menit berlalu.

Kali ini, Boruto sudah cukup terbiasa bermanuver di atas salju. Jejak kakinya sudah sangat tipis dan susah dikenali tanpa pengamatan cermat.

Setelah sekian lama waktu berlalu, Boruto sekarang bisa membuat jejak kakinya hampir tidak terlihat ketika menapak di atas salju. Dia merasa kontrol chakranya sudah tepat untuk menuju ke tahap berikutnya.

Selanjutnya adalah bagaimana membuat gerakannya lebih cepat dari berlari normal.

Setelah berpikir lama, Boruto mendapat pencerahan. Hal yang membuat langkah terasa berat, salah satunya adalah gaya gesek dengan tanah. Jika kontrol chakranya bisa meminimalkan gaya gesek yang terjadi, maka langkahnya akan seperti mengambang.

Kali ini, alih-alih mencoba di atas salju, Boruto justru membersihkan salju dalam radius yang cukup besar untuk memunculkan tanah coklat. Boruto memastikan tanah tidak licin dan malah membuatnya sekasar mungkin.

Ketika arena latihan sudah siap, Boruto meluncur dengan kontrol chakra yang sudah ia kuasai. Ia benar-benar mencoba menggesekkan tanah dengan kaki layaknya bermain papan luncur.

Awalnya, tanah masih terasa bergesek hebat. Walau kontrol chakranya sudah baik, itu belum sempurna untuk meluncur.

Lama-lama, Boruto semakin paham cara meminimalkan gaya gesek dengan chakranya. Ini ada hubungannya dengan mengubah vektor gaya dalam fisika dasar. Intinya, Boruto mengupayakan chakra di kakinya berputar seperti roda, sehingga sekali menghentak, dia bisa meluncur jauh.

Tak hanya itu, jika dirinya ingin bermanuver ke arah tertentu, ia mengubah arah putaran chakranya sehingga mirip seperti roda yang dapat berputar 360 derajat kapan saja.

Boruto tersenyum puas. Dengan begini, teknik barunya selesai dibuat. Hal yang tersisa adalah pembiasaan diri agar tidak canggung ketika memakai teknik ini pada pertempuran sebenarnya.

Boruto sekarang yakin. Jika dirinya sudah memiliki teknik ini untuk melawan Inojin sebelumnya, bahkan jika dia dikejutkan oleh hujan shuriken lagi, dia bisa menghindar sambil bermanuver cepat ke arah Inojin dan tak akan membiarkannya menggambar apapun.

Sedangkan untuk Sarada, dia telah melihat kehebatan lemparan shurikennya. Jika gadis itu tak memiliki kartu truf lain, Boruto akan dengan mudah menghindari serangannya. Tentu saja, Boruto tidak akan berpikir orang seperti Sarada dan Inojin akan stagnan dan tidak berkembang.

Untuk membuktikan siapa yang lebih unggul, mau tidak mau mereka harus bertarung lagi di masa depan.

Boruto bergumam pada dirinya sendiri, "Baiklah, sekarang aku hanya harus terus membiasakan diri dengan teknik baru ini sehingga setiap otot di kakiku dapat mengingatnya."

"Ngomong-ngomong, sebaiknya teknik baru ini kuberi nama. Karena gerakannya mirip seperti orang berselancar dan aku berlatih dibantu oleh salju, mari beri nama teknik ini Langkah Gelincir Salju."

"Hahaha … nama yang bagus."

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang