Chapter 38: Ino-Shika-Cho Bubar?

62 12 2
                                    

Chapter 38: Ino-Shika-Cho Bubar?

Malam hari, di sebuah restoran barbekyu, ketiga generasi tua shinobi yang terkenal berkumpul. Mereka memesan bilik khusus agar terhindar dari keributan tamu lainnya. Daging-daging mentah, sayuran segar, potongan ikan tuna dan salmon sudah berjejer rapi di dekat pemanggang. Restoran ini jelas memiliki konsep memasak mandiri untuk para pelanggan.

Seorang pria tambun memulai pembicaraan, “Sekalipun ini belum waktunya, aku akan bersulang merayakan tahun baru dengan kalian di sini.”

Pria tambun itu menuangkan sake dari botol porselen ke dalam cangkir kosong kedua orang di depannya. Orang pertama adalah Shikamaru Nara, pria bertampang pintar dengan kuncir rambut yang khas. Orang lainnya adalah Ino Yamanaka, wanita pirang menawan yang memiliki pesona menggoda. Itu artinya pria tambun adalah Choji Akimichi. Mereka bertiga dapat disebut teman akrab masa remaja.

Shikamaru membalas, “Benar, sudah lama kita tidak berkumpul bersama dalam suasana tahun baru. Lagi pula, kita semua sudah tua dan memiliki kewajiban masing-masing.”

Ino menimpali, “Kalian para lelaki memang menjadi tua dan lemah. Sama sekali tidak memiliki pancaran semangat masa muda. Istri-istri kalian banyak mengeluh padaku.”

Shikamaru bergidik ngeri, “A-apa yang Temari katakan padamu, Ino?”

Ino tersenyum misterius, “Hehehe … apalagi selain suami yang tidak bisa bertahan lama.”

Mendengar pernyataan itu, Choji dan Shikamaru menjadi canggung.

Choji membantah, “Huh … Karui tidak berbicara apa-apa padaku. Kamu jangan bicara omong kosong, Ino!”

Ino tertawa kecil, “Tentu saja istri-istri kalian tidak bicara apa-apa. Lagi pula mereka menjaga harga diri suaminya. Jika kalian bertanya padaku, hehehe … aku tahu banyak rahasia keluarga di Konoha ini.”

Kedua pria terbelalak tak percaya. Bagaimana bisa Ino yang selama ini mereka kenal baik tiba-tiba berubah menjadi tempat curhat dan gosip para ibu-ibu Konoha? Keduanya diam-diam memutuskan untuk membuat istri mereka tidak banyak bergaul dengan Ino atau seluruh isi rumah tangga bisa diketahui banyak orang.

Choji juga menambahkan dalam hatinya untuk membuat beberapa pil khusus bagi dirinya sendiri. Pil apa itu? Rahasia keluarga tidak patut dibicarakan.

Shikamaru terbatuk. “Ahem … ngomong-ngomong, waktuku tidak banyak di sini. Tahun baru semakin dekat dan pekerjaanku menumpuk. Jika ada yang ingin dibicarakan, silakan dimulai. Aku akan mendengarkan.”

Setelah pernyataan itu, Shikamaru dan Ino melirik Choji. Sejujurnya, pertemuan ini diagendakan oleh pria tambun itu. Semenjak mereka memiliki keluarga sendiri, kedekatan trio sebenarnya sudah tidak seerat masa remaja. Biasanya di masa-masa tahun baru ini, prioritas mereka adalah pekerjaan atau keluarga. Teman bermain sudah tak masuk dalam pertimbangan.

Hanya saja, kali ini Choji berkata dia akan berdiskusi penting, jadi mau tak mau mereka datang demi hubungan masa lalu.

Choji tersenyum dan mengangkat cangkir sake, ”Jangan terlalu kaku, mari bersulang dulu.”

Ino dan Shikamaru berkata serempak, “Bersulang!”

Beberapa momen tegukan sake terjadi. Tak ada dari mereka yang mabuk karena toleransi alkohol mereka tinggi. Bahkan jika ada yang mabuk, kontrol chakra dalam tubuh bisa menghilangkan efek mabuk tersebut.

Choji kemudian memasak beberapa daging cincang, potongan ikan, dan sayur segar sambil berbicara, “Sebenarnya, aku ingin membicarakan masa depan anak-anak kita.”

Ino yang sedang berlama-lama memainkan cangkir sakenya berkata, “Oh, masalah itu. Benar, sebentar lagi tahun terakhir bagi mereka di akademi akan terjadi. Apa kalian sudah berbicara pada mereka tentang formasi Ino-Shika-Cho?”

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang