-
"Oi bareng gue ajalah yuk," ajak Ezra sambil menyampirkan tasnya.
Rai yang masih mengemasi barangnya menoleh sekilas. "Boleh," jawab gadis itu menerima tawaran Ezra.
Selesai menutup resleting tasnya, Rai beranjak menyusul Ezra. Niatnya mereka mau nyusul temen-temen mereka yang lagi ngerjain tugas kelompok di rumah Radhea.
Iya, mereka nyusul. Harusnya sih dari tadi, cuma sial banget tiba-tiba si Kak Ben bilang kalo pulang sekolah semua anggota OSIS harus kumpul dulu sebentar buat bahas sesuatu.
Sebentar tai kucing.
Cowok itu baru membiarkan mereka semua pulang saat jam menunjukkan pukul setengah enam sore. Kan kampret. Dari tadi Rai tuh nahan buat gak ngacak-ngacak muka si Ben itu, bodo lah gak pake embel-embel Kak juga. Abisan hobinya bikin kesel.
Tin!
Suara klakson membuat Rai yang tanpa sadar melamun di depan pagar sekolah itu terperanjat kaget. Cewek itu berdecak lalu segera menabok bahu Ezra yang sudah nangkring di depannya bersama motor gedenya, tadi pemuda itu menyuruh Rai buat nunggu di depan sementara dia mengambil motor di parkiran. "Ngagetin ish!"
"Abisan lo dipanggil gak nyaut-nyaut. Pamali sore-sore gini ngelamun," sahut Ezra. "Ayok buruan naik."
"Iyaaa," ujar Rai manut. Cewek itu kemudian menggapai bahu Ezra guna berpegangan saat ingin naik.
"Ini motor apa gajah deh buset, tinggi amat," gerutu Rai yang kesusahan buat naik.
"Udah?" tanya Ezra memastikan tanpa menghiraukan gerutuan Rai sebelumnya.
"Udaaaaah," jawab Rai panjang.
Percaya deh kalo orang-orang melihat ini udah pasti pada iri. Gini-gini Ezra tuh pentolan Garuda dan ada puluhan cewek yang berharap bisa menduduki jok yang saat ini Rai tumpangi.
Muka ganteng, tubuh atletis, aktif organisasi juga aktif di ekstrakurikuler basket hingga sering diikut sertakan dalam turnamen karena kemampuannya, dan jangan lupa latar belakangnya yang membuat cowok itu semakin banyak diinginkan gadis-gadis.
Kurangnya cuma satu. Hatinya kayak es batu.
Iya, Ezra tuh sebenernya cowok es kalo diluar, bareng temen-temennya aja dia bisa bertingkah—meski jarang, kalo diluar mah, euhhh senyum aja susah kayaknya.
Dia juga pernah dijuluki anti cewek saking jarang terlihatnya berinteraksi sama cewek. Baru akhir-akhir ini aja dia akrab sama cewek. Itupun ceweknya gak jauh dari Rai, Radhea, Liv sama Diandra doang.
"Tungguin!" cegah Ezra melihat Rai yang turun dari motor dan langsung berniat melangkah masuk ke rumah Radhea. Tak berniat menunggu Ezra sebentar aja. Udah tau cowok itu malu masuk sendiri ke rumah cewek gini, dasar gak peka.
"Buruan," pendek Rai.
Seusai mencabut kunci motornya, Ezra segera melangkah menyusul Rai yang berjalan di depannya.
Cewek itu memencet bel lalu muncul wanita paruh baya yang dengan ramah mengajak mereka naik ke lantai atas tepat anak-anak lain berkumpul. Wanita itu Bi Ani, asisten rumah tangga Radhea yang udah hafal banget sama Rai yang notabenenya sahabat Radhea yang udah gak keitung berapa kali berkunjung.
"WAW BUDAK ORGANISASI BARU DATANG!" sambut Radhea yang agak nyinyir. Gadis itu sedang duduk di kursi riasnya entah sedang apa bersama Livia. Sementara cowok-cowok bersila di atas karpet yang ada ditengah-tengah kamar dengan ponsel di masing-masing tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH ME | wolfiebear [END]
FanfictionDua orang yang tiba-tiba dekat, padahal gak akrab dan gak pernah ngobrol selama sekelas. ft. 04L & 05L