52

804 80 14
                                    


-

Menapaki satu persatu anak tangga, Livia melangkah riang menuju pagar rumahnya.

Setelah dua minggu, sekarang kondisi Agarish jauh lebih membaik. Makanya, cowok itu langsung menagih janjinya pada Livia.

Apa katanya? Spend a day together dan minta dibuatkan lagi kue ulang tahunnya? Livia tertawa geli mengingatkannya.

Tapi berhubung Livia ini orang yang selalu menepati janji, jadi ya sudah, semuanya akan ia turuti.

Tangan Livia bergerak menggeser pagar, kemudian mengernyit saat menemukan mobil asing parkir di depan rumahnya.

"Good morning!!"

"Morning?" Alis Livia mengerut bingung saat ternyata Agarish lah yang keluar dari mobil. "Yang bawa mobil penjahat ini lo?"

"Enak aja mobil penjahat!" sahut Aga tak terima. "Jeep woy jeep."

"Terserahlah."

Pria itu melangkah mendekat sambil memasang cengiran di wajahnya. "Ayo naik," ajaknya sambil mendorong kecil Livia untuk masuk ke arah pintu mobil yang sudah ia bukakan.

"Ini mobil siapa sih?"

"Masiiih aja, astagaaaa. " Agarish geleng-geleng kepala mendengar Livia masih mempertanyakan perihal mobil. "Ini mobil gue, hadiah ulangtahun dari bokap." Agarish nyengir. "Ya kali gue bawa mobil punya penjahat."

Lagian aneh banget Livia. Tuh anak kayaknya masih stuck di masa SD deh sampe liat mobil ginian aja disebut mobil penjahat.

"Bukan gitu."

"Terus?"

"Siapa tau lo penjahatnya."

Tangan Agarish langsung bergegas menyentil kening cewek itu hingga membuatnya misuh-misuh. "Ishhh, pembullyan!"

"Lo lagian."

Saat ini Agarish masih berada di luar, menghadap Livia yang sudah terduduk nyaman dan tangan pemuda menahan pintu agar tetap terbuka.

"Gue becanda kaliii."

"Tapi gue emang penjahat sih, lebih tepatnya pencuri."

"Gue tau ini. Pasti lo mau ngomong, 'soalnya gue udah mencuri hati lo' kan kan?" selidik gadis itu.

"Dih geer amat. Orang gue mau bilang, 'gue sebenarnya pencuri, pencuri sendalnya Upin Ipin' wleee."

Mata Livia membelalak malu. Gila, mana dia ngomongnya pede banget lagi.

AAAA MAMA MAU PULANG.

Tinggal pulang aja Liv, orang kalian masih ada di depan rumah.

"Apasih gaje!" tukasnya demi mengurangi rasa malu. Perempuan itu kemudian mendorong Agarish yang masih setia berdiri dihadapannya agar menyingkir. "Awas ah, masuk kursi sendiri sanaaa."

"Cie malu cieee," goda Agarish malah makin menjadi-jadi.

"Siapa juga?!!"

"Itu mukanya merah."

Tangan Luvia langsung bergegas menutupi pipinya. "Apa dih enggak juga."

"Cieeee mau banget nih hatinya di curi."

"AGAAA, stop!! Iya-iya gue malu plis deh!"

Agarish tertawa puas.

"Lagian nyuri sandal si Upin mah tugasnya si Rambo, lo mau main rebut aja."

BE WITH ME | wolfiebear [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang