twenty one:

733 96 20
                                    

-

Minggu berlalu pun dengan hari yang terus maju.

Rai mengambil nafas sebanyak mungkin. Hari ini Pensi akan dilaksanakan, yang artinya akan menjadi final dari segala kesibukannya beberapa bulan terakhir.

Ia hanya berharap acara ini bisa berjalan lancar sampai akhir. Jujur saja, dia sedikit tertekan mengingat ini adalah acara terbesar sejauh Rai bergabung sebagai anggota OSIS.

Acaranya diselenggarakan dengan penonton skala besar karena terbuka untuk umum. Tiket online yang sudah mulai dijual dari beberapa hari lalu pun ludes habis.

Selain karena tradisi sekolah mereka yang selalu mengadakan acara itu semeriah mungkin setiap tahunnya, pengisi acara kali ini juga berpengaruh pada antusiasme para penonton. Tahun ini mereka menghabiskan dana lebih besar guna mengundang band legendaris Indonesia dengan beberapa penyanyi yang sedang naik daun.

Gadis itu membuang nafasnya pelan. Meyakinkan diri bahwa ia bisa. Rai kemudian menepuk pundak cowok disebelahnya, memberi semangat yang sama. Membuat Ezra menoleh sambil tersenyum, menyondorkan kepalan tangan, mengajak tos gadis yang beberapa bulan terakhir menjadi kawan dalam kesibukannya.

"Mangat coy, jangan sampe tepar," goda pemuda itu menepuk kepala Rai.

Rai mendelik merasa diremehkan. "Idih, mana ada gue tepar. Lo kali."

Ezra hanya membalas dengan tawa ringannya, kemudian mengkode lewat gerakan kepala agar segera melanjutkan lagi pekerjaan mereka.

"Buset, telat banget gak sih kita?"

"Iya deh, udah lumayan penuh," jawab Livia saat turun dari motor dan mendapati parkiran sudah penuh oleh kendaraan. Cewek itu melepas helm dan menyerahkannya. "Buruan Sel."

Asel yang sedang menyelempangkan tasnya menggerutu, "iya iya."

Ah iya, mungkin ada yang lupa, Asel ini sepupu Livia yang pernah dibahas Bian beberapa waktu lalu.

"Yuk!" ajak gadis berambut ikal itu. Mereka melangkah masuk dan mendapati kerumunan sudah lumayan terisi penuh. Pantas aja sih, open gate dijadwalkan jam 15.00 tapi mereka datang jam 15.10.

Tiba-tiba Livia menarik tangan Asel saat mereka sedang berjalan mendekat menuju kerumunan. "Liv, mau kemana?" tanya Asel melihat gadis didepannya malah berbelok ke arah bazar stan makanan.

Livia tidak menjawab, tapi setelah gadis itu menghampiri seorang cewek jangkung dengan cowok di sampingnya, Asel akhirnya mengangguk mengerti jika Liv hendak menyapa mereka.

Tapi tunggu dulu. Cowok berbadan titan ini ... Asel merasa tidak asing.

"Pacaran mulu!" seru Liv.

"ASKDCGABV—ngagetin aja lo, Liv!"

"Hahahaha," Livia hanya tertawa melihat reaksi Athar. Kemudian ia beralih pada Diandra yang melambaikan tangannya.

"Kok malah pada disini sih?" tanya Livia heran melihat mereka santai ditengah yang lain sibuk berburu spot terdekat ke arah panggung.

"Ni manusia kelaparan, makanya kita jajan dulu," jawab Diandra menunjuk Athar yang nyengir di sebelahnya. Ia kemudian membuang bungkus makanannya yang telah habis ke dalam tong sampah dan menerima botol minum yang tutupnya sudah dibukakan oleh Athar.

"Yang lain mana?"

"Gak tau deh," jawab Diandra jujur. Karena salahnya mereka gak janjian akan datang dan berkumpul dimana, akhirnya malah terpencar seperti sekarang.

"Eh btw, kenalin ini Asel. Sepupu gue," celetuk Livia bergeser sedikit membuat eksistensi Asel terpampang di hadapan kedua temannya.

Dalam hati Asel menggerutu, dari tadi kek. Tapi tak urung ia menarik senyum manis dan menyondorkan tangannya. "Asel."

BE WITH ME | wolfiebear [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang