Chapter 33 : Musim Dingin Tiba

68 14 0
                                    

Chapter 33 : Musim Dingin Tiba

Beberapa hari berlalu dengan damai di Konoha.

Semua orang masih terlihat antusias mempersiapkan diri untuk dua kejadian yang akan tiba. Pertama adalah musim dingin, kedua adalah perayaan tahun baru.

Jika semuanya normal, musim dingin selalu dimulai beberapa hari sebelum tahun baru. Maka dari itu, banyak warga yang sibuk membangun dekorasi untuk perayaan.

Tentu saja, otoritas desa juga telah menyiapkan banyak hal untuk menyambut pergantian tahun. Banyak shinobi dikerahkan untuk pembangunan acara akbar yang akan terjadi.

Seorang pria paruh baya sedang duduk terengah-engah. Orang ini memiliki ciri khas memakai pelindung kepala yang menyeluruh ke area pipinya. Dari rompi yang dikenakan, dipastikan dia adalah seorang Jounin.

Pria yang sudah berada di akhir 40-an ini sepertinya merasa kewalahan dengan beban kerja yang diberikan desa. Dia harus terus menerus memproduksi kayu dari teknik Elemen Kayu miliknya.

Dia berharap Konoha memiliki shinobi lain dengan spesialisasi yang sama sehingga dirinya tidak selalu menjadi yang pertama diandalkan dalam hal-hal kontruksi ini.

Walau begitu, pria bernama Yamato ini tidak pernah mengeluh. Ini juga menjadi salah satu kompensasinya pada desa dan shinobi secara keseluruhan.

Di perang besar terakhir, Yamato bisa dikatakan menjadi tidak berguna. Bukan hanya tidak berguna, dia bahkan membiarkan dirinya digunakan oleh Tobi, salah satu mutasi Zetsu Putih, untuk menjadi bidak musuh.

Memang, semua itu bukan kehendak Yamato. Dia tak bisa disalahkan karena dirinya memang kalah kuat dari lawan. Namun, sebagai mantan Anbu, dia juga tahu kode yang harus dipegang. Jika sewaktu itu dirinya bisa bunuh diri, maka dia tak akan ragu untuk menghabisi nyawanya sendiri demi kepentingan seluruh Aliansi Shinobi.

Sayangnya, ketika dikendalikan, kesadarannya hilang dan dia hanya bisa merasakan dirinya dalam mimpi panjang sampai seluruh peperangan berakhir.

Maka dari itu, demi menebus kesalahan dan juga demi menjaga harga dirinya, Yamato dengan sukarela mengerjakan apapun yang desa suruh. Bahkan jika pekerjaan itu terkesan remeh, seperti membantu beberapa proyek konstruksi menjelang tahun baru ini.

Yamato menatap langit yang agak gelap. Sepertinya salju akan turun sebentar lagi. Proyek konstruksi di alun-alun desa ini masih delapan puluh persen selesai. Jadi, sepertinya butuh dua hari lagi sampai semuanya siap.

Ketika Yamato melamun, titik salju pertama jatuh menempel tepat di hidungnya.

Musim dingin resmi dimulai.

Di bagian lain, Shikadai yang masih berperang dingin dengan orang tuanya hanya mengurung diri di kamar. Suasana hatinya masih marah. Dia ingin membuktikan  pada orang tuanya bahwa jika dia serius, bukan tidak mungkin mengalahkan Boruto. Itu memang sulit tapi tidak mustahil.

Maka dari itu, Shikadai selama beberapa hari ini terus menyusun rencana di pikiran. Ketika tahun ajaran baru akademi tiba, dia akan melaksanakan rencana itu.

Ketika Shikadai duduk melamun di meja belajarnya, matanya menatap jendela dan melihat butiran salju putih yang turun. Ini membuat hatinya sedikit lebih baik.

Di tempat lain, Choji sedang menggiling beberapa bahan untuk mempersiapkan pil yang akan dia buat. Untuk membuat pil Anti-dingin, bahan utamanya memang Bunga Embun Salju yang sangat langka dan mekar hanya pada musim dingin. Jika Choji mengambilnya di musim lain, khasiatnya akan hilang dan pil yang dibuat pun kemungkinan besar akan gagal.

Ketika bahan-bahan pendukung sedang dipersiapkan, tiba-tiba Bunga Embun Salju yang Choji letakkan di atas meja mulai mekar perlahan.

Melihat itu, senyum muncul di wajah Choji. Dia bisa membayangkan putri manisnya bertambah kuat lagi berkat berbagai pil yang dia berikan sejak putrinya berumur 5 tahun.

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang