Chapter 41: Kakak Punyaku!

75 14 0
                                    

Chapter 41: Kakak Punyaku!

Gerbang Akademi.

Seorang chunin sedang mengumumkan acara yang akan berlangsung sebentar lagi. Acara tersebut adalah pertarungan genin antar desa shinobi yang berafiliasi dengan Konoha. Tentu saja, sebagai Tuan Rumah, Konoha juga akan mengirim kandidat mereka untuk ikut serta.

Acara ini memang bertujuan untuk memeriahkan festival. Namun, ada makna yang lebih dalam di belakangnya. Jika Konoha melihat bahwa genin-genin desa tertentu lebih unggul dari yang lainnya, Konoha akan memberi desa mereka perhatian lebih.

Perhatian ini bisa berupa hal-hal materi seperti pil, jutsu unik, atau senjata kuat tertentu. Bisa juga menjadi hal non-materi seperti publikasi desa, pertukaran pelajar, misi gabungan, dan lainnya.

Intinya, tidak ada kerugian jika ingin memamerkan genin-genin terbaik desa kecil kepada Konoha.

Mengapa bukan chunin atau jounin yang bertarunng? Alasan pertama adalah keamanan. Daya rusak pertarungan tingkat tersebut tentunya bukan lelucon. Jika ada kesalahan dalam keamanan, festival tahun baru akan menjadi tragedi.

Alasan kedua adalah kewaspadaan masing-masing desa. Walau dinyatakan mereka adalah sekutu Konoha, tetapi tidak ada sekutu yang akan menampilkan kartu truf mereka secara terbuka kepada pihak lain.

Chunin dan jounin adalah kekuatan militer inti yang sangat penting. Dengan mengamati standar chunin dan jounin masing-masing desa, pihak yang berniat buruk akan lebih mudah menganalisa kekuatan desa mereka.

Hal ini juga menjadi jawaban mengapa Ujian Chunin bisa dilakukan secara gabungan, tetapi tidak dengan Ujian Jounin yang hanya dilakukan secara internal oleh masing-masing desa. Peserta Ujian Jounin tentunya adalah para chunin yang penting. Orang-orang tersebut akan menjadi pilar militer utama bagi desa manapun.

Maka dari itu, genin adalah pilihan terbaik. Hal ini tidak hanya akan menunjukkan kemampuan desa mereka mengajar generasi muda, tetapi juga menempa jalan bagi genin tersebut untuk masa depan yang cerah.

Selama genin tersebut berkemampuan baik, orang-orang akan menghargai mereka di tempat manapun.

"Kami ulangi sekali lagi, pertandingan genin antar desa yang berafiliasi dengan Konoha akan segera dimulai. Bagi orang-orang yang telah mendapatkan undangan resmi, silahkan menuju jalur khusus. Bagi para tamu yang ingin menonton, bisa mendapatkan tiket dengan berbaris dalam antrian. Tiket terbatas sesuai kapasitas area penonton di arena akademi. Jangan lewatkan kesempatan yang hanya akan datang setahun sekali ini!" teriak seseorang chunin Konoha. Pria ini juga meningkatkan volume suaranya dengan chakra agar bisa menjangkau lebih banyak orang.

Koharu mendengar teriakan sang chunin dan bertanya kepada Boruto, "Kakak Boruto, bagaimana ini? Antriannya sangat panjang. Apa kita bisa mendapatkan tiket untuk menontonnya?"

Boruto menyeringai arogan. Ia menepuk kepala kecil Koharu dan membalas, "Tenang saja, Koharu. Kakakmu ini bukan orang biasa. Jalur yang akan kita masuki adalah yang khusus untuk tamu-tamu penting saja."

Mata Koharu menjadi bergemerlap bintang. Ia tak menyangka Kakak Tampan yang pertama kali dia temui ternyata merupakan orang hebat.

"Kakak sangat luar biasa!"

Boruto menggosok hidungnya penuh rasa bangga. Ketika dia akan mengajak Koharu ke jalur khusus, sebuah suara imut yang dikenalnya berteriak.

"Kakak! Kamu jahat menyelinap keluar tanpa mengajak Hima!" Himawari berlari dengan marah.

Langkah Boruto terhenti dan dia berbalik. Tidak disangka, adiknya yang sengaja ditinggalkan di rumah menyusul. Boruto tidak ingin mengajak Himawari karena gadis ini sangat merepotkan. Jika dia menginginkan sesuatu dan Boruto tidak memenuhinya, jurus andalan gadis ini adalah menangis.

Sebagai Tuan Muda Konoha, di mana mukanya akan ditaruh jika adik kecilnya meronta-ronta tidak jelas?

Boruto kembali menyalahkan ayahnya. Bagaimanapun, Naruto pernah berjanji untuk mengajak Himawari berjalan-jalan pada momen tahun baru. Namun, lihat sekarang siapa yang harus memenuhi tanggung jawab itu?

Boruto mencoba menenangkan amarah adiknya. "Hima, tenanglah. Kakak hanya lupa mengajakmu. Jangan membuat keributan!"

Himawari yang telah sampai di depan Boruto menginjak kakinya. "Kakak jahat! Bagaimana bisa kamu melupakanku?"

Boruto sedikit kesakitan dan mengelus kakinya. Ketika adiknya mulai berontak dan menyerangnya secara membabi buta, Koharu berbicara.

"Kakak Boruto, siapa anak kecil liar ini?" tanya Koharu dengan polos.

Himawari yang mendengar itu jengkel. "Siapa yang kamu bilang anak kecil liar? Kamu anak kecil hitam!"

Koharu menjadi tidak terima dan membalas, "Kamu anak kecil berkumis!"

"Kamu anak kecil aneh!"

"Kamu anak kecil pendek!"

"Kamu anak … kamu anak …"

"Kamu anak … kamu anak …"

Ketika mereka terus mengejek dan kehabisan kosa kata negatif dalam kamus anak kecil, Boruto menengahi dan berkata, "Cukup, kalian berdua!"

Himawari berseru, "Kakak, dia yang mulai duluan!"

Koharu membela diri. "Aku hanya membela Kakak Borutoku!"

Himawari membantah, "Siapa Kakak Borutomu? Dia adalah Kakakku!"

"Tidak, dia Kakakku …!"

"Kakakku …!"

"Kakakku …!"

"Aku, aku, aku …!"

"Punyaku, punyaku, punyaku …!"

Boruto yang merasa cukup berteriak, "Diam kalian berdua! Jika ada dari kalian yang masih ribut, aku tidak akan membawa kalian ke dalam untuk menonton pertandingan!"

Himawari dan Koharu terdiam, tetapi mereka saling membuang muka satu sama lain.

Boruto tidak tahu bagaimana cara membuat kedua bocah cilik ini berdamai. Dia pun hanya mengabaikan perselisihan keduanya dan menyuruh mereka mengikutinya.

Ketika ketiganya sampai ke jalur khusus tanpa antrian, seorang chunin Konoha tersenyum dan menghampiri mereka.

"Oh, ini adalah Tuan Muda Boruto. Silahkan masuk. Pertandingannya hampir dimulai."

Boruto membalas sopan, "Terima kasih, Kakak. Kami akan masuk."

Pria chunin membiarkan mereka lewat dengan sedikit berkerut. Dia tahu Himawari adalah adik Boruto, tetapi gadis cilik satunya agak asing. Namun, karena mereka bertiga ada dalam satu kelompok, pria chunin tak mempermasalahkannya dan kembali ke pos jaga untuk menunggu beberapa tamu penting lain yang belum datang.

Koharu yang mendengar sapaan chunin pada Kakak Tampannya menjadi penasaran. "Kakak, kenapa orang itu memanggilmu Tuan Muda?"

Boruto menggaruk kepalanya agak malu. "Sebenarnya, aku-"

"Anak kecil tidak mengerti apapun." Himawari memotong penuh ejekan.

Koharu menjadi marah lagi. "Kamu yang tidak tahu apa-apa!"

Himawari merasa dirugikan dan matanya mulai memerah. "Kakak, anak ini mengejekku!"

Koharu juga merasa diperlakukan tidak adil. "Kakak, dia yang memulai. Koharu selalu menjadi anak yang baik."

Masing-masing dari mereka menggenggam tangan Boruto seolah ingin membelahnya menjadi dua.

"Cukup! Kalian berdua tidak patuh! Jika kalian masih berisik ketika di dalam, aku … aku tidak akan menemani kalian jalan-jalan di festival lagi!"

Boruto memutar otaknya untuk menenangkan kedua bocah nakal. Dari pada memberi hukuman fisik, lebih baik mengambil mainan yang mereka sangat ingin dapatkan, yaitu keseruan festival tahun baru.

Ancaman Boruto sepertinya berhasil karena kedua gadis cilik menjadi patuh layaknya anak kucing yang memelas.

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang