Chapter 29: Analisa Pasca Duel

68 16 2
                                    

Chapter 29: Analisa Pasca Duel

Ketika Inojin merasakan ada kejanggalan yang terjadi, itu sudah terlambat.

Klon ketiga Boruto segera menangkap kedua kaki Inojin yang hendak terbang menjauh. Merasakan beban yang tiba-tiba bertambah, Burung Paruh Besar kehilangan kendali dan mulai jatuh.

“Sial!” Inojin mengutuk keras. Kakinya mencoba meronta-ronta agar klon yang bergelantungan ini melepaskannya. Namun, rontaannya justru membuat burung semakin sulit menyeimbangkan diri dan akhirnya mereka semua jatuh ke tanah.

Melihat kesempatan emas, tubuh asli Boruto melakukan pergerakan cepat. Ia menghindari pertarungan dengan kawanan anjing yang sudah di ambang kekalahan dan segera berada di tempat jatuh Inojin.

Sebuah kunai dikeluarkan Boruto. Ini sebenarnya kunai asli yang Boruto gunakan untuk bertahan dari shuriken tinta. Mengenai bagaimana menukar kunai asli dengan klon yang berubah menjadi kunai, itu semua adalah masalah kecepatan tangan.

Jika Boruto melawan Chunin yang memiliki pengamatan lebih jeli, mungkin trik kunainya tidak akan semulus melawan Inojin. Pertarungan shinobi adalah tentang pengamatan, prediksi, dan tindakan balasan. Siapapun yang lebih lambat mengambil keputusan akan menjadi yang pertama merugi.

Meskipun disebut trik, Boruto sebenarnya berusaha keras. Ide trik ini ia dapatkan ketika melihat perubahan wujud kunai Inojin yang menjadi gulungan jutsu. Dalam momen singkat itu, Boruto berpikir untuk memasukkan trik ini ke dalam gaya bertarungnya.

Ia melakukan Kagebunshin sekaligus jutsu Perubahan Wujud pada salah satu klonnya. Sebenarnya, bagian ini butuh ketelitian yang cukup. Jutsu Perubahan Wujud adalah jutsu dasar yang dipelajari setiap murid akademi. Namun, kesulitan jutsu Perubahan Wujud terletak pada entitas apa yang akan ditiru. Tanpa pengamatan yang komprehensif pada entitas yang ingin ditiru, jutsu ini mudah terlihat cacatnya.

Jika Inojin teliti, dia akan menyadari kunai yang Boruto lembar hampir tak memiliki goresan apapun dari pertarungan yang sebelumnya. Hal ini merupakan cacat dari pihak Boruto. Ia tak memiliki waktu untuk melihat ada berapa banyak goresan pada kunai dan hanya meniru kunai secara umum yang dia ketahui.

Namun, Boruto menyamarkan cacat ini lewat pendaran chakra biru sehingga Inojin hanya akan fokus menghindari serangan bukan mengamati cacat kecilnya.

Bagaimana jika Inojin mengetahui bahwa kunai yang dilempar palsu?

Dia mungkin akan bertahan dengan kunai lain dan membiarkan tubuh klon keluar dari keadaan transformasi itu.

Inojin akan bertaruh pada kurangnya penguasaan jutsu dari lawan.

Jika melakukan jutsu Perubahan Wujud, selain pengamatan tampilan luar suatu entitas, hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran, berat, dan konsumsi chakra.

Meniru entitas dengan berat dan ukuran yang hampir sama dengan pengguna akan lebih mudah dilakukan dari pada meniru entitas dengan berat dan ukuran yang berbeda.

Jika Inojin pada saat itu memilih bertahan, klon Boruto pasti yang akan kalah dan menghilang karena sudah diambang titik kritis konsumsi chakranya akibat meniru objek yang terlalu jauh perbedaan berat dan ukurannya.

Sayangnya, tidak ada kata ‘jika’ dalam pertarungan antar shinobi. Setiap momen kecerobohan bisa mengarah pada kematian.

Ketika Inojin membuka matanya dari momen jatuh yang menyakitkan, ia melihat tubuh asli Boruto di depannya sedang mengacungkan kunai ke dahinya.

Boruto bertanya datar, “Keputusanmu?”

Inojin menggertakkan giginya penuh kemarahan, tapi ia tahu kemarahan tak ada gunanya. Itu hanya akan membuatnya terlihat lebih memalukan.

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang