Chapter 45: Waktu Istirahat
Shina berkonflik dalam dirinya. Posisi mereka saat ini sungguh ditekan. Namun, jika ditanya apakah Amegakure masih memiliki cara menyerang balik? Jawabannya tentu saja iya.
Hanya saja, cara yang digunakan berarti akan mengungkapkan kartu truf mereka. Shinobi yang pintar akan menyimpan kartu truf mereka sampai saat kritis. Jika memang terdapat keadaan mereka harus menunjukkannya, itu bukanlah pada momen ini yang hanya bertujuan untuk menghibur.
Shina yakin genin-genin top dari desa lain juga berpikiran sama. Tidak ada dari mereka yang akan benar-benar keluar semua hanya untuk pertandingan hiburan semata.
Setelah sejenak berkontemplasi singkat, Shina berkata, "Kami dari Amegakure menyerah!"
Kedua teman Shina sedikit enggan, tetapi mereka juga setuju dengan keputusan ini.
Para penonton kecewa, tetapi mereka juga lega karena adegan pelecehan yang mereka pikirkan tidak akan terjadi.
Justru yang paling kecewa adalah para preman pasar.
Ringo berteriak, "Tidak! Bagaimana bisa kalian menyerah. Kita masih bisa mendiskusikannya, ya? Aku bisa memberimu kesempatan menyerang, bagaimana?"
Permohonan Ringo sungguh unik. Ini tidak terlihat seperti para preman yang menang, tetapi mereka kalah dalam arti tertentu.
Shina mengabaikan Ringo dan menatap wasit.
Shino mengonfirmasi perkataan Shina, "Peserta Amegakure, apa kalian sungguh menyerah?"
Sebagai jonin, Shino bisa melihat satu atau dua hal bahwa para genin ini memang masih memiliki kemampuan melawan. Bahkan, ketika dia menyelamatkan Aoi dari Tsuchigumo, dia juga tahu Aoi bukan berarti tanpa perlawanan. Mungkin dia memang akan terluka cukup parah, tapi jika momen tersebut adalah pertarungan yang saling membunuh, Aoi pastinya akan keluar semua sampai titik terakhir hidupnya.
Hanya saja, sekali lagi, acara ini bahkan bukan Ujian Chunin. Acara ini hanya pertandingan persahabatan untuk menghibur para tamu asing agar lebih melihat shinobi dalam citra yang positif. Kematian atau kebrutalan pertarungan bukanlah citra yang ingin ditampilkan pada publik.
Shina mengangguk. "Ya, kami menyerah!"
Setelah mendengar konfirmasi Shina, Shino mengumumkan, "Karena peserta Amegakure menyerah, pertandingan ketiga ini dimenangkan oleh Kusagakure. Hasil ini sekaligus menyudahi ronde pertama kompetisi. Akan ada waktu lima belas menit istirahat sebelum pertandingan selanjutnya dimulai."
Setelah hasil tersebut diumumkan, penonton mulai banyak berdiskusi. Sementara di sisi arena, para preman saling menyalahkan.
"Saudara Pertama, ini salahmu karena menakut-nakuti para gadis!"
"Apa? Kau menyalahkanku? Jika bukan karena Saudara Kedua bertindak ganas, dimana mereka berpikir untuk menyerah?"
"Benar! Seranganmu terlalu ganas, Saudara Kedua. Tidak bisakah kau mengalah sedikit?"
"Apa-apaan? Ini semua karena Saudara Ketiga selalu bertampang cabul setiap kali menyerang. Tidak bisakah kau berpura-pura menjadi lelaki sejati di depan mereka?"
"Apa? Aku yang cabul? Jika bukan karena Saudara Pertama selalu memulai narasi aneh, aku tidak akan menunjukkan ekspresi itu."
Para preman saling menyalahkan, sementara delegasi lain sudah mengambil momen istirahat.
Di sisi Boruto, dia berkata, "Apa kalian mau aku belikan minuman?"
Kuroha menjawab, "Kakak, aku mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
BORUTO: Jalan Baru ke Era Kultivasi
FantasyYang berbeda dari cerita aslinya: 1. Boruto terkesan lebih dewasa dan tidak menjengkelkan. 2. Karakter lawas tidak di-nerf, malah tambah kuat. 3. Alur cerita fresh, sehingga akan lebih banyak perbedaan dari alur aslinya. 4. Banyak karakter buatan sa...