Desa Konoha sekarang ini dibagi menjadi 12 Distrik Utama. Distrik pertama digunakan sebagai kantor-kantor pemerintahan. Hampir semua divisi yang penting ditempatkan di distrik pertama.
Distrik kedua adalah tempat tinggal orang-orang dengan jabatan tinggi. Berbagai klan pendiri Konoha juga berada di sini. Tentunya, tidak semua klan menetap di sini. Beberapa klan seperti Aburame dan Inuzuka memilih tetap di tempat awal mereka. Mereka tidak ingin merelokasi tempat tinggal karena lingkungan distrik kedua tidak terlalu cocok untuk melatih jutsu unik klan.
Kemudian, ada distrik ketiga yang menjadi pusat perdagangan populer. Pasar terbesar konoha terletak di sini.
Distik empat, lima, dan enam adalah tempat tinggal masyarakat kaya. Mayoritas mereka bukan Shinobi, tetapi ada juga shinobi yang tidak berafiliasi klan tinggal di sini.
Distrik tujuh, delapan, dan sembilan adalah tempat orang menengah ke atas. Umumnya orang-orang tersebut berprofesi sebagai insinyur, ilmuwan, dokter, dan keprofesionalan lainnya.
Distrik sepuluh, sebelas, dan dua belas adalah daerah orang menengah ke bawah. Mereka umumnya adalah buruh kasar dan petani. Walau begitu, kesejahteraan cukup terjamin di Konoha sehingga tak ada kasus kematian karena kelaparan.
"Selamat datang!" Sebuah suara manis menyambut kedatangan Boruto.
Boruto melihat sekeliling. Toko ini terbilang luas. Walau papan nama menyebutnya toko bunga, tetapi berbagai tanaman hias juga dijual. Penataan setiap tanaman dibuat dengan apik, sehingga Boruto yang awam pun dapat melihat estetikanya.
Boruto tak langsung berbicara. Ia mulai berkeliling di sekitar. Terkadang ia menyentuh kelopak bunga. Terkadang ia menyentuh daun tanaman hias.
Sejujurnya, Boruto juga tak tahu apa yang harus dibicarakan dengan Kasuga. Ia awalnya hanya ingin melihat keadaan orang yang telah merawat pria tua menyedihkan itu. Sekarang, dia langsung masuk tanpa persiapan dan hanya bisa bertindak sebagai pelanggan.
Kasuga saat ini berdiri di meja kasir melakukan perhitungan penjualan. Ia adalah gadis yang memiliki rambut seputih salju. Bulu matanya juga sangat lentik, memancarkan pesona matang seorang wanita. Rambutnya dikuncir dengan beberapa jepitan. Membuat dia terlihat manis.
Pakaian Kasuga juga sopan dan indah. Ini menandakan bahwa dia hidup cukup mapan. Seolah-olah ia tak pernah kesusahan dalam hidup.
Kasuga akhirnya mengalihkan perhatian. Ia melihat bocah berambut kuning yang hanya mondar-mandir seolah tanpa tujuan. Sesekali, bocah itu juga meliriknya. Ini membuat Kasuga sedikit tidak nyaman.
"Ahem, Nak. Adakah yang bisa kakak bantu?" Kasuga menghampiri bocah cilik yang kebingungan.
Boruto yang ling-lung terbangun dari pikirannya. Dia melihat wanita dewasa dengan sosok menawan dan sedikit terpana. Walau pun dia juga kenal banyak Bibi yang cantik, kebanyakan dari mereka seumuran ibunya dan sudah memiliki anak.
Untuk wanita di awal 20-an yang menawan, dia hanya mengenal sedikit. Kebanyakan dari mereka juga masih memiliki kedekatan kekerabatan, sehingga Boruto paling banyak dianggap adik jenius.
Namun, Kasuga berbeda. Mereka adalah orang asing. Dan dari nada bicaranya yang terdengar agak tidak puas dengan cara Boruto mencuri pandang, sepertinya Kasuga masih gadis. Walaupun Boruto masih bocah, sepertinya Kasuga sedikit tahu bahwa bocah lelaki kebanyakan sudah mengerti pesona lawan jenis. Maka dari itu, ia tidak ingin bocah ini memiliki fantasi aneh tentang dirinya.
"Aku ... aku ingin mencari bunga." Kata Boruto gugup.
"Bunga apa yang kamu cari, Nak?" Kasuga menegaskan posisinya bahwa Boruto hanya bocah di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORUTO: Jalan Baru ke Era Kultivasi
FantasyYang berbeda dari cerita aslinya: 1. Boruto terkesan lebih dewasa dan tidak menjengkelkan. 2. Karakter lawas tidak di-nerf, malah tambah kuat. 3. Alur cerita fresh, sehingga akan lebih banyak perbedaan dari alur aslinya. 4. Banyak karakter buatan sa...