-
Girls day out.
Kira-kira begitu yang dikatakan Diandra tadi malam.
Sebenarnya besok ujian. Tapi bukannya berkutat dengan buku, cewek itu malah mengajak main di akhir pekan ini. Alasannya sih cukup simpel, refreshing dulu sebelum besok bertempur dengan segala macam soal yang mungkin membuat kepala berasap. Jadi ya, Livia iyain aja. Lagipula dia bukan tipe ambisius, orang tuanya tidak pernah menuntut lebih perihal nilai. Jadi ia lebih santai.
Setelah lama berkutat di kamar, akhirnya dia keluar dengan pakaian sederhana. Hanya atasan kaos dan rok span denim se-betis. Itu saja, tapi entah kenapa di tubuh Livia pakaian simple itu terlihat menarik. Liv sepertinya memang punya bakat memadu padankan pakaian. Diandra bahkan sampai memujinya.
"Widih, outfit lo kece banget Liv," ujarnya saat Livia masuk ke dalam mobil Diandra yang datang menjemput. Livia hanya merespon dengan tawa ringan.
"Eh coba liat, ada store make up baru buka. Gila! Diskon 45%," heboh Radhea.
Iya, mereka tidak hanya berdua saja. Sedari tadi ada Rai dan Radhea yang sudah lebih dahulu duduk di kursi belakang.
Yall, they're already become a besties. Mana mungkin Diandra hanya mengajak Liv saja. Lagipula keluar bersama mereka pasti lebih ramai dan seru.
"Mana liat," sahut Diandra yang sedang menyetir.
Radhea langsung mendekat ke depan dan menyondorkan ponsel miliknya.
"Oke juga, pada mau ke sana dulu gak?" tanyanya.
"Ayok!" jawab mereka kompak. Mana mungkin mereka menyia-nyiakan hal seperti itu.
-
Langit berubah menjadi berwarna jingga. Tidak terasa, hari sudah beranjak sore. Mungkin saking asiknya, mereka sampai lupa waktu.
Yah, seperti judulnya sih. Girls day out. Semua hal yang berbau perempuan sudah mereka lakukan sedari siang, seperti shopping, pergi ke salon atau hanya sekedar berfoto-foto.
Tapi sepertinya Diandra belum puas, gadis itu kini mengajak pergi karoke yang langsung direspon antusias oleh Radhea. Rai juga sih, meskipun daritadi mengeluhkan kakinya yang sakit karena terlalu lama mengelilingi mall, dia tetap semangat berkata 'ayo!'.
Sangat berbeda dengan Livia yang ngikut aja karena badannya sudah lemas.
"GUE GUE!!" heboh Radhea langsung merebut remote di tangan Diandra. Cewek itu langsung mencari lagu yang akan dinyanyikan nya malam ini.
Selesai memilih, layar langsung menampilkan video musik grup K-Pop, Blackpink.
"Buset, kayak bisa aja lo nyanyi korea," cibir Diandra.
"Lah gak tau dia, Rai," adu Radhea pada Raia. Ia geleng-geleng kepala lalu melempar satu mic lagi pada sahabatnya itu. "Tangkap!"
"Monyet, ngagetin aja lo!" gerutu gadis berponi itu. Untung tangannya cekatan menangkap mic yang melayang itu. Jika tidak, mungkin kepalanya lah yang akan jadi korban.
"Let's go!"
"Kick on the door, waving the coco ..."
Gadis dengan suara cempreng itu dengan pedenya menyanyi, meski di bagian lirik korea hanya terdengar kalimat tidak jelas karena dirinya hanya berkata asal. Radhea bahkan memakai kacamata hitamnya, berlagak seolah dirinya adalah Jennie Kim, si idola.
Sama dengan Radhea, Rai juga ikut bernyanyi, bergantian dengan sahabatnya. Tapi satu yang berbeda, pelafalan liriknya lebih bagus.
Livia sih hanya bergumam mengikuti sambil memainkan kecrek, ia cukup tahu lagunya karena sepupunya —Asel— juga salah satu penggemar grup itu. Jadi telinganya tidak asing dengan lagu-lagu K-Pop.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH ME | wolfiebear [END]
Fiksi PenggemarDua orang yang tiba-tiba dekat, padahal gak akrab dan gak pernah ngobrol selama sekelas. ft. 04L & 05L