Chapter 42: Aturan Pertandingan

55 12 0
                                    

Chapter 42: Aturan Pertandingan

Shino Aburame sedang duduk diam di tempat perwakilan Konoha. Di sebelahnya ada seorang genin yang tengah asyik mengunyah rumput kering. Perbuatan ini membuat sang genin terlihat santai dan tenang.

Shino melirik tempat delegasi desa lain. Dengan seorang pria berkacamata model riben mengawasi para delegasi, suasana sedikit menegangkan. Apalagi, sedari tadi Shino hanya diam tanpa banyak berkata.

Dari komposisi tim yang ada, Takigakure memiliki delapan orang yang datang. Pemimpin mereka Shibuki hadir di sana. Kemudian, empat jounin menemani di samping kiri dan kanannya. Sisa tiga orang adalah genin terbaik yang Takigakure miliki di generasi muda sekarang.

Kemudian, ada tim Amegakure. Pemimpin mereka, Yokina, seorang wanita dewasa yang elegan dan dingin juga datang. Pakaian musim dinginnya tidak tebal, sehingga kurva menggodanya masih tampak.

Selain Yokina, ada seorang jonin wanita yang menemaninya. Tidak seperti Yokina yang dingin, jounin ini terlihat mudah didekati.

Sejak kematian Pain, Amegakure berubah drastis.

Awalnya, Konan hendak meneruskan tujuan awal Akatsuki yaitu menjadi tempat bernaung anak-anak korban perang yang sudah tidak memiliki pelindung. Sayang sekali, Obito di kala itu membunuh Konan sebelum dia benar-benar mengubah Amegakure ke jalan yang terang.

Namun yang tidak diketahui Obito kala itu, Konan sebenarnya telah diam-diam mengangkat seorang murid. Nagato sebagai pemimpin Pain bahkan tidak mengetahui fakta ini. Sekalipun Konan mendukung ideologi Nagato dalam membawa rasa sakit kepada lima negara besar, jauh di dalam hati nuraninya, Konan menyadari bahwa tindakan mereka salah.

Maka dari itu, demi secercah nurani ini, Konan diam-diam membesarkan muridnya, Yokina. Walaupun dia masih menjalankan tugasnya sebagai anggota Akatsuki, tetapi di waktu luangnya, Konan akan mengajari Yokina.

Pengajarannya bukan sekedar jutsu saja, tetapi tentang pertanyaan filosofis seperti, apa arti hidup? Apakah manusia terlahir berdosa? Mengapa manusia saling berperang? Dari mana asal kita? Ke mana kita akan pergi?

Konan sendiri tidak mampu menjelaskan jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dia meminta Yokina menentukan jawabannya sendiri suatu hari nanti.

Saat Konan terbunuh, Yokina baru menginjak umur sepuluh tahun. Tanpa bimbingan dan perlindungan dari gurunya, Yokina bertahan hidup semampunya di Amegakure yang kehilangan pemimpin. Perang internal pun berkecamuk.

Namun, suatu keajaiban terjadi. Yokina perlahan-lahan mulai merangkak dari bawah ke atas puncak kepemimpinan.

Selama pengalaman pahit itu, Yokina memiliki beberapa pencerahan yang menyimpang. Dia memang belum menemukan jawaban untuk semua pertanyaan di masa lalu, tetapi beberapa hal dia simpulkan.

'Arti hidup adalah menjadi kuat. Manusia terlahir dengan keegoisan. Keegoisan ini menyebabkan perang. Aku tidak tahu dari mana asalku, tetapi aku tahu akhirku adalah menjadi tulang belulang. Aku tidak tahu ke mana aku akan pergi, tetapi aku tahu bahwa tanpa kekuatan yang cukup, tidak ada gunanya untuk pergi kemana pun.'

Dari titik ini, Amegakure mulai berubah. Pihak yang menentang disingkirkan. Laki-laki ditendang dari kekuasaan. Wanita dipilih sebagai petinggi desa.

Jika bukan karena Konoha memiliki kekuatan mutlak untuk menghancurkan Amegakure, Yokina tidak akan mau menundukkan kepalanya, apa lagi kepada Hokage lelaki. Pengalaman pahit telah membuatnya tahu aturan kejam dunia, tanpa kekuatan mutlak, segala keinginan akan sia-sia.

Sekarang, Yokina hanya duduk tenang dan sesekali memberikan arahan kepada ketiga murid genin wanita di depannya agar tidak terlalu bersemangat pada hal-hal kecil.

Di sudut lain, ada delegasi Kusagakure. Hal yang mengejutkan adalah, tidak ada figur pemimpin desa yang hadir dalam rombongan. Mereka hanya terdiri dari tiga genin pria dan seorang jounin dengan tatapan seperti ikan mati yang melotot seram.

Kemudian ada Desa Tsuchigumo. Tidak seperti desa lainnya, Desa Tsuchigumo selalu eksklusif dipimpin oleh keturunan Klan Tsuchigumo. Orang dengan marga lain tidak akan diberikan jabatan tinggi dalam desa.

Aturan ini sebenarnya menjadi penghambat kemajuan desa, tetapi kekuatan Klan Tsuchigumo memang bukan lelucon. Jika klan-klan besar di Konoha diberi peringkat, maka akan ada 4 tingkatan.

Tingkatan pertama adalah Klan Kelas Tiga. Klan-klan seperti ini umumnya memiliki orang terkenal di masa lalu, tetapi karena keturunan mereka tidak berniat membentuk basis kekuatan yang solid, pada dasarnya mereka hanya tinggal nama saja.

Contoh Klan Kelas Tiga adalah Hatake, Namikaze, Uchiha, dan Senju. Ironi memang. Uchiha dan Senju adalah pelopor berdirinya Konoha, tetapi sekarang ini mereka hanyalah Klan Kelas Tiga.

Kemudian, ada Klan Kelas Dua. Basis kekuatan klan jenis ini cukup solid, tetapi mereka tidak memikirkan ekspansi kekuatan klan.

Contoh Klan Kelas Dua adalah Inuzuka, Aburame, Shimura, dan Sarutobi.

Selanjutnya, ada Klan Kelas Satu. Klan ini memiliki kekuatan yang jika mereka berpisah dari Konoha, maka kemungkinan bisa mendirikan desa secara mandiri. Saat ini, hanya ada tiga Klan Kelas Satu di Konoha, yaitu Yamanaka, Nara, dan Akimichi.

Terakhir adalah Klan Super. Klan jenis ini sangat kuat dan dihormati sehingga Hokage pun harus mendengarkan pendapat mereka ketika ingin menugaskan mereka atas suatu misi.

Dahulu, Klan Super adalah posisi yang ditempati Uchiha dan Senju saja, tetapi sekarang, hanya Hyuga lah satu-satunya Klan Super di Konoha.

Lalu, di mana posisi Klan Tsuchigumo dalam tabel kekuatan? Mereka berada di atas Klan Kelas Satu tetapi di bawah Klan Super. Maka dari itu, basis kekuatan Klan Tsuchigumo sungguh bukan lelucon.

Pada kesempatan ini, Hotaru Tsuchigumo membawa tiga genin terbaik klan beserta dua pengawal tingkat jonin. Sebagai pemimpin wanita, Hotaru juga memancarkan aura uniknya sendiri. Tidak seperti Yokina yang dingin, Hotaru tampak lembut dan keibuan.

Walau begitu, Hotaru tak pernah menikah. Dirinya masih terkunci pada momen kesedihan masa lalu ketika Utakata, mantan Jinchuriki Ekor 6, tak pernah lagi kembali ke tempat pertemuan yang telah dijanjikan.

Dibalik senyum hangatnya, ada sejuta rasa perih yang mengendap.

Setelah cukup memperhatikan, Shino berdiri. Delegasi yang belum datang hanyalah dari Otogakure. Namun, mereka sudah menunggu cukup lama. Penonton juga sudah penuh. Para tamu penting lain sudah lengkap. Tidak baik untuk terus menunda acara.

Shino mulai menjelaskan, "Karena perwakilan Otogakure belum kunjung tiba, kita menganggap mereka absen untuk pertandingan tahun ini. Maka dari itu, tanpa perlu berlama-lama lagi, acara akan kita mulai."

Keriuhan langsung terjadi di antara penonton. Mereka sudah tidak sabar untuk menonton pertarungan shinobi yang jarang dijumpai pada hari biasa.

Shino meminta penonton untuk tenang. "Aturan mainnya mirip turnamen yang akan dilakukan secara melingkar (round-robin). Jadi, akan ada lima belas pertandingan untuk hari ini. Kalian bisa menggunakan kombinasi satu orang, dua orang, atau tiga orang. Jumlah peserta masing-masing kubu tidak harus sama. Itu artinya, jika ada dari genin kalian yang cukup percaya diri, dia bisa bertarung satu lawan dua atau bahkan tiga."

Penonton mulai berdiskusi panas. Dari penjelasan tersebut, penonton tahu satu hal, Konoha benar-benar meremehkan desa lainnya. Di sisi mereka, hanya terdapat satu genin yang sedang mengunyah rumput kering dengan santainya. Genin ini memakai ikat kepala yang menutupi seluruh rambutnya. Di belakang punggungnya, ada pedang yang tersarung siap untuk dihunuskan kapan saja.

"Kalau begitu, urutan pertandingan akan dimulai dari Konoha dan berikut kami akan menampilkan jadwalnya."

BORUTO: Jalan Baru ke Era KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang