Chapter 30: Dua Orang Aneh

64 14 0
                                    

Chapter 30: Dua Orang Aneh

Negara Bunyi, Desa Otogakure.

Sebuah ruangan sunyi nan gelap menceritakan kisah-kisah mengerikan. Ruangan itu cukup luas, tapi diisi oleh banyak alat penelitian aneh sehingga suasananya agak pengap.

Udara di sini walau bersirkulasi baik, baunya masih lebih buruk dari ruang perawatan rumah sakit. Bahan-bahan kimia misterius dan obat-obatan tak konvensional menjadi penyebab utamanya.

Terkadang dari ruangan ini bisa terdengar teriakan-teriakan kesakitan.

Terkadang, tawa-tawa gila juga datang dari sini.

Namun, yang paling sering terdengar dari ruangan ini adalah suara umpatan, makian, dan kutukan.

Uniknya, suara-suara itu seperti memiliki sumber yang sama. Dari intonasi yang dihasilkan, kemungkinan pemiliknya adalah pria paruh baya yang masih dalam masa primanya.

Buktinya, walau setiap hari suara ini mengumpat, mencela, mengutuk, tertawa gila, atau berteriak histeris, tak ada vitalitas yang hilang darinya. Seolah pemilik suara tak mengenal kata lelah.

Pintu ruangan terbuka secara mekanis. Dua sosok manusia samar-samar terlihat.

Ketika mereka masuk, lampu ruangan menjadi terang benderang, memunculkan setiap sudut ruangan dalam penglihatan.

Salah satu dari sosok berperawakan kurus tinggi. Kulit orang ini pucat, wajahnya tampak dingin, dan rambutnya hitam panjang.

Sekilas, sosok tersebut tampak seperti pria dewasa paruh baya, tetapi kesan feminim juga melekat pada dirinya sehingga orang akan berpikir dua kali sebelum menentukan gender orang ini.

Ketika orang ini berbicara, dari nada seraknya, barulah orang yakin gendernya memang pria.

Pria jangkung ini berkata ke sosok bocah kecil di sampingnya, "Mitsuki, bawa maniak itu ke tempat seperti biasa."

Sosok kecil yang agak mirip dengan pria jangkung membalas, "Baik, Ayah."

Bocah bernama Mitsuki mendekati sebuah mesin pendingin besar. Mesin ini memiliki kaca transparan untuk memudahkan ilmuwan melihat sampel di dalamnya.

Ketika tombol pada mesin ditekan, kaca tersebut terbuka secara mekanis. Asap dingin keluar dari kaca. Suhu yang menurun perlahan memperlihatkan dengan lebih jelas isi di dalam mesin.

Isinya adalah beberapa tabung.

Lebih tepatnya, tabung isolasi yang digunakan untuk mengawetkan sampel-sampel uji coba.

Yang membuat orang merinding adalah salah satu tabung berisi kepala utuh manusia.

Kondisi kepala itu masih sangat baik dengan tidak ditemukannya deformasi akibat pembusukan.

Jika ada yang lebih mengejutkan, kedua mata dari kepala itu tiba-tiba terbuka. Kemudian, suara kutukan terdengar jelas.

"Orochimaru, sialan!  Cepat lepaskan aku!"

"Kau bajingan gila! Apalagi yang akan kau lakukan padaku, hah?"

"Kau berjanji padaku untuk menyatukan seluruh tubuhku kembali, tapi kau hanya memanfaatkanku sebagai objek penelitian! Dasar brengsek!"

Segala macam kutukan dan umpatan dikeluarkan kepala aneh ini hingga membuat gendang telinga orang normal menjadi tuli.

Kepala ini sepertinya hanya membenci sosok pria jangkung dan mengabaikan sosok bocah kecil yang sedang membawa tabung berisi dirinya.

Mitsuki juga mengabaikan ocehan kepala ini tanpa ekspresi. Entah anak ini pemberani atau otaknya memang bermasalah.

Segera, tabung berisi kepala ditempatkan di sebuah podium penyangga.

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang