33

644 100 7
                                    


-


Kurang dari dua jam, rombongan sekolah mereka kini sudah mendarat di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Dengan selamat tentunya.

Saat ini kegiatan dilanjutkan dengan pertemuan guide dan pengalungan bunga untuk para siswa yang kini menjadi wisatawan.

Sebelum memulai tour, Livia dan semua siswa yang lain lebih dahulu makan siang di salah satu rumah makan dan dilanjutkan dengan berbelanja oleh-oleh.

Barulah, setelah itu perjalanan dilanjut dengan Pantai Kuta yang menjadi destinasi pertama.

Radhea langsung menarik tangan Rai tepat setelah bis berhenti. Membuat temannya itu misuh-misuh gak jelas karena merasa terburu-buru. "Bentar elah, gue pake dulu tas."

Barulah setelah itu mereka turun dari bis dengan wajah antusias Radhea yang tidak dapat disembunyikan. Bahkan ia lagi-lagi menarik tangan Rai, tidak sabar ingin melihat panorama pantai yang lebih jelas.

"Tunggu anjir ini si Liv belum turun," ucapnya menahan pergerakan temannya.

"Eh iya," sahutnya cengengesan.

Livia yang duduk di belakang bersama Agarish kemudian turun setelah beberapa lama kemudian. "Hei!"

"Akhirnya lo turun juga, ayok!"

Livia tertawa melihat Radhea yang sangat semangat. "Iyanih, kudu antri dulu keluarnya."

"Lo duduk sama si Aga lagi, Liv?" tanya Rai. Mereka berjalan beriringan bertiga.

Gadis berambut lurus itu mengangguk. "Iya, dia nyamperin lagi."

"Gapapa deh, biar lo ada temennya."

"Iya, btw gue masih kepikiran sama si Diandra deh," Livia mulai mencurahkan kekhawatirannya yang diangguki oleh Radhea juga.

"Ya sama lah. Tapi balik lagi, mungkin itu emang keputusan dia buat gak ikut, tanpa kita semua tahu penyebab sama alasannya dibalik itu apa. Jadi yaudah, daripada kita pikirin terus mending have fun aja. Orang terlanjur udah disini juga."

"Girls wanna have some fun~"

"Ye, elo malah nyanyi," sinis Rai mendengar lagu Forever Young dari Blackpink yang dinyanyikan Radhea.

"Hehehe."

Livia terkekeh. "Oke deh."

Setelah berjalan-jalan dengan dipandu oleh guide yang sangat ramah, mereka akhirnya berpencar. Seperti biasa, Livia hanya mengikuti Rai dengan Radhea yang masih sangat semangat. Bahkan Rai sampai misuh lagi perihal ia yang malah merasa jadi fotografer Radhea dibanding jadi wisatawan seperti yang seharusnya.

"Rai fotoin gue dong. Ambil side profil gua aja, jadi lo fotoin nya dari samping. Tapi air lautnya harus keliatan ya!"

KAN KAN.

"Iya cepet anjir, cape gue motoin lo terus daritadi!"

Rai masih menerima ponsel Radhea meski yang sekarang ia inginkan adalah duduk-duduk cantik di atas pasir sambil menunggu matahari terbenam. Katanya pantai ini memang mendapat julukan sunset beach atas pemandangannya yang menakjubkan saat matahari terbenam. Dan Rai tak sabar menantikan itu!

Radhea nyengir, lalu buru-buru melangkah agak menjauh untuk mendapatkan view terbaik. "Sabar ya, sunset nya masih beberapa menit lagi kok."

Ditengah drama duo poni itu—sebutan Agarish untuk Rai dan Radhea—Livia hanya tertawa sambil sesekali memotret pemandangan di depannya dengan ponsel. Ia kemudian memejamkan matanya, membiarkan indra pendengarannya saja yang berfokus pada suara ombak. Tapi kemudian seseorang tiba-tiba menarik pergelangan tangannya dan menjauh dari sana, membuat ia terkejut bukan main.

BE WITH ME | wolfiebear [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang